Aksi yang dilakukan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Kota Ngawi tersebut diawali penggalian dana uang receh di sepanjang jalan Ahmad Yani sebagai bentuk kekecewaan atas kebobrokan pemerintah didalam mengelola APBN, selain itu ditambah aksi teatrikal yang menggambarkan rakyat kecil selalu disengsarakan atas kebijakan pemerintah yang dianggap tidak menguntungkan.
“Uang receh tersebut akan kita sumbangkan ke pemerintah sebagai dana tambahan APBN sebagai bentuk sindiran yang katanya dengan harga minyak dunia naik subsidi untuk BBM yang dianggarkan lewat APBN tidak tercukupi,” terang Syaroni, koordinator aksi demo PMII Kota Ngawi.
Selain itu PMII dalam orasinya memberikan solusi mendasar pernyataan tertulis yang isinya antara lain windfall profit tax atau pajak tambahan atas keuntungan perusahaan minyak akibat dampak lonjakan harga minyak mentah dunia dan memangkas jalur perdagangan minyak dalam rangka ekspor dan impor.
"Aksi ini kami lakukan sebagai gambaran dampak dari kenaikan BBM bersubsidi yang akan dilakukan pemerintah pada April 2012, karena masyarakat akan mengalami kesulitan yang luar biasa dampak dari kebijakan yang kami nilai tidak pro rakyat kecil itu," kata Syaroni.
Lanjut Syaroni, bilamana pemerintah tetap ngotot menaikan BBM maka PMII Kota Ngawi akan melakukan aksi yang lebih besar lagi di Jakarta untuk menuntut Presiden SBY mundur dari jabatanya yang dianggap telah gagal menjalankan roda pemerintahan.Dalam aksinya puluhan anggota PMII Kota Ngawi diterima oleh Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono, Wabup Ony Anwar dan beberapa anggota DPRD dari PDI Perjuangan dan Partai Hanura.
Dalam kesempatan yang sama, PMII meminta dukungan dari pemerintah daerah Ngawi untuk ikut menolak kenaikan BBM bersubsidi dengan menandatangani surat penolakan kenaikan BBM. Kemudian Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono beserta wakil Bupati Ony Anwar langsung menandatangani surat pernyataan sikap atas penolakan kenaikan BBM yang akan dibawanya ke Jakarta.
“Demo ini merupakan bentuk aspirasi serta hasil dari analisis para intelek muda sehingga aksi mereka tetap kita dukung,” ungkap Ir Budi Sulistyono. Setelah selesai melakukan orasi dan penandatanganan surat pernyataan sikap atas penolakan kenaikan BBM didepan kantor Pemkab Ngawi, puluhan mahasiswa PMII langsung membakar keranda jenasah yang diusungnya. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda