media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Jumat, 04 April 2014

Home > > Kurang Tenaga Pengawas, Kasi Penmas Kemenag Ngawi Akui BSM Rawan Masalah

Kurang Tenaga Pengawas, Kasi Penmas Kemenag Ngawi Akui BSM Rawan Masalah

Daftar siswa lingkup kemenag yang menerima BSM

NGAWI™ Mumahad Wahib Kasi Pendidikan Madrasah (Penmas) Kemenag Ngawi, mengakui penyaluran Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) 2013 senilai Rp 11,7 miliar bagi siswa SD/MI dan SMP maupun Madrasah Tsanawiyah rawan masalah. Minimnya tenaga Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI), yang harus mengurisi lembaga di 19 kecamatan, jadi salah satu penyebabnya.

“Kurangnya tenaga. yang hanya 26 orang saja berpengaruh pada pengawasan serta program lewat Kemenag apalagi juga ada kendala masalah SDM pada mereka,” terangnya, Kamis kemarin (03/04).

Jelasnya, dengan keterbatasan PPAI ini akan berdampak langsung pada pola Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang bergulir kepeserta didik. Wahib, tidak menampik selama dua pekan terakhir telah terjadi kesalahan sistem pendisitribusian BSM tidak urung para wali murid dibuat kecewa.

Janjinya sebagai Kasi Penmas, Wahib akan memanggil kepada pihak sekolah yang ‘nakal’ terhadap BSM terlebih dengan sederet kasus ini cukup menampar citra lembaganya. Kasus tersebut dibuktikan pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sulursewu, Desa Teguhan, Kecamatan Paron diantara wali muridnya menuntut BSM untuk segera dibayarkan sebagaimana mestinya sesuai juknisnya.

Dan yang terakhir ini pada Selasa kemarin (02/04) terjadi aksi protes wali murid di MIN Bandem, Kecamatan Kendal. Sebagaimana yang terjadi pada MIN Bandem seharusnya 77 siswa mendapatkan BSM yang diserahkan secara langsung namun tercium gelagat indikasi dipermainkan pihak sekolah setempat.

Sesuai keterangan berbagai sumber dijelaskan MIN Bandem totalnya telah menerima Rp 13.860.000 dari APBN ditambah Rp 30.385.000 bersumber APBNP masing-masing dalam tahun 2013. Total BSM tersebut sebetulnya sudah diterima pihak MIN Bandem pada Desember 2013 akan tetapi sesuai kenyataanya ada 20 siswa sama sekali belum menerima BSM yang totalnya Rp 24 juta.

Karena merasa dicurangi sekitar 80 orang wali murid melabrak Nurul Widyawati Kasek MIN Bandem dengan tuntutan untuk mengundurkan diri sebagai orang nomor satu di madrasah tersebut.

Salah satu wali murid yang enggan disebut namanya membeberkan selama ini sebagai wali murid merasa ditelikung pihak sekolah. “Masak kalau memang ada penyaluran BSM kenapa kami ini tidak diundang,” jelasnya.
Pewarta: Purwanto
Editor: Kuncoro


Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda