SN-Media™ Ngawi - Tradisi Methil Pari yang digelar di Desa Jambangan, Kecamatan Paron, Ngawi, menjadi simbol nyata perubahan pola tanam yang makin ramah lingkungan. Acara yang berlangsung beberapa waktu lalu ini sekaligus menunjukkan progres nyata penerapan konsep Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB) di wilayah Kabupaten Ngawi. Tak tanggung-tanggung, saat ini sudah tercatat 22 ribu hektare lahan yang menerapkan pola tersebut.
Pemerintah Kabupaten Ngawi menargetkan hingga tahun 2025, setidaknya setengah dari total luas lahan pertanian di daerah ini, yakni 25 ribu hektare dari total 49 ribu hektare sudah menerapkan pola PRLB. Selain bertumpu pada regenerasi pertanian, strategi ini turut mendorong keterlibatan petani milenial agar ikut serta menjaga ketahanan pangan jangka panjang.Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Supardi, menyampaikan bahwa inisiatif PRLB bukanlah wacana baru. “Program ini sudah kami mulai sejak 2022 dengan luasan awal sekitar 718 hektare. Setiap tahun ada peningkatan yang signifikan. Tahun depan, kita targetkan bisa menembus angka 25 ribu hektare,” terang Supardi kepada awak media, Kamis (07/08/2025).
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa pendekatan PRLB tidak hanya berbicara soal teknik tanam tanpa bahan kimia berlebihan, tetapi juga merangkul kearifan lokal, menguatkan peran komunitas tani, dan tentu saja membangun keberlanjutan produksi pangan.
Dalam prosesnya, Supardi menegaskan pentingnya peran petani milenial, yang selama ini lebih banyak fokus pada tanaman hortikultura. Namun kini, generasi muda ini juga mulai melirik budidaya padi sebagai peluang yang menjanjikan.
“Ini perkembangan yang menggembirakan. Anak-anak muda sudah mulai menyadari bahwa sektor pertanian bukan sekadar urusan tradisional, tetapi bisa modern, menguntungkan, dan berdampak luas,” imbuhnya.
Untuk mendukung langkah ini, Pemkab Ngawi juga aktif memberikan pendampingan teknis dan pelatihan bagi petani milenial. Mereka diberi ruang untuk berekspresi dalam hal inovasi pertanian, mulai dari penggunaan alat pertanian modern hingga pemanfaatan platform digital dalam pemasaran hasil panen.
Sebagai informasi, dari total 49 ribu hektare lahan pertanian yang tersebar di Kabupaten Ngawi, sekitar 45 ribu hektare dimanfaatkan untuk budidaya padi. Sisanya, sekitar 4 ribu hektare, dimanfaatkan untuk tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, dan sayuran lainnya.
Dengan tren PRLB yang semakin meluas dan sinergi dari petani milenial, Kabupaten Ngawi diharapkan mampu menjadi daerah percontohan dalam pengembangan pertanian berkelanjutan di Jawa Timur.
Beberapa kalangan menilai bahwa langkah Pemkab ini tidak hanya menyentuh aspek ketahanan pangan, tapi juga berdampak pada ekonomi daerah, keberlanjutan lingkungan, dan regenerasi petani yang selama ini menjadi kekhawatiran tersendiri dalam dunia pertanian.
Simak Berita Menarik Lainnya di: Chanel Whatsapp Juga di: Google News
Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : SNm
*** : ----
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda