media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 03 November 2024

Kunker Perdana di Ngawi, Wapres Gibran Sambangi Benteng Pendem Van Den Bosch

Kunker Perdana di Ngawi, Wapres Gibran Kunjungi Benteng Van Den Bosch

SN-Media™ Ngawi - Dalam agenda kunjungan kerja (Kunker) pertama semenjak menjabat sebagai wakil presiden RI, Gibran Rakabuming mengunjungi benteng Van Den Bosch di Ngawi, Minggu (03/11/2024).

Wapres Gibran yang meninjau langsung bangunan bersejarah yang berlokasi di dalam kota Ngawi, didampingi langsung oleh PJ Gubernur Jatim Adhy Karyono, PJs Bupati Ngawi Tiat S. Suwardi, serta Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi Mokh. Sodiq Triwidiyanto dengan pengamanan yang sangat ketat.

Selain melakukan peninjauan langsung, Wapres Gibran juga menyempatkan diri menyapa masyarakat Ngawi, sembari membagikan susu, peralatan sekolah, dan kaos kepada warga yang menyambut. Yang menarik lagi, ia juga memberikan kesempatan kepada warga untuk berswafoto. 

Dapat diinformasikan, benteng Van Den Bosch atau benteng pendem, bahwa proses restorasi merupakan gagasan dari mantan presiden Joko Widodo. Sedangkan bangunan bersejarah tersebut direstorasi pemerintah pusat melalui kementerian PUPR dengan nilai Rp 114 miliar dari anggaran APBN. 

Disinggung mengenai aksesibilitas untuk masyarakat, baik dari harga tiket masuk maupun fasilitas yang tersedia, jelang diresmikannya benteng pendem tersebut, PJ Gubernur Jatim berjanji ada kemudahan bagi masyarakat umum untuk berkunjung di area benteng pendem. 

"Pastinya, masyarakat umum diberi kemudahan, supaya bisa menikmati bangunan yang penuh sejarah ini," pungkasnya. Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp  

Pewarta: TiM
Editor : Asy
Foto : NL
Copyright : SNM


Sabtu, 02 November 2024

Fiore, Band Emo Jombang, Fiore Rilis Single Baru When The Seasons Change

Fiore, Band Emo Jombang, Fiore Rilis Single Baru  When The Seasons Change

SN-Media™ Jombang – Setelah album perdana Tell A Story yang rilis 2022 lalu dan single "Termala" pada 2023, Band emo asal Jombang, Fiore kembali merilis single terbaru "When The Seasons Change".

Fajar Ikhsani (Vocal/Guitar), Tomy DC (Guitar), Dhani (Guitar), Afandi Bakir (Vocal/Bass), Umar Faruq (Drum) kembali menyelami tema depresif dalam lagu ini. Namun, kali ini bukan dari perspektif sepasang kekasih, melainkan dari perspektif keluarga muda. 

Single "When The Seasons Change" ini bertema kisah yang awalnya penuh harapan namun berakhir duka, di mana harapan-harapan yang banyak tadi kini tersisa tinggal satu dan harus dijaga dengan baik. Kisah ini juga terinspirasi dari pengalaman teman dekat Fiore. 

"Kisah ini berawal ketika pasangan suami istri muda mulai mendapatkan harapan mereka satu per satu terwujud. Namun, ketika sang suami berharap menjalani cita-cita bersama, ternyata sang istri tidak bisa ikut menemani karena meninggal setelah melahirkan," kuak Faruq. 

Artwork dari single "When The Seasons Change" juga sejalan dengan kisah lagu tersebut, di mana terhampar bunga-bunga bertebaran di antara sosok laki-laki dan anak kecil. "Salah satu harapan pasangan tersebut tergambar di dalam artwork sebagai bunga-bunga yang bertebaran yang mencerminkan harapan-harapan yang telah mekar, dan harapan terbesarnya adalah anak," lanjut Faruq. 

Single "When The Seasons Change" yang terpilih sebagai single jagoan untuk album mendatang dari Fiore ini juga adalah track terakhir dari album tersebut. Dengan pendekatan musikal berbeda, kali ini Fiore menambah nuansa nelangsa lagu tersebut dengan sebuah ending antiklimaks. 

"Single ini juga banyak elemen repetisi, part yang diulang-ulang terus, yang menggambarkan selama perjalanan, diharapkan rutinitasnya berakhir bahagia, ternyata antiklimaks," tutur Faruq. 

Proses produksi "When The Seasons Change" dimulai pada April 2024, bersamaan dengan produksi lagu-lagu lain yang akan hadir di EP mendatang. Single ini diproduksi oleh Fiore dengan lirik ditulis oleh sang vokalis Fajar Ikhsani, direkam oleh Fajar Ikhsani dan Yudysfianda di MDuabelas Studio (@mduabelasstudio_). Untuk sound engineer yang menangani mixing dan mastering lagu ini, Fiore memilih Winaldy Senna, sedangkan untuk pengerjaan artwork album oleh @Every.day.hate. 

Bagi penggemar emo yang juga menyukai 2nd wave emo ala The Gloria Record, Mineral, atau Elliott, bahkan penggemar Last Child, single ini sangat bisa dimasukkan ke playlist. Single "When The Seasons Change" dari Fiore ini segera hadir di semua DSP pada 31 Oktober 2024.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp  

Rilis: alfan
Editor : Asy
Foto : Fiore Official Band
Copyright : SNM


Jumat, 01 November 2024

Bagas Qolbu Cetta, Siswa SMAN 1 Ngawi Berkesempatan Mengikuti University Trip di Singapura

Bagas Qolbu Cetta, Siswa SMAN 1 Ngawi Berkesempatan Mengikuti University Trip di Singapura

SN-Media™ Ngawi - Bagas Qolbu Cetta adalah siswa kelas XII SMAN 1 Ngawi yang akan mengikuti program pertukaran pelajar trip kampus ke NUS dan NTU di Singapura. Ia merasa tertarik untuk mengikuti program trip kampus ke Singapura karena memiliki motivasi dan keinginan yang tinggi untuk kuliah di kampus impiannya, yakni NUS.

Dalam trip kampus ini, Bagas akan melaksanakan trip ke dua kampus besar di Singapura, yakni NUS dan NTU. Program ini dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 4 November 2024. Bagas mengatakan bahwa kegiatan selama di sana, selain melaksanakan trip kampus, ia juga akan mengikuti lomba yang akan dilaksanakan di NUS. 

“Lombanya semacam COC lah, Bu,” ujarnya saat bercerita pada seorang guru bahasa Indonesia. “Saat di sana, kami akan dibentuk tim untuk melakukan ide bisnis,” lanjutnya kemudian. 

Ia juga bercerita bahwa berawal dari mengikuti sebuah pameran beasiswa di Surabaya, ia merasa tertarik pada penawaran program pertukaran pelajar dari sebuah platform Ruang Guru. Bagas merasa tertantang untuk ikut serta dalam program tersebut karena merasa, selain memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan studi ke luar negeri, ia juga merasa memiliki skill komunikasi yang lumayan baik. 

Baginya, tantangan terbesarnya adalah dirinya sendiri. Trip ini adalah perjalanan pertamanya tanpa orang tua ke luar negeri. Tentu saja, ia juga memiliki target yang cukup jelas dalam mengikuti program ini, yakni memenangkan lomba yang dilaksanakan di NUS dan merupakan bagian dari program ini. 

Dalam pertemuannya dengan Kepala SMAN 1 Ngawi, Bagas menceritakan bahwa tentu saja ia akan merasa bangga apabila nantinya setelah adanya program ini, ia akan membagikan pengalaman perjalanan ini untuk adik-adiknya. 

Di sela-sela pembicaraan itu, Kepala SMAN 1 Ngawi, Dr. Tjahjono Widyanto, M.Pd., memiliki pesan khusus untuk Bagas, yakni oleh-oleh berupa pengalaman yang akan ditularkan pada sekolah, rekan, serta adik kelasnya, serta agar bisa memberikan motivasi yang besar untuk siswa SMAN 1 Ngawi ke depannya.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp 

Pewarta: Rilis SMAN 1 Ngawi
Editor : Asy
Foto : Dok SMAN 1 Ngawi
Copyright : SNM


Kamis, 31 Oktober 2024

Wujudkan Wilayah Bebas Halinar, Lapas Kelas IIB Ngawi Musnahkan Barang Bukti Razia

Wujudkan Wilayah Bebas Halinar, Lapas Kelas IIB Ngawi Musnahkan Barang Bukti Razia

SN-Media™ Ngawi – Untuk mewujudkan wilayah bebas dari handphone, pungutan liar, dan narkoba (Halinar), Lapas Kelas IIB Ngawi melakukan pemusnahan barang bukti hasil razia kamar hunian. Kegiatan ini adalah langkah nyata untuk menjaga keamanan dan ketertiban di dalam lapas, serta menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi para penghuni, Kamis (31/10/2024).

kegiatan diawali apel pagi Kertempat di Lapangan setempat, dilanjutkan dengan pemusnahan barang hasil razia, termasuk handphone. Seluruh handphone yang disita dihancurkan dengan palu dan kemudian dimasukkan ke dalam bak air. Serta barang-barang terlarang lainnya, seperti kabel charger, peralatan elektronik, dan berbagai barang yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam lapas, juga dimusnahkan. 

“Hari ini, kita bersama-sama melakukan pemusnahan barang bukti hasil razia yang tidak diperkenankan berada di dalam Lapas. Razia pada kamar blok hunian WBP dilakukan secara berkala dan insidentil, dan pemusnahan ini merupakan hasil dari enam bulan terakhir pelaksanaan razia rutin dan insidentil.” ujar Kalapas Ngawi Siswarno. 

Dalam kesempatan yang sama, Kalapas Siswarno kembali menekankan pentingnya seluruh jajaran untuk meningkatkan pengawasan terhadap barang-barang yang masuk ke Lapas. Ia juga mengingatkan para petugas agar lebih teliti saat memeriksa barang yang akan masuk, karena kita tidak ingin ada hal-hal yang bisa merusak nama baik organisasi. 

Sementara, kegiatan ini ditutup dengan foto bersama, dan Kalapas Ngawi berharap semua jajarannya bisa segera melaksanakan Program 100 Hari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp  

Sumber Humas Lapas Ngawi
Editor : Asy
Foto : Dok HUm
Copyright : SNM


Rabu, 30 Oktober 2024

Cegah Inefisiensi, Konsolidasi Paket Pengadaan Diyakini Mampu Memaksimalkan Sumber Daya

Cegah Inefisiensi, Konsolidasi Paket Pengadaan Diyakini Mampu Memaksimalkan Sumber Daya

SN-Media™ Ngawi – Konsolidasi atau penggabungan sejumlah paket pekerjaan sejenis dalam pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan salah satu langkah strategis dalam mencegah inefisiensi atau pemborosan anggaran belanja pemerintah.

Hal ini dikatakan oleh Mamik Subagyo, Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kabupaten Ngawi, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/10/2024). 

Mamik menegaskan bahwa rekomendasi ini merupakan bagian dari masukan KPK yang berfokus pada Monitoring Control For Prevention (MCP). Jelasnya lagi, terkait konsolidasi paket pekerjaan sejenis bisa mencakup seluruh tahapan, mulai dari perencanaan, persiapan pengadaan, hingga pelaksanaan pekerjaan, dan akan membawa dampak efisiensi dalam penggunaan sumber daya, baik berupa waktu, tenaga, maupun biaya. 

“Pada dasarnya, sistem konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa adalah menggabungkan beberapa paket pengadaan barang maupun jasa yang sejenis, baik itu melalui pengadaan langsung maupun lelang,” jelasnya. 

Langkah ini diambil dengan harapan bahwa dalam pengelolaan anggaran bisa lebih optimal dan mengurangi potensi kebocoran atau penyimpangan yang dapat merugikan keuangan negara. Mamik juga menambahkan bahwa kolaborasi yang baik antar instansi akan sangat mendukung implementasi rekomendasi ini. 

“Dengan adanya konsolidasi ini, proses pengadaan barang dan jasa dapat berlangsung lebih transparan dan akuntabel, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung,” pungkasnya.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp 

Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : Dok SNM
Copyright : SNM


Selasa, 29 Oktober 2024

Sumpah Pemuda: Mengembalikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sebagai Perjuangan Budaya

Sumpah Pemuda: Mengembalikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sebagai Perjuangan Budaya

SN-Media™ Kata Pengantar – “Sumpah Pemuda sebagai tonggak penting bagi Bangsa Indonesia. Maka persolan kebudayan-kesenian tidak hanya milik seniman-sastrawan, demikian pula urusan politik dan pemerintahan juga tidak hanya monopoli politikus, eksekutif dan legislatif tetapi juga membuka pintu pemikiran dari seniman dan budayawan.”

Bagi manusia, membuat dan menciptakan simbol merupakan proses berpikir yang fundamental yang berlangsung sepanjang waktu. Proses simbolik terdapat pada semua tingkat peradaban manusia, dari yang paling sederhana sampai pada tingkat peradaban paling canggih, karena simbol pada dasarnya adalah hasil rekaman otak manusia atas pengalaman-pengalamannya, dan oleh otak, pengalaman-pengalaman tersebut dapat diterjemahkan menjadi simbol-simbol. 

Susanne K. Langer memilah simbol menjadi dua macam: simbol presentasional dan simbol diskursif. Simbol presentasional dengan spontan menghadirkan apa yang dikandungnya, misalnya: alam, pahatan, warna, dan sebagainya. Makna dari simbol ini ditangkap melalui hubungan antar elemen-elemen simbol dalam struktur keseluruhan. Sedangkan simbol diskursif merupakan simbol yang dalam penangkapannya memerlukan intelektual dan tidak secara spontan, tetapi berurutan. 

Simbol diskursif mempunyai sistem tertentu yang dibangun oleh unsur-unsur menurut aturan perhubungan tertentu sebelum memahami maknanya. Bentuk simbol diskursif yang paling lekat dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa. Sebagai sebuah simbol diskursif, bahasa mempunyai konstruksi yang tersusun menurut aturan sintaksis dan gramatikal tertentu. 

Dikatakan oleh Hayakawa bahwa bahasa adalah bentuk simbol yang paling canggih, paling halus, dan paling lengkap. Dengan bahasa, manusia mampu melakukan tiga hal yang sangat esensial dalam hidupnya. Pertama, dengan bahasa, manusia mampu berkomunikasi dengan sesamanya. Kedua, bahasa merupakan landasan utama pada makna gambaran mental internal manusia yang ditata dalam proses yang disebut berpikir. Dan ketiga, bahasa memungkinkan manusia terlibat dalam proses interaksi sosial, perubahan sosial, dan pembentukan cita-cita perubahan sosial dan budaya. Karena itu—meminjam istilah Ariel Haryanto—bahasa tidak hanya dibentuk dan ditentukan oleh sejarah sosial, tetapi juga membentuk dan menentukan sejarah sosial. 

Berkaitan dengan fungsi bahasa dalam proses interaksi dan perubahan sosial, bahasa menyimpan daya pembebasan dan revolusioner. Bahasa dan sastra sebagai anak kandungnya, selain mempunyai dimensi emasipatoris dan transformatif, juga harus dipahami sebagai sesuatu yang bersifat netral dan bebas nilai. Bahasa bisa menjadi jahat dan buruk kalau diarahkan sebagai media penindasan kesadaran manusia, baik secara terang-terangan atau tersirat, demikian juga sebaliknya. 

Sejarah mencatat bagaimana bahasa dimanfaatkan oleh berbagai rezim yang otoriter demi ambisi kekuasaan. Plato, konon pernah berkata, "Kalau penguasa menjadi otoriter, maka bahasa dapat menjadi kacau balau karena bahasa akan memanipulasi realitas sosial-politis." Pada situasi yang dikatakan oleh Plato tersebut, bahasa telah mengalami polarisasi yang sebenarnya tidak bermula dari bahasa itu sendiri, tetapi bersumber dari faktor eksternal, yakni realitas pergolakan sosial-politis. 

Pada masa awal pertumbuhan bahasa-sastra Indonesia, melalui Komisi Bacaan Rakyat yang kemudian menjadi Balai Poestaka, Pemerintah Kolonial Belanda mencoba meng-counter tumbuhnya "bacaan-bacaan liar" yang dapat membahayakan stabilitas pemerintahan dengan menerbitkan buku-buku dengan sensor yang lumayan ketat. Terbitlah roman-roman Balai Poestaka yang hampir semua mengangkat tema perlawanan kaum muda terhadap kaum tua atau akar tradisi lama. 

Tradisi lama dengan kawin paksa dan kaum tua yang dipresentasikan melalui sosok Datuk Maringgih—tua bangka, kejam, bopeng-bopeng, buruk rupa, dan buruk hati—dibandingkan bahkan dibenturkan dengan sosok Syamsul Bachri, modernitas muda yang gagah, tampan, dan penuh kobaran asmara. Pembaca pun terluka dan menitikan air mata bagi Syamsul Bachri. 

Pengkhianatan Syamsul Bachri dengan menjadi tentara penjajah yang memerangi rakyat kampungnya sendiri nyaris dilupakan pembaca, demikian pula heroisme Datuk Maringgih yang berani berhadapan dengan Belanda menjadi tak bernilai. Pembaca tergelontor perasaan romantisme sentimental sehingga melupakan "kesakitannya" sendiri yang hidup sebagai anak jajahan. 

Setelah era Balai Pustaka, macetnya perjuangan politik dan perjuangan melalui kekuatan militer membuat perjuangan kebudayaan melalui bahasa dan sastra dapat menjadi alternatif yang efektif. Sejarah kita mencatat, ketika perjuangan politik dan bersenjata macet, tercipta "persinggahan" kebudayaan antara para politisi dengan kalangan seniman-budayawan. 

Dalam pertemuan-pertemuan ini, para politisi bangsa mendapat penajaman dimensi budaya dalam langkah dan visi politik mereka, sementara para budayawan dan seniman memperoleh penajaman dimensi politik pada kerja dan visi budaya mereka. Lahirlah kesepakatan “Soempah Pemoeda” yang sebelumnya telah dicorongkan oleh M. Yamin dan Roestam Efendi melalui puisi-puisi mereka yang tak lagi berbicara Andalas sebagai tanah tumpah darahku tapi Indonesia tumpah darahku. 

Perjuangan politik dan kebudayaan melalui bahasa-sastra menemukan puncaknya dengan munculnya perdebatan untuk menggagas arah kebudayaan Indonesia yang dikenal sebagai “Polemik Kebudayaan”. Terjadi perdebatan dan diskusi yang cukup lapang antara kamum muda dan kaum tua. Tidak ditemukan lagi kaum tua dan tradisi yang dihujat seperti dalam Balai Poestaka. Kaum muda seperti Sutan Takdir Alisyahbana dan Armyn Pane dengan penuh semangat dapat berdebat panjang bahkan berpolemik dengan kaum tua seperti Ki Hajar Dewantoro dan Prof. Ngabei Poerbatjaraka dengan nyaman dan intelektual dalam bingkai semangat menuju kebudayaan baru Indonesia yang lebih baik. 

Keakraban antara politik dan kebudayaan masa itu dapat melahirkan berbagai representasi revolusi Indonesia dalam sastra yang kadang-kadang menampilkan perjuangan revolusi atau perjuangan bersenjata tidak “sesakti” dan “sehebat” cerita perjuangan dalam pelajaran sejarah. Maka dapat ditemui Guru Isa yang impoten dan penakut berhadapan dengan perang dalam Jalan Tak Ada Ujungnya Moctar Lubis. 

Dalam novel Keluarga Gerilya Pramoedya Ananta Toer dapat ditemui keluarga yang rumah tangganya hancur lebur dimana seorang anak dapat tega menghabisi saudaranya bahkan bapaknya demi masa depan yang lebih baik bernama Indonesia. Bahkan ketika pertempuran Surabaya berkobar-kobar, Idrus merepresentasikannya dengan nada parodi dan satire, dimana para pejuang digambarkan sebagai cowboy-cowboy yang memuja senjata, sok jagoan dan ceroboh. 

Namun penggambaran perjuangan bersenjata versi sastrawan ini tidak pernah memicu para pemuka militer atau politikus untuk gelap mata, melakukan pembreidelan dan membakar buku Idrus, keakraban politik dengan dunia seni budaya telah menumbuhkan pula sense kehalusan budi dan rasa. Pergaulan dunia politik, seni dan budaya yang akrab membuat ruang kritis dan nalar budi untuk terbuka lebih lebar. 

Waktu berlalu, kini sembilan puluh enam tahun setelah Sumpah Pemuda dan Polemik Kebudayaan, keakraban kalangan politik dengan kalangan budayawan makin lama kian merenggang. Dunia politik kian lama sepenuhnya menjadi urusan politik, sementara dunia seni diandaikan sepenuhnya menjadi urusan seniman dan budayawan. Hasil-hasil kesenian perlahan-lahan justru ditangani secara politis dan renungan-renungan budaya mulai dipolitisir. Tak pernah ada lagi pemuka-pemuka politik menulis kritis dan tanggapan terhadap kebudayaan atau karya seni, dan sebaliknya nyaris tak pernah ada lagi seniman atau budayawan datang kepada pemuka politik mengajukan kritik dan tanggapan politis. 

Kini sembari memperingati Sumpah Pemuda sebagai tonggak penting bagi embrio sebuah nation bernama Indonesia ini, betapa indahnya bila dapat diulang kembali sejarah manis yang pernah tercatat. Persolan kebudayan-kesenian menjadi milik bersama tidak hanya milik seniman-sastrawan tetapi juga milik politikus, eksekutif juga legislatif demikian pula sebaliknya urusan politik, pemerintahan tidak hanya monopoli politikus, eksekutif dan legislatif tetapi juga membuka pintu pemikiran dari seniman dan budayawan.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp 

Penulis adalah sastrawan dan kepala sekolah. Alumnus Program Doktoral Universitas Sebelas Maret Solo (UNS).Tinggal di Ngawi, Jawa Timur
Editor : ****
Foto : Ilustrasi


TJAHJONO WIDIJANTO Penyair Nasional dan Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini lahir di Ngawi, 18 April 1969. Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kab. Ngawi periode 202-2025. Menulis puisi, esai, dan sesekali cerpen di berbagai media nasional. Buku-bukunya berupa kumpulan puisi, kumpulan esai dan kritik sastra, esai sosial budaya, dan cerpen, terbit sejak tahun 1990 hingga sekarang. Diundang dalam berbagai acara sastra, a.l:, Cakrawala Sastra Indonesia (Dewan Kesenian Jakarta,2004), memberikan ceramah sastra di Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea Selatan (Juni, 2009), Festival Sastra Internasional Ubud Writters and Readers Festival 2009), Mimbar Penyair Abad 21 (DKJ, 1996), dll. Memperoleh Penghargaan Sastra Pendidik dari Badan Pusat Bahasa (2011), Penghargaan Seniman (Sastrawan) Gubernur Jawa Timur (2014) dan Penghargaan Sutasoma (Balai Bahasa Jawa Timur, 2019) Memenangkan berbagai sayembara menulis a.l: Pemenang II Sayembara Kritik Sastra Nasional Dewan Kesenian Jakarta (2004), , Pemenang Unggulan Telaah Sastra Nasional Dewan Kesenian Jakarta (2010), Pemenang II Sayembara Pusat Perbukuan Nasional (2008 dan 2009), Pemenang II Sayembara Esai Sastra Korea (2009), dll. Tinggal di Ngawi, Jawa Timur.


Senin, 28 Oktober 2024

KPU Ngawi Pastikan, Persiapan Logistik Pilkada Serentak 2024 di Ngawi Aman

KPU Ngawi Pastikan Persiapan Logistik Pilkada Serentak 2024 di Ngawi Aman

SN-Media™ Ngawi - Jelang pelaksanaan pilkada serentak 2024 pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Ngawi serta Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, KPU Kabupaten Ngawi memastikan ketersediaan logistik tidak ada kendala.

Samsu Mustakim, Ketua KPU Kabupaten Ngawi, dalam keterangannya kepada awak media, mengatakan bahwa untuk logistik pilkada pilbup di Ngawi yang sudah siap 100% adalah surat suara, sedangkan untuk surat suara untuk pilgub masih dalam proses. 

Namun demikian, estimasi sampai di KPU Kabupaten Ngawi yaitu pada 1 November 2024 mendatang. Lebih lanjut ditambahkan Samsu bahwa alat kelengkapan lainnya meliputi bilik suara, kotak suara, segel, tinta, dan alat mencoblos untuk tahap I atau pilbup juga sudah siap, sedangkan untuk alat kelengkapan pilgub masih proses, mulai dari persiapan, setting, sampai packing, diperkirakan bisa terselesaikan pada 16 November 2024. 

Sementara untuk pelipatan surat suara untuk Bupati dan Wakil Bupati, akan dilakukan pada 1-3 November 2024, dan pelipatan surat suara untuk Gubernur dan Wakil Gubernur akan dilakukan pada 4-6 November 2024. 

“Penyimpanan logistik sementara pilkada dilakukan di gudang Bulog di Keniten Kecamatan Geneng, sebagaimana dilakukan pada pelaksanaan Pilpres Februari 2024 yang lalu,” terang Samsu.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp  

Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : Dok SNM
Copyright : SNM


Minggu, 27 Oktober 2024

Disperkim Ngawi Klaim, Hingga Tahun 2024 Telah Menangani 1. 089 Unit RTLH

Disperkim Ngawi Klaim, Hingga Tahun 2024 Telah Menangani 1. 089 Unit RTLH

SN-Media™ Ngawi - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman atau Disperkim Kabupaten Ngawi mencatat ada 9.240 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Dari jumlah tersebut, saat ini sudah terealisasi sebanyak 1.089 unit di tahun 2024, sehingga masih menyisakan 8.151 RTLH yang harus mendapat perhatian dari Pemkab.

Kepala Perkim setempat, Maftuh Affandi, menjelaskan bahwa perbaikan RTLH ini bersumber dari berbagai program. Di antaranya adalah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dicanangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Dana Desa yang dialokasikan untuk memperbaiki kondisi rumah warga. 

Selain itu, program Rutilahu yang dilaksanakan oleh Kodim (Komando Distrik Militer) juga berkontribusi dalam mengatasi masalah RTLH. Tidak ketinggalan, Pemkab Ngawi juga turut ambil bagian dalam upaya ini. Pun dalam menuntaskan program RTLH, juga melalui bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari beberapa perusahaan. 

Dengan skema ini, perusahaan-perusahaan memberikan dukungan berupa bantuan material, seperti rangka atap, serta dana tunai yang masing-masing unit RTLH bernilai Rp 20 juta. Ini menjadi angin segar bagi warga yang tinggal di rumah tidak layak huni, karena mereka juga mendapatkan fasilitas tambahan berupa pemasangan meteran listrik secara gratis. 

Tak hanya berhenti di tahun 2024, pada tahun 2025 nanti, pihak Pemkab juga menargetkan 500 unit RTLH yang akan diperbaiki. Masing-masing penerima manfaat dari program ini diharapkan meningkatkan kualitas hidup melalui hunian yang layak. 

“Dengan berbagai sumber daya yang ada, termasuk dukungan dari masyarakat dan perusahaan, diharapkan permasalahan RTLH ini dapat teratasi secara bertahap. Melalui kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, diharapkan semua warga Kabupaten Ngawi dapat memiliki tempat tinggal yang layak, nyaman, dan aman. Ini bukan hanya sekadar perbaikan fisik, tetapi juga upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh,” ungkap Maftuh.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp  

Pewarta: TiM
Editor : Asy
Foto : Ilustrasi
Copyright : SNM


Sabtu, 26 Oktober 2024

Dinsos Ngawi Pastikan Segera Salurkan BLT Cukai Tahap Pertama Bagi 1.550 Penerima Manfaat

Dinsos Ngawi Pastikan Segera Salurkan BLT Cukai Tahap Pertama Bagi 1.550  Penerima Manfaat

SN-Media™ Ngawi - Mochamad Turnawan, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Ngawi, menyampaikan bahwa Pemkab segera menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahap pertama pada awal bulan November 2024.

BLT cukai diperuntukkan bagi masyarakat miskin dengan ekonomi terendah serta tidak menerima bantuan sosial lainnya. Pada tahap I ini disalurkan bagi 1.550 penerima manfaat dengan besaran masing-masing adalah Rp 600.000. 

Proses verval penerima bantuan ini telah dilakukan secara menyeluruh, dan Dinsos setempat bekerja sama dengan desa dan kelurahan di seluruh Kabupaten Ngawi untuk memastikan bahwa bantuan ini tepat sasaran. Kerjasama ini sangat penting agar data yang digunakan akurat dan mencerminkan kondisi riil di lapangan. 

Dengan keterlibatan pemerintah desa dan kelurahan, diharapkan semua penerima manfaat dapat diketahui dengan jelas dan tidak ada yang tertinggal, jelas dia. Lebih rinci dia menjelaskan bahwa penerima bantuan dilakukan berdasarkan kriteria tertentu, yaitu mereka yang benar-benar membutuhkan dukungan finansial dan bukan merupakan penerima bantuan sosial lainnya. 

“Hal ini untuk memastikan agar bantuan ini bisa menjangkau masyarakat yang paling rentan dan memberikan dampak yang lebih besar dalam mengatasi kesulitan ekonomi yang mereka hadapi,” jelasnya lagi. 

Dalam penyaluran BLT DBHCHT ini, Dinas Sosial juga menjamin bahwa prosesnya akan berlangsung transparan dan akuntabel. Langkah-langkah pengawasan akan dilakukan agar bantuan yang disalurkan benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang berhak. 

"Kami ingin memastikan bahwa bantuan ini digunakan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi penerima," tambahnya. 

Selain itu, dia juga mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam proses ini. Dan sekaligus menghimbau kepada warga yang merasa berhak namun belum terdaftar untuk segera melaporkan diri ke kantor desa atau kelurahan. 

“Dengan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan tidak ada yang terlewat dalam pendataan penerima bantuan ini,” pungkasnya.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Google News dan Chanel Whatsapp 

Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : Dok ***
Copyright : SNM