media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Sabtu, 25 Januari 2014

Home > > Curah Hujan Meningkat, Tanah Labil Lereng Lawu Rawan Longsor

Curah Hujan Meningkat, Tanah Labil Lereng Lawu Rawan Longsor

 Beberapa perumahan warga di Desa Umbulrejo, Kec Jogorogo, Ngawi lokasinya tepat dikaki bukit Gunung Lawu

NGAWI™ Perasaan miris itulah yang dirasakan sebagian warga yang tinggal di lereng sisi utara perbukitan Gunung Lawu. Mereka sangat khawatir terjadinya longsor menyusul hujan yang terjadi akhir-akhir ini makin meningkat. Ciutnya nyali ini bukan tanpa alasan apalagi dalam 10 hari belakangan hujan justru terjadi secara terus-terusan.

Mayoritas yang merasakan kekhawatiran musibah ini terjadi pada warga di wilayah empat kecamatan masuk wilayah Kabupaten Ngawi bagian selatan seperti Kendal, Jogorogo, Ngrambe hingga Sine. Sudarto (44) salah seorang warga Dusun Wajong, Desa Umbulrejo, Kecamatan Jogorogo menuturkan setiap kali hujan turun dirinya selalu merasa was-was. Hal ini disebabkan posisi rumahnya persis dibawah bukit yang kondisi tanahnya labil.

“Soalnya diatas bukit itu ada beberapa bongkahan batu besar yang penahanya berupa tanah dibawahnya sudah amblas diterjang longsor pada tiga tahun lalu ditambah ada gempa di daerah lain seperti Kebumen Jawa Tengah sana sehingga mirislah,” terangnya, Sabtu (25/01).

Meski demikian sebagai warga yang sudah menetap puluhan tahun di wilayah desa tersebut, Sudarto mengaku enggan pindah lokasi dengan alasan hanya memiliki sepetak tanah yang berada dibawah perbukitan tersebut. Disebutkan lagi, dalam beberapa tahun ini sejak longsor 2011 lalu dirinya keberatan terhadap alih fungsi lahan dilokasi perbukitan yang dijadikan areal pertanian oleh sebagian warga.

“Memang ada tanda larangan dari Perhutani untuk tidak mengolah lahan diareal hutan itu karena jelas kemiringan bukitnya lebih dari 40 derajat namun gimana lagi ada warga yang nekat menggarap,” kupas Sudarto.

Sementara menyangkut rawanya bencana tanah longsor dikawasan Ngawi selatan ini dibenarkan Eko Heru Tjahjono Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi. Bebernya, untuk menekan kekhawatiran warga pihaknya jauh lebih awal sudah memasang alat pendeteksi kerawanan longsor setahun lalu disejumlah titik.

Kilahnya karena keterbatasan anggaran hingga tahun ini yang terpasang baru satu unit di wilayah Kecamatan Sine itupun bantuan dari ESDM Propinsi Jawa Timur.
“Tetap kita upayakan semua wilayah yang rawan ambrolnya bukit dipasang alat pendeteksi namun tentunya dilakukan secara bertahap,” tegasnya.

Heru demikian sapaan akrabnya, alat pendeteksi longsor yang sudah terpasang tersebut memang sangat efektif untuk menekan korban bilamana terjadi musibah. Ungkapnya, alat itu akan berfungsi melakukan deteksi awal bila terjadi pergerakan struktur tanah yang berada disekitarnya dengan memberikan alarm berupa suara.(pr)

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda