SINAR NGAWI™ Tawun-Prosesi keduk beji di Desa Tawun, kecamatan Kasreman Ngawi, kali ini dikemas dengan suasana baru. Disela upacara ritual, diselipi pagelaran drama ketoprak kolasal yang dibawakan oleh sanggar budaya Disparyapura setempat. Tri Joko Suwito tokoh seniman lokal menerangkan, bahwa konsep entertain ini mengambil kisah Eyang Ludro Joyo yang tidak lain adalah pendiri Desa Tawun.
“Konsep Keduk Beji yang digelar sekarang ini memang jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk sekarang memang kita masukan konsep entertain berupa drama kolosal bentuk ketoprakan,” terang dia.Tambahnya, kemasan baru budaya Keduk Beji sengaja disajikan untuk menyambut Visit Ngawi Years 2017 yang digadang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi.
“Meski begiti, sajian drama kolosal tersebut tidak mengurangi baik makna maupun intisari budaya Keduk Beji itu sendiri,” urai lelaki yang akrab dengan sapaan biyung Cangik ini.
Sementara jalannya prosesi upacara adat ini di awali ratusan warga Desa Tawun berkumpul di sumber berukuran 20 x 30 meter.
Ritual dimulai dengan melakukan pengerukan atau pembersihan kotoran dengan mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori sumber mata air Beji yang berada di Desa Tawun.
Supomo, sesepuh Desa Tawun selaku juru selam yang sudah dikenal ini mengatakan, upacara Keduk Beji ini, merupakan salah satu cara untuk melestarikan adat budaya penduduk Desa Tawun sejak jaman dulu. Tujuan utamanya adalah mengeduk atau membersihkan Sumber Beji dari kotoran.
Pewarta: kun/pr
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda