media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Sabtu, 12 Mei 2012

Home > > Ngawi Bobrok Ataukah Sebaliknya

Ngawi Bobrok Ataukah Sebaliknya

| NGAWI SINAR NGAWI | portal pemberitaan Ngawi|Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |Membahas soal Ngawi yang katanya "Ludes" mungkin, bisa dikatakan benar demikian juga malah sebaliknya ataukah hanya sebatas retorika dari oknum tertentu yang berangkat dari kekecewaan baik politik bahkan posisinya dalam tingkatan birokrasi Ngawi terganjal.

Lepas dari unsur semua permasalahan yang ada, jauhkan rasa menghakimi terhadap perjalanan kinerja era pimpinan Ir Budi Sulistyono-Ony Anwar ST sesuai kenyataan yang ada mendasar temuan Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) yang mengatakan APBD Kabupaten Ngawi telah ludes 73 % untuk kebutuhan belanja PNS, maka fakta tersebut bisa dijawab benar.

Kemudian temuan Fitra tersebut bisa bermuara pada pertanyaan yang cukup logis, terus bagaimana nasib rakyat Ngawi yang bukan PNS yang hanya kecipratan 27 % APBD. Padahal dalam kontek pembahasan APBD setiap tahunya yang digelar di gedung wakil rakyat yang katanya sebagai "Dewan Terhormat" selalu menggembar - gemborkan untuk rakyat. Sedemikian parahkah keberadaan Ngawi saat ini bilamana dilihat dari sisi APBD nya ?

Namun demikian, ditengah gencarnya pressure dari oknum tertentu terhadap pemegang kebijakan tertinggi Kabupaten Ngawi, Ir Budi Sulistyono, tetapi roda pemerintahanya tetap terlihat berjalan sesuai pada kanalnya. Apalagi perjalanan tersebut bukan dikata ringan ditengah hempasan publik yang mengarah mosi tidak percaya dan bagaimana sebetulnya konsep yang dibawa Kanang (panggilan akrab Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono-red) dalam menjalankan laju pemerintahanya untuk membuktikan bahwa dia "bisa" mengerti rakyatnya.

Yang paling menarik untuk disimak, dilihat dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi secara umum memang berada dibawah pertumbuhan makro ekonomi Propinsi Jawa Timur. Kenyataan yang demikian ini harap dimengerti semua pihak, karena perekonomian Propinsi Jawa Timur didominasi dari sektor perindustrian sedangkan Kabupaten Ngawi hanya dapat ditunjang dari sektor pertanian saja. Memang pada umumnya pertumbuhan sektor industri lebih cepat dibandingkan sektor pertanian. Sepertinya sektor perindustrian sangat rentan terjadinya dampak buruk akibat krisis global yang terjadi pada 2008, sehingga Propinsi Jawa Timur mengalami keterlambatan laju perekonomianya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi yang ditunjang dari sektor pertanian boleh dibilang cukup kebal terhadap dampak dari krisis global.

Realitanya, meskipun penanggulangan kemiskinan masih pasang surut hal ini dapat dilihat dari data strategi BPS yang menunjukkan bahwa angka kemiskinan dari tahun selalu bergerak naik-turun (fluktuaktif). Pada tahun 2005 tingkat kemiskinan di Kabupaten Ngawi mencapai 19,52% kemudian pada tahun 2006 turun menjadi 19,10 % sebelumnya akhirnya naik kembali menjadi 22,51 % pada tahun 2007 akibat dampak negatif kenaikan BBM. Angka tersebut secara komperhenship dapat ditekan melalui ide Kanang lewat program kerakyatan yang berbasic dari sumber daya Kabupaten Ngawi.
Segala program unggulan telah disiapkanya menuju Ngawi maju selangkah lebih baik seperti program Mbangun Deso serta pengurusan Akta Kelahiran,KK dan KTP digratiskan, pelayanan dasar kesehatan bebas restribusi, sertifikat tanah gratis untuk keluarga miskin, bedah rumah, peningkatan ketahanan pangan daerah, peningkatan produktifitas dan kualitas pertanian, peningkatan produktifitas dan Kualitas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM).

Dengan demikian untuk mewujudkan sinergitas program yang dibangun Kanang sangat diperlukan langkah mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat serta aparat pemerintahan Ngawi dalam melayani publik dan pembangunan. Dikaji dari keterpurukan Ngawi sendiri dalam satu tahun yang lalu dimana semua pihak dibayang-bayangi dampak devisit anggaran 72 miliar. Gayung pun bersambut dengan menelaah dampak buruk dengan rencana pemerintah Kabupaten Ngawi untuk melakukan pinjaman daerah sekitar 40 miliar, sebetulnya kebijakan tersebut merupakan langkah gelap bagi pemerintah daerah sendiri.

Nah, upaya terus dilakukan untuk menekan anggaran sampai pada level tersebut dengan melakukan langkah penghematan anggaran diberbagai sektor sehingga rencana pinjaman daerah sebesar itu tidak urung hanya menjadi sebuah wacana saja. Namun demikian, langkah Kanang dalam membangun Ngawi tidak lepas dari peran keseluruhan elemen yang berada di Ngawi,Pemerintah Kabupaten bersama DPRD dan segenap elemen penyelenggara pemerintahan tentu berusaha sekuat tenaga memberikan layanan terbaiknya, yang menjadi muara semua itu adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, meningkatnya PAD, berkurangnya angka kemiskinan, terbukanya kesempatan dan peluang kerja, meningkatnya Indek Prestasi Manusia serta terwujudnya masyarakat yang sejahtera. (pr)

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda