SN-Media™ Ngawi-Ngawi-Dampak anomali cuaca, yang selain mengakibatkan luasan lahan tembakau di Ngawi mengalami penyusutan, juga menjadikan biaya produksi makin membengkak dibanding pada kondisi normal.
Wibowo, Kepala Bidang Perkebunan Dan Holtikultura Dinas Pertanian Ngawi, pada kegiatan sosialisasi bersama Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Ngawi, yang berlangsung di aula setempat, mengatakan bahwa penanganan panen dan pasca panen tembakau tidaklah mudah, dan harus dilakukan dengan teliti.“Penanganan panen dan pasca panen dimulai dari pemetikan daun tembakau yang sudah dipilih, pemeraman, perajangan dan penjemuran serta pengemasan untuk dibawa ke gudang atau konsumen,” kata dia.
Tak kalah penting, masih menuruitnya, perlunya memotivasi petani untuk menanam tembakau dikarenakan nilai ekonominya yang lebih tinggi, dengan keuntungan 2 kali lipat jika dibandingkan dengan tanaman lain.
Sementara kegiatan sosialisasi penanganan panen dan pasca panen yang diadakan oleh Pemkab Ngawi dengan anggaran dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau), merupakan bentuk kepedulian dan dukungan kepada petani tembakau Ngawi.
Selain kegiatan sosialisasi, Dinas Pertanian Ngawi berikan stimulasi kepada sejumlah kelompok tani tembakau, berupa peralatan pasca panen, yaitu genset, kereta dorong, pengadaan terpal serta timbangan duduk.
“Diharapkan stimulasi yang diberikan kepada sejumlah kelompok tani tersebut, dapat membantu petani tembakau untuk penanganan panen dan pasca panen lebih baik lagi serta meningkatkan kesejahteraan petani tembakau di Ngawi,” pungkasnya.
Pewarta: sAy/ADV
Editor : Kuncoro
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda