media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Senin, 20 November 2017

Home > > Terjatuh Saat Kerja, TKI Asal Kedungputri Ngawi Meninggal Di Malaysia

Terjatuh Saat Kerja, TKI Asal Kedungputri Ngawi Meninggal Di Malaysia

TKW Kedungputri Ngawi

SINAR NGAWI™ Paron-Kabar duka terjadi lagi dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI ) atas nama Muji Suyitno (38) warga Dusun Krajan, Desa Kedungputri, Kecamatan Paron, Ngawi meninggal di Malaysia. Jumadi kakak ipar korban mengatakan, korban meninggal akibat terjatuh saat bekerja dibagian konstruksi bangunan di Johor, Malaysia pada Sabtu (18/11), sekitar pukul 12.00 waktu setempat.

“Kabar duka ini kami terima setelah Yanti istri korban yang bermukim di Batam telepon pada kita mengabarkan tentang meninggalnya adik ipar saya ini. Dalam telepon itu tidak diterangkan secara jelas hanya jatuh saat bekerja itu saja,” terang dia.

Tambahnya, setelah dipastikan korban yang merupakan anak kedua dari lima bersaudara itu meninggal pihak keluarga dirumah langsung mempersiapkan proses pemakaman di TPU terdekat di Desa Kedungputri.

Dipastikan pada Senin ini, (20/11), jenasah Muji Suyitno diterbangkan dari Johor, Malaysia dan mendarat di Bandara Adi Sumarmo Solo pada pukul 18.00 WIB dan baru sampai di rumah duka dua jam kemudian.

Terkait kejadian nahas dialami korban kata adiknya Riza Juliantoro merupakan pukulan berat bagi keluarganya di rumah. Mengingat hampir 16 tahun lebih Muji Suyitno tidak pulang kampung di Dusun Krajan untuk sekedar menjenguk kedua orang tuanya.

Bahkan korban menikah pun keluarganya di rumah hanya tahu melalui kontak telepon sekitar 2 tahun lalu.

“Dari pertama merantau kakak saya (Muji Suyitno-red) tidak pernah memberikan kabar bahkan sempat hilang kontak sekitar 15 tahun. Tahu-tahu dia mau menikah dengan Mbak Yanti dari Batam itu iya dari telepon jadi tidak pernah pulang ke rumah sini,” jelas Riza Juliantoro.

Dengan adanya kabar duka tersebut terutama pihak ibunya Kasmini langsung shock berat . Beber Riza, selama ini dari keluarga besarnya yang paling dekat dengan korban memang ibunya.

Karena lama ditinggalkan, korban sering melakukan kontak telepon via video call dengan sang ibu meskipun wajahnya sudah banyak mengalami perubahan.

“Sampai sekarang pun seperti apa Mbak Yanti keluarga di sini belum tahu juga. Korban dari pernikahanya itu dikaruniai seorang anak. Sayang, sebelum meninggal korban sempat kirim uang untuk biaya selamatan neneknya dirumah baru sekitar empat atau lima hari lalu,” pungkasnya Reza.
Pewarta: Kun/pr
Editor: Kuncoro


Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda