media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 06 November 2025

Home > > Benchmarking ke Sukabumi, Ngawi Petakan Arah Baru Ketahanan Pangan Daerah

Benchmarking ke Sukabumi, Ngawi Petakan Arah Baru Ketahanan Pangan Daerah

Benchmarking ke Sukabumi, Ngawi Petakan Arah Baru Ketahanan Pangan Daerah

SN-Media™ Ngawi – Kunjungan kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi ke DKP3 Kota Sukabumi menghasilkan sejumlah poin pembelajaran yang akan menjadi penguatan program penanganan kerawanan pangan dan percepatan penurunan stunting di Ngawi.

Kegiatan yang diikuti jajaran pimpinan dan bidang teknis kedua dinas tersebut berlangsung dalam format dialog interaktif, memuat paparan capaian, kendala, hingga pendekatan lintas sektor yang telah dijalankan masing-masing daerah. DKPP Ngawi memperoleh gambaran praktik yang telah diterapkan Sukabumi, terutama terkait pengelolaan data FSVA, kolaborasi bantuan pangan berbasis corporate social responsibility (CSR), serta model pemberdayaan masyarakat rentan. 

Kepala DKPP Ngawi, Supardi, memaparkan latar ketahanan pangan daerah. Jumlah penduduk Ngawi tahun 2025 mencapai 910.168 jiwa dengan luas wilayah 1.298,58 kilometer persegi, di mana 40 persen berupa lahan sawah. Produksi padi tahun 2024 tercatat 762.287 ton Gabah Kering Giling, menjadikan Ngawi salah satu kontributor utama beras Jawa Timur. 

“Produksi pangan kita kuat, tetapi tantangan berikutnya adalah memastikan akses, distribusi, dan pemanfaatan pangan lebih merata. Itu sebabnya kunjungan ini penting, karena praktik baik harus dibawa pulang, bukan sekadar diketahui,” ujar Supardi dalam sesi diskusi. 

Pada kesempatan yang sama, Kabid Keamanan dan Diversifikasi Pangan DKPP Ngawi, Denny Apriyanto, menyebut nilai Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Ngawi 2024 berada di angka 87,53 dan masuk kategori sangat tahan. Prevalensi stunting menurun menjadi 11,4 persen, namun masih membutuhkan intervensi lanjutan untuk mencapai target nasional. 

Pun dari pihak tuan rumah, Kabid Ketahanan Pangan Sukabumi, Yani Fitriani, menjelaskan sejumlah intervensi strategis, mulai pemetaan desa rawan pangan berbasis FSVA, Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), kolaborasi CSR untuk pemenuhan gizi kelompok rentan, hingga kampanye Gemarikan untuk meningkatkan konsumsi protein ikan. 

Ia menyebut prevalensi stunting di Sukabumi turun dari 26,9 persen tahun 2024 menjadi 19,7 persen tahun 2025. Forum tersebut menghasilkan tiga poin tindak lanjut yang siap ditindaklanjuti DKPP Ngawi, yakni penguatan pemberdayaan masyarakat rentan berbasis data prioritas FSVA, penyusunan mekanisme intervensi yang lebih inovatif dan produktif, serta penguatan kolaborasi lintas sektor dengan mengarusutamakan kearifan lokal dalam desain program pangan dan gizi. 

Rumusan hasil kunjungan ini akan dipadukan dengan rencana kerja tahun berjalan, sekaligus menjadi pertimbangan penyusunan proposal program baru untuk penguatan ketahanan pangan daerah di tahun mendatang.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Chanel Whatsapp Juga di: Google News  

Pewarta: Tim
Editor : Asy
Foto/iLst : Dok DKPP Ngawi
*** : ----
Copyright : SNM


Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda