media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Minggu, 23 Juni 2013

Home > > Pasca BBM Nik, Gas Elpiji 5Kg Tembus Kisaran Tujuh Belas Ribu

Pasca BBM Nik, Gas Elpiji 5Kg Tembus Kisaran Tujuh Belas Ribu

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) pada pekan ini ternyata berdampak langsung terhadap kebutuhan pokok lainya. Dapat di informasikan khususnya untuk daerah pelosok wilayah kabupaten Ngawi, harga Gas elpiji ukuran 5 Kg tembus hingga 17 Ribu Rupiah.

Masih dari pantauan media langsung ke lapangan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat seperti daging, telur, cabai, bawang, dan minyak. Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak Jumat lalu boleh jadi rakyat menjerit.

Seperti dipasar besar Ngawi contohnya, cabe rawit dan cabe keriting sebelumnya hanya dijual dengan kisaran harga Rp 25 ribu per kilogramnya kini naik cukup signifikan Rp 32 ribu per kilogram.

Namun untuk harga daging sapi masih stagnan masih bertengger di angka Rp 87 ribu sampai Rp 90 ribu setiap kilogramnya. “Ya, gimana lagi barang-barang lainya ikut naik secara bareng kayak kawan akrab saja,” terang Suti’ah, salah satu pedagang sayur mayur pasar besar Ngawi, Minggu (23/6).

Hal yang sama juga terjadi di pasar Jogorogo, para pembeli umumnya sangat mengeluhkan atas kenaikan harga telur kini mencapai Rp 19.500, naik Rp 4.500 dari sebelumnya Rp 15.000 per kilogram.

Telur ayam kampung pun mengalami kenaikan dari Rp 1.400 menjadi Rp 1.700 per butir. Sedangkan telur puyuh dari Rp 26.000 menjadi Rp 28.000 per kilogram.

“Dengan kenaikan beberapa barang kebutuhan pokok tersebut membuat kita selaku rakyat ini jelas menjerit apalagi saat ini menjelang bulan puasa,” ujar Dyah Laras, seorang pembeli di pasar Jogorogo. Nasib rakyat yang terus tercekik dengan kebijakan pemerintah pasca kenaikan BBM tidak urung hanya menjadi kepanikan tanpa solusi.

Hingga dua hari terakhir kenaikan juga terjadi pada gas elpiji untuk ukuran 3 kilogramnya dipatok seharga Rp 16 ribu yang sebelumnya Rp 14 ribu. Sedangkan gas elpiji tabung berukuran 12 kg dijual Rp 83 ribu per tabung, padahal sebelumnya hanya Rp 80 ribu per tabung.

Sementara dari pengakuan beberapa warga di Kecamatan Paron dalam menyikapi Bantuan Langsung Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi pemerintah terhadap keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Namun, rata-rata mengaku tak menyetujui keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, karena kenaikan itu membuat harga kebutuhan juga naik.

“Saya kira apapun alasanya kenaikan BBM hanya membuat rakyat menderita meskipun ada BLSM yang dimaksud itu dan yang terpenting kepada pemerintah jangan khianati hak rakyat,” tegas Zarkoni. (pr)

Berita Terkait



1 comments:

Anonim mengatakan...

Kenaikan harga2 sembako tsb baru awal, nanti menjelang puasa dan hari raya harga tambah merangkak naik lagi.
Lengkap sudah derita rakyat kecil khususnya para petani di wil kab ngawi, panen gagal, BBM naik, harga2 kebutuhan naik, belum lagi menghadapi tahun ajaran baru. Bagi yg menerima BLSM, rasanya tak sebanding jumlah yg diterima dng kenaikan harga tsb, belum lagi penerima BLSM pasti banyak yg tdk tepat sasaran karena masih memakai data lama.(yanto bulak cepit widodaren)

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda