media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Sabtu, 11 Februari 2012

Home > > Hama padi tak terkendali, petani terpaksa panen dini

Hama padi tak terkendali, petani terpaksa panen dini

| NGAWI SINAR NGAWI | portal pemberitaan Ngawi|Berita Kabar Warta info NEWS terbaru seputar tentangMeski tidak merata, namun sebagian besar areal tanaman padi diwilayah Ngawi yang sedianya dua pekan mendatang diperkirakan panen nampak mengering akibat ulah serangan hama. Para petanipun terpaksa melakukan panen dini, dan berharap masih ada sisa yang bisa dimanfaatkan.

Dinas Pertanian Jawa Timur lewat bagian penanggulangan Hama dan Penyakit yang bertugas di Ngawi, Edi Suwarno memaparkan bahwa bila keadaan ini belum juga usai hinnga pertengahan bulan ini (Februari), maka akan mengarah pada Kejadian Luar Biasa (KLB).

Namun, masih menurutnya, keadaan serangan hama kali ini belum mengarah pada tahap Gagal Panen. “Meski itu juga tak menutup kemungkinan. Namun yang jelas untuk musim tanam padi masa ini jelas terjadi penurunan hasil produksi padi baik kwalitas maupun kwantitasnya itupun hanya terjadi disebagian wilayah saja.” telaahnya.

Kebingunan para petani yang menyebar di 19 Kecamatan se Kab. Ngawi memang masuk akal. Misalkan diwilayah Kecamatan Kedunggalar terlihat petani lebih baik memanen padinya lebih awal ketimbang penyakit akan menyerangnya.

“Yang jelas resikonya harga gabah menurun karena kwalitas gabah jauh dari normal,” ungkap Sarjono, salah satu petani.

Menurutnya, beberapa jenis hama padi yang menyerang ternyata beragam dan berlainan meski hanya beda lahan garapan. Kemudian Edi Suwarno mengingatkan, bahwa Musim yang extrim turut mendukung berkembang biaknya hama serta berdampak negatif bagi tanaman, “ Posisi yang ngetren disaat ini saya kira ada 4 macam jenis Hama maupun penyakit.” Paparnya merinci antara lain, 1) Pyricularia oryzae (Busuk Leher), 2) Helminthosporium (Hawar Daun), 3) Santo Monas (Kresek) sertayang terakir Wereng Batang Coklat (WBC).

Langkah-langkah guna menekan bertumbuh-kembangnya hama ini, bagi tanaman padi yang menginjak umur 35 hari supaya mulai mengatur suhu dan kelembaban dengan cara memberikan pengairan secara berkala. ”Sedang untuk yang telah berumur 50 hari supaya membuat parit diareal persawahan dengan jarak 1 meter.” katanya.

Jenis obat-obatan yang tepat, juga menjadi perhatian Edi Suwarno, agar petani bisa meminimalisir kerugian akibat ulah hama yang menyerang tanaman padinya dengan tepat.

Seperti untuk hama jenis hawar daun serta busuk leher (potong peher) adalah merupakan hama jamur (Fungi) sehingga dalam menghambat perkembangannya diperlukan fungisida. Lain lagi dengan serangan akibat ulah serangga penggangu semisal wereng batang coklat (WBC) maka perlu disemprot dengan insektisida.

Sedangkan bakterisida adalah sejenis racun yang mampu menekan pertumbuhan bakteri, termasuk Santo Monas atau lazim disebut hama kresek.

”semua harus dilakukan dengan tepat, agar memberikan hasil yang maksimal. Dengan cara kenali jenis haman dan lakukan penyemprotan yang diulang satu minggu sekali sampai umur 75 hingga 80 Hari.” Jelas Edi Suwarno. (pr)

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda