media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Jumat, 25 April 2014

Home > > Langka Pupuk, Dinas Pertanian Ngawi Salahkan Petani Pinggiran Hutan

Langka Pupuk, Dinas Pertanian Ngawi Salahkan Petani Pinggiran Hutan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Kabupaten Ngawi

NGAWI™ Makin sulit saja nasib petani. Musim tanam yang kini rata-rata masuk umur 25 hari justru dihadapkan makin langkanya pupuk bersubsidi. Sementara pihak Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Kabupaten Ngawi berkilah hal ini akibat stok pupuk banyak tersedot ke areal pertanian yang menempati kawasan pinggir hutan.

Masih menurut Marsudi, Kepala Dinas PTPH setempat bahwa diduga kuat, petani diwilayah tersebut yang notabene menanam jagung dan kedelai memanfaatkan pupuk diluar RDKK.

Apalagi ditunjang sebagian petani sama sekali tidak mematuhi teknis pemupukan secara paket tunggal maupun paket majemuk.

“Sesuai pengamatan sebagian petani yang ada di pinggiran hutan tidak mencantumkan RDKK sesuai kebutuhanya, sehingga bisa mengurangi stok pupuk yang ada,” terang Marsudi, Jum’at (25/04).

Selebihnya, pupuk pada musim ini tetap akan terpenuhi sesuai kebutuhan minimal petani sesuai pengajuan RDKK oleh masing-masing kelompok tani (koptan). Meski demikian diakui Marsudi sejak tiga tahun terakhir sempat terjadi penurunan jatah pupuk berkisar 20 persen.

Dari akumulasi data yang berhasil dikumpulkan melalui Dinas PTPH Kabupaten Ngawi jumlah pengurangan pupuk totalnya mencapai 17.773 ton. Penguranan tersebut terjadi pada pupuk jenis ZA mencapai 6.249 ton disusul pupuk jenis NPK sebanyak 5.007 ton.

Sisi lain Marsudi mengharapkan, kebutuhan pupuk bisa stabil tercukupi apabila petani mau mematuhi komposisi pemupukan yang sesuai standartnya. Artinya, penebaran pupuk ke areal lahan pertanian jangan sampai melebihi jatah atau diluar dosis yang dianjurkan.

Apalagi tidak sebanding dengan luasnya yang harus disesuaikan dengan umur tanaman serta jadwal pemupukan.

Kalau pola pemupukan diterapkan secara benar bagi petani maka stok pupuk akan stagnan atau tetap tercukupi sesuai kebutuhan. Marsudi menyebut pola pemupukan yang terbilang over load sangat berdampak pada kurangnya stok pupuk di 5 kecamatan termasuk Gerih, Geneng, Paron, Kedunggalar dan Widodaren. Guna menangani permasalahan tersebut pihaknya, alokasi pupuk yang semestinya diterima pada bulan Mei ditarik untuk diterimakan pada bulan April.
Pewarta: Purwanto
Editor: Kuncoro


Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda