SINAR NGAWI™ Ngawi-Masih dalam rangka kegiatan jelang hari jadi Ngawi yang ke 660, ritual tahunan berupa jamasan 4 pusaka berupa dua buah tombak antara lain Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit serta dua payung yakni Tunggul Wulung dan Tunggul Warono, dilakukan kidman di Pendopo Wedya Graha yang dipimpin langsung oleh Bupati Ngawi Budi Sulistyono.
“Ritual jamasan pusaka tidak bisa dilepaskan dengan sejarah awal berdirinya Kabupaten Ngawi, dengan demikian ritual seperti yang kita lakukan sekarang ini keberadaanya harus dilestarikan supaya generasi penerus nantinya akan tahu makna yang terkandung didalamnya, ” terang dia.Sementara suasana di Pendopo Wedya Graha makin bertambah sakral ketika lantunan gending pakurmatan tengah mengiringi jamasan pusaka khususnya Ketawang Ngawiyat dan Gending Boyong Basuki yang ditabuh oleh para pengrawit.
Seusai jamasan, ke empat pusaka diboyong ke Ngawi Purba yang tidak lain awal mula pusat pemerintahan Kabupaten Ngawi era Kerajaaan Mataram.
Ritual yang dipimpin oleh Bupati Ngawi Budi Sulistyono dan diikuti oleh para Unsur Pimpinan Daerah (Unspinda) serta para staf dilingkungan Pemkab Ngawi dengan memakai pakaian adat kejawen yang berlangsung dengan khidmat.
Jamasan pusaka dilakukan oleh sesepuh agung Ki Gunawan yang sebelumnya atau setiap tahunya dilakukan oleh Ki Suharno Ilham.
Pewarta: Kun/pr
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda