media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 24 Agustus 2025

Home > > Ngawi Specta Carnival 2025 Jadi Panggung Kolaborasi Seni, Budaya, dan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan

Ngawi Specta Carnival 2025 Jadi Panggung Kolaborasi Seni, Budaya, dan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan

Ngawi Specta Carnival 2025 Jadi Panggung Kolaborasi Seni, Budaya, dan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan

SN-Media™ Ngawi – Kabupaten Ngawi tahun ini merayakan dua momentum penting sekaligus, yakni HUT Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia dan Hari Jadi Ngawi ke-667. Kemeriahan semakin lengkap dengan digelarnya Ngawi Specta Carnival (NSC) 2025 yang mengusung tema “Selaras-Bertani dengan Hati, Berbudaya dengan Aksi”, menegaskan identitas Ngawi sebagai lumbung pangan nasional berbasis budaya dan kearifan lokal, Sabtu (23/08/2025).

Selepas acara, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menuturkan bahwa kostum yang dikenakan peserta karnaval dibuat secara mandiri. Bahan yang digunakan pun berasal dari lingkungan sekitar, sehingga mengandung pesan kuat bahwa Ngawi memang identik sebagai daerah penghasil pangan utama. 

“NSC ini menjadi agenda rutin agar pesan yang diusung, yakni Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRLB), dapat tersampaikan luas. Dengan begitu masyarakat bisa sejahtera, sekaligus alam tetap terjaga. Ngawi adalah lumbung pangan nasional,” ungkap Bupati Ony. 

Dalam gelaran kali ini, Bupati Ony juga menyampaikan apresiasinya terhadap penampilan peserta yang menghadirkan kreasi berbeda. Salah satu yang menarik perhatian ialah kontingen SMAN 1 Ngawi dengan sajian bertajuk Marsudi Ngelmu Tani. Pertunjukan ini menggambarkan kehidupan petani sehari-hari yang sarat nilai kesabaran, ketekunan, serta keikhlasan dalam mengolah tanah demi keberlangsungan pangan bangsa. 

Tidak kalah unik, kontingen dari SMK PGRI 1 Ngawi (Grisa), menghadirkan konsep Tani Gumregah yang memadukan tradisi lokal dengan sentuhan teknologi modern. Mereka menampilkan karakter digital dari gim Roblox yang diadaptasi sebagai sosok petani khas Ngawi. Ide tersebut mendapat sambutan hangat karena mampu mendekatkan nilai pertanian dengan generasi milenial yang akrab dengan teknologi. 

Selain dari lembaga pendidikan, NSC 2025 juga melibatkan 4 kontingen umum, termasuk gabungan desa dan kelurahan. Kreativitas masyarakat desa tampak dalam berbagai kostum dan atraksi yang menonjolkan semangat gotong royong. Hal ini sekaligus memperlihatkan bahwa pertanian dan budaya memang tidak bisa dipisahkan dari identitas masyarakat Ngawi. 

Tambahan informasi resmi, karnaval dimulai pukul 18.00 WIB dari depan Mall Pelayanan Publik (MPP) dan berakhir di Stadion Ketonggo. Total ada 11 kontingen dari lembaga pendidikan serta 4 kontingen umum yang dibagi ke dalam dua kelompok besar, yakni C3 dan C4. 

Jalannya karnaval berlangsung meriah, diiringi sorak-sorai penonton yang memenuhi sepanjang rute. Hadir pula tamu undangan dari berbagai kabupaten/kota sekitar, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), kepala organisasi perangkat daerah (OPD), serta ribuan masyarakat. 

Antusiasme penonton menambah semarak malam perayaan, menjadikan NSC 2025 bukan sekadar hiburan, tetapi juga pesta rakyat yang menyatukan seni, budaya, dan nilai agraris. Dengan kemasan atraktif, NSC 2025 berhasil meneguhkan kembali citra Ngawi sebagai daerah agraris yang berpijak pada tradisi, namun tetap terbuka pada inovasi. 

"Gelaran ini tidak hanya menampilkan kreativitas warga, tetapi juga menyuarakan pesan penting tentang keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.

Simak Berita Menarik Lainnya di: Chanel Whatsapp Juga di: Google News  

Pewarta: dAm-Tim
Editor : Asy
Foto/iLst : Dok
*** : ---- Ngawi
Copyright : SNM


Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda