media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Rabu, 14 Maret 2012

Home > > Jelang kenaikan BBM: Petani makin sulit, beli Solar mulai dibatasi

Jelang kenaikan BBM: Petani makin sulit, beli Solar mulai dibatasi

| NGAWI SINAR NGAWI | portal pemberitaan Ngawi|Berita Kabar Warta info NEWS terbaru seputar tentangRupanya para petani makin ribet saat mau membeli solar di SPBU jelang kenaikan harga yang akan ditetapkan oleh pemerintah pada bulan mendatang. Seperti yang terlihat di SPBU di Jalan Ahmad Yani tepatnya di Desa Beran Kecamatan Ngawi kota mulai beberapa hari lalu sudah memberikan kebijakan pembatasan terhadap petani yang hendak beli solar.

“Untuk jenis solar kita dapat melayani pembelian dari petani hanya 20 liter pada hari ini akan tetapi bilamana stok di SPBU ini penuh petani dapat membeli secara maksimal 70 liter dalam satu harinya,” terang Sunarto, salah satu pengawas SPBU di Beran, Rabu (14/3).

Pembatasan yang dilakukan pihak menajemen SPBU menurut Sunarto sebagai tindak lanjut atas instruksi dari Kapolres Ngawi AKBP Eddy Junaedi sebagai bentuk untuk mengantisipasi panic buying atau pembelian BBM secara besar besaran.

“Maka dengan langkah yang kita ambil jangan sampai pihak atau oknum tertentu memanfaatkan situasi menjelang kenaikan BBM yang bermuara pada penimbunan, “ beber Sunarto.

Kata Sunarto dengan situasi menjelang kenaikan BBM yang paling diprioritaskan adalah kendaraan roda dua ataupun empat. Meski demikian petani masih dilayani asal jangan membawa beberapa jerigen. “Jangan khawatir terjadi kelangkaan BBM di SPBU soalnya stok dari PT Pertamina region V Madiun masih boleh dikatakan normal.,” lanjut Sunarto.

Kemudian mendasar pengakuan Sunarto pengawas SPBU memang menjelang kenaikan BBM ada kenaikan yang cukup signifikan dalam 1 harinya rata-rata BBM yang terjual terhadap masyarakat antara 5 sampai 6 ton liter demikian juga untuk BBM yang di distribusikan dari PT Pertamina region V madiun jenis solar masih cukup aman stoknya yakni 48 ribu liter sedangkan untuk premium sekitar 32 ribu liter .

“Mungkin saja dengan kenaikan jumlah pembeli mereka merasa khawatir akan terjadinya kelangkaan BBM pada hari-hari mendatang, selain itu saat ini para petani sangat membutuhkan BBM jenis solar yang akan dipakai untuk bahan bakar mesin traktor atau digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel sebagai penggerak sumur pompa karena pada saat ini mereka para petani mulai menggarap sawahnya,” tutur Sunarto.

Untuk mengantisipasi penimbunan, para petani yang mau membeli BBM harus mencari surat pengantar dari desanya masing-masing setelah sampai di SPBU akan diganti sejenis kupon.

Sementara Suhadi salah seorang petani dari Desa Kandangan Kecamatan Ngawi kota mengaku kecewa dengan adanya pembatasan pembelian BBM.

“Pada hari ini saya hanya mendapatkan solar hanya 20 liter saja, padahal saya bukan pengepul ataupun yang lainya dan hanya sebagai petani saja saya ini dan tidak mungkin mau menimbun BBM,” jelas Suhadi. (pr)

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda