“Padahal secara umum BBM belum naik tapi kenyataanya saya cari solar di SPBU dipersulit dengan segala alas an,” ungkap Hariyanto salah satu petani dari Desa Teguhan Kecamatan Paron, Sabtu (10/3).
Menurutnya, setiap pasca panen untuk mengolah lahan pertanianya kembali dirinya tidak kurang membutuhkan solar dalam perharinya lebih dari 30 liter sebagai bahan bakar mesin traktor dan mesin diesel sebagai penggerak sumur pompanya.
“Sebetulnya nasib petani ini mau dibawa kemana dengan seenaknya pemerintahn menaikan BBM lagi, padahal para petani disekitar sini kehidupanya sangat tergantung pada BBM sedangkan petani sendiri baru saja terkena dampak puso pada musim sebelumnya,” tutur Hariyanto.
Lanjut Hariyanto, kalaupun pemerintah tetap nekat menaikan BBM maka pihaknya tidak mampu berbuat banyak hanya saja masalah bahan bakar solar jangan sampai dipersulit.
“Kalau toh BBM naik saya tetap mengikuti harga namun jangan sampai bahan bakar solar dibatasi ataupun dipersulit ketika saya ingin mendapatkan, jadi yang saya harapkan kepada pengusaha SPBU mengertilah nasib petani ini,” jelasnya.
Kemudian mendasar informasi yang ada pihak Depot Pertamina Region V Madiun menjelang kenaikan BBM memang mengantisipasi secara dini mengantisipasi terjadinya panic buying oleh masyarakat menjelang kenaikan BBM.
Langkah yang diambil pihak PT Pertamina Region V Depot Madiun dengan membentuk satuan tugas (satgas) yang akan memantau disetiap SPBU dan secara spesifik kepada pengusaha SPBU untuk bisa meningkatkan Delivery Order (DO).
Muhammad Farid Akbar sales Representative Fuel Retail Marketing PT Pertamina Region V Depot Madiun menjelaskan kepada pengusaha SPBU yang masuk wilayah Region V seperti Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan serta Nganjuk jangan sampai menimbun BBM. Tegas Muhammad Farid Akbar, bilamana ada pengusaha SPBU yang nakal dengan melakukan kecurangan maka pihaknya akan memberikan sanksi. Bentuk sanksinya antara lain Pertamina akan menghentikan suplai sementara. (pr)
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda