media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Minggu, 19 Januari 2014

Home > > Inovatif, Batik Jumput Desa Kebon Berpeluang Jadi Trend Fashion

Inovatif, Batik Jumput Desa Kebon Berpeluang Jadi Trend Fashion

Paguyuban batik jumput Desa Kebon, kecamatan Paron, Ngawi

NGAWI™ Paguyuban Batik Jumput Kebon Desa Kebon, Kecamatan Paron, Ngawi, bisa berbangga hati. Lewat ketua Koordinatornya; Sumiati, diungkap bahwa dalam setahun ini pengembangannya yang difasilitasi Dinas Koperasi dan UMKM setempat kian berjalan pesat, serta telah menembus pasar luar daerah seperti kediri, Madiun dan Magetan.


“Dulunya masyarakat disini belum begitu mengenal batik terlebih batik jumput karena selalu diadakan pelatihan makanya saat ini jumlah anggotanya mencapai 40 orang khususnya para ibu rumah tangga,” terangnya, Minggu (19/01).

Menurutnya, buah tangan dari batik jumput kreasinya saat ini ini sudah menembus pasar luar daerah seperti Kediri, Madiun dan Sragen serta daerah lainya meskipun baru sebatas order. Satu potong kain batik jumput dihargai paling mahal hanya Rp 150 ribu dan termurah Rp 125 ribu.

Variasi harga yang ditawarkan ini tergantung dari motifnya, semakin lebih warnanya maka harga akan menyesuaikan. “Kalau harga setiap potongnya itu tergantung pada motifnya semakin sulit tingkat pengerjaanya yakni lebih dari satu warna dan memakai bahan kain yang kwalitas bagus seperti premisima dan sutra maka harganya pasti lain,’ urai Sumiati.

Batik jumput yang dihasilkan dari Desa Kebon pada umumnya mampu berproduksi 30 potong perharinya yang terbagi atas 8 motif seperti Asmoro Janggleng, Jati Telon, Jati Kalen, Matahari, Jompong Rapat dan lainya. Selain terdiri dari beberapa motif, batik jumput yang dihasilkan terdiri dari dua teknik pengerjaan yakni teknik ikat dan teknik jahitan.

Diakuinya, batik jumput karyanya ini masih tergantung pada warna sintetis seperti direct maupun naptol meski demikian untuk kedepanya akan beralih ke warna alami.

“Untuk kedepanya saya yakin usaha batik jumput kalau bener-bener dikelola dengan baik akan bisa berkembang pesat dan itu tujuan kami dari kelompok batik dari desa sini,’ tegas Sumiati.

Sementara ditempat terpisah, Mohamad Sofyan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Ngawi terkait batik jumput pihaknya tetap akan memantau perkembangan disetiap sentra pengembangan batik jumput didaerahnya. Hematnya, semakin berkembangnya trend fashion saat ini, memberi pengaruh positif terhadap pengrajin kain yang haus akan kreasi dan inovasi.(pr)

Berita Terkait



1 comments:

Radar Jatim mengatakan...

Mantab..semoga ekonomi kreatif makin berkembang

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda