SN™ NGAWI-Pengrajin gerabah Kabupaten Ngawi, satu demi satu mulai meninggalkan usaha mereka. Alasannya, produksi gerabah yang berupa perkakas dapur tradisional serta perlengkapan upacara adat mulai ditinggalkan pembeli lantaran beralih ke barang produksi pabrikan. Namun tak demikian dengan Sikem (55), warga Karangasri, Kecamatan Ngawi Kota, tetap telaten menekuni usaha gerabahnya.
“Sesuatu itu kalau ditekuni akan bermanfaat bagi kita maupun orang sekitarnya,” terangnya kepada pewarta media.Masih ungkap perempuan paruh baya penyandang Difabel ini, bahwa mulai dari mencari bahan baku tanah liat dan pencamputran serta pembentukan sesuai peruntukan dia kerjakan sendiri.
Sedang untuk proses akhir masuk pembakaran, dirinya dibantu oleh sang keponakan, Muhamad Imron yang masih duduk dibangku SD.
Kemudian kata Sikem semua gerabah yang sudah melalui proses pembakaran satu persatu disortir kwalitasnya yang tujuanya konsumen tidak kecewa.
Dia mengaku untuk memasarkan hasil kerajinanya semua pengepul maupun pedagang datang kerumahnya dengan harga yang sudah dipatok tergantung jenis gerabahnya.
Pewarta: kun/pr
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda