media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Senin, 14 Oktober 2013

Home > > Minim Anggaran, Terminal Kertonegoro Terancam Bangkrut

Minim Anggaran, Terminal Kertonegoro Terancam Bangkrut

Lelang LPSE Ngawi Pembangunan Terminal Kertonegoro Ngawi 2013

NGAWI™ Kondisi Terminal Kertonegoro Ngawi kini makin tak terurus. Beberapa bangunan serta akses keluar masuk terlihat rusak. Sepinya armada Bus yang singgah juga menambah buramnya terminal yang konon berstatus type A. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Ngawi mengakui, biaya perawatan tidak ada sama sekali.


Setelah ditelusuri dari berbagai informasi dilapangan justru berbalik terminal ini ada yang menyebutkan nilai biaya perawatan untuk setiap tahunya Rp 100 juta bersumber dari APBD Ngawi.

“Tidak mungkin kalau plafon anggaran perawatannya tidak ada, mestinya ada mungkin saja hanya pagunya kurang,” terang Supeno, Ketua Komisi III DPRD Ngawi, Senin (14/10)

Sebagai komisi yang membidangi anggaran, Supeno menambahkan akan memfasilitasi bilamana ada usulan menyangkut penganggaran untuk perawatan terminal dari Dishubkominfo.

Pihaknya mengakui budget anggaran perawatan sendiri sampai sekarang nominalnya belum diketahui tapi jelasnya memang sudah ada dari tahun sebelumnya.
“Memang biaya perawatan sangat diperlukan karena menjadi salah satu acuan pelayanan masyarakat secara maksimal,” ungkapnya.

Dalam waktu yang sama Yulianto Kusprasetyo Kepala Dishubkominfo Ngawi secara terang-terangan kalau pengelolaan terminal hingga sekarang tidak ada biaya perawatan rutin.

Bilamana terjadi kerusakan skala kecil di tiga titik lokasi transit angkutan umum maupun bagian lain dari terminal diakui Yulianto langsung diback up oleh dinasnya bukan dibawah penanganan langsung UPTD Terminal Kertonegoro.

Bahkan terkait sepinya terminal pihaknya terpaksa harus memutar otak untuk memenuhi target restribusi yang diterapkan ke terminal disetiap tahunya. Salah satunya dengan melakukan penarikan restribusi ke bus AKDP maupun AKAP disekitar terminal lama yang dijadikan pangkalan.

“Akibat jalan yang memutar menuju terminal itu berdampak pada bus yang enggan masuk, jadinya kita melakukan penarikan restribusi disekitar terminal lama,” terangnya.

Meski demikian pihaknya optimis dalam akhir tahun nanti akan terpenuhi target restribusi Terminal Kertonegoro bentuk dari PAD Ngawi.

“Masalah restribusi sekarang ini sudah mencapai 80 persen jadi sisa waktu dalam tahun ini akan kita manfaatkan untuk memaksimalkan,” beber Yulianto Kusprasetyo.(pr)

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda