NGAWI™ Dalam puncak peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-86 yang bertempat di Pendopo Wedya Pemkab Ngawi, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ngawi Antik Sulistyono menegaskan, selama ini perempuan dan anak masih kerap dijadikan bahan eksploitasi terhadap kepentingan pihak tertentu. Sehingga peran aktif perempuan dalam memproteksi diri perlu daya dukung baik dari internal pemerintah maupun sosial masyarakat.
“Peran perempuan sejak era kemerdekaan hingga kini luar biasa dalam andil membangun bangsa ini. Meski demikian tidak jarang mereka justru diabaikan bahkan dilecehkan secara sosial sehingga perlu perlindungan secara rill,” terangnya, (23/12).
Dalam kesempatan yang sama puncak kegiatan Hari Ibu yang dikemas dalam seminar tersebut di buka langsung Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar. Dalam arahanya, kehadiran perempuan dalam hal ini ibu terutama dalam lingkup internal keluarga maupun masyarakat tetap sebagai ujung tombak terhadap kehidupan sosial disekitarnya.
“Secara nasional angka kekerasan terhadap perempuan dan anak memang cukup memprihatinkan sepanjang tahun 2014 dari awal Januari-Juni ada 247 kasus kekerasan perempuan yang terjadi, dan tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan bertambah pada akhir tahun data ini menjadi pekerjaan kita semua untuk menekanya,” tegas Ony Anwar.
Ony mengungkapkan, beragam cara dilakukan untuk menekan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan, misalnya dengan langkah preventif, yaitu mengajak tokoh masyarakat, kepolisian dan Pusat Pelayan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang dianggap rawan terjadi kasus kekerasan perempuan.
Pewarta: Purwanto
Editor: Kuncoro
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda