media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.
Custom Search

Sabtu, 06 Mei 2017

Home > > Terapkan Teknologi Terbaru, PG Pesantren Baru Kediri Gelar Buka Giling

Terapkan Teknologi Terbaru, PG Pesantren Baru Kediri Gelar Buka Giling

sejarah ritual buka giling

SINAR NGAWI™ Kediri-Tradisi tahunan selamatan Buka Giling, digelar oleh Ptpn X PG Pesantren Baru Kediri. Acara ini turut hadir antara lain Walikota Kediri, Abdullah Abubakar, Pabung Kodim Kediri, Mayor Inf Puguh Jatmiko, Kapolresta Kediri ,AKBP Wibowo, Ketua DPRD Kota Kediri, Kholifi Yunan, Danramil Pesantren, Kapten Arm Nur Solikin dan Kapolsek Pesantren, Kompol Sucipto.

“Prosesi buka giling ini, sekaligus sebagai momentum babak baru, penggunaan mesin berteknologi masa kini sehingga dalam proses pembuatannya akan jauh lebih higienis dan speed yang standard,” ungkap Eko Budi Junarto, GM PG Pesantren Baru

Tambahnya, untuk SDM di PG Pesantren Baru pada tahun 2016 lalu belajar ke India, dan selama sepuluh hari, manager serta asisten manager pengolahan, menyerap dan memahami teknologi di Sabitgarh Sugar Factory di Kota Khurja, Bulandshahr, Uttar Pradesh, India.

Informasi dari PG Pesantren, 85% tebu yang diolah oleh perusahaan berasal dari lahan perkebunan milik masyarakat atau petani, sedangkan 15% lainnya berasal dari lahan perkebunan milik perusahaan. Untuk perhitungan kwartal tahun 2017 ini, para petani tebu sudah dinyatakan siap memasok tebu sesuai dengan kebutuhan pabrik gula ini.

Target yang dibebankan PG Pesantren Baru, menembus angka 1,1 juta ton, di mana angka tersebut, angka yang direalisasikan hingga batas tempo 165 hari ke depan.

Untuk konsumsi secara regional , jauh melebihi kebutuhan tetapi untuk tingkat nasional, masih perlu ditingkatkan lagi, dikarenakan lahan yang tersedia , dinilai masih kurang dan perlu diperluas atau ditambah kuota pasokannnya

Menanggapi hal tersebut, saat diwawancarai salah satu stasiun radio lokal, Mayor Inf Puguh Jatmiko mengatakan “Kebutuhan pokok gula secara nasional, memang harus perlu ditingkatkan lagi, dan tidak lagi hanya bergantung pada produk impor. Tidak dapat dipungkiri, menyempitnya lahan perkebunan dan pertanian dari tahun ke tahun, juga menjadi ancaman tersendiri.” (Penrem 082/CPYJ).
Editor: Kuncoro

Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda