SN-Media™ Ngawi- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) kabupaten Ngawi melakukan giat Pelatihan Budidaya Tembakau Angkatan II, yang berlangsung di Kurnia Convention Hall pada Senin (03/07/2023) lalu.
Widyaiswara dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Ahmad Dedy Syathori yang hadir sebagai narasumber menjelaskan, bahwa serangkaian kegiatan budidaya tanaman tembakau dimulai dengan pembibitan dan teknik pembibitan, pemeliharaan tanaman tembakau yang meliputi pemupukan, perompesan; panen dan kegiatan pasca panen tembakau untuk meningkatkan mutu dan produk dari tanaman tembakau.“Kesemuanya harus dilakukan secara proporsional untuk mencapai produktivitas tembakau yang optimal,” jelas dia.
Beberapa materi yang tak kalah pentingnya juga dilakukan pembahasan, diantaranya pengenalan sekaligus teknik pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT ) tembakau yang ramah lingkungan dengan pestisida nabati, yang mana sebelumya telah dilakukan praktek cara membuat nabati micessla, mikroorganisme dari leaf mold serta vermikompos.
Diperoleh keterangan, DKPP Ngawi melalui Bidang Penyuluh Pertanan (BPP) melaukan demplot budidaya tembakau di setiap kecamatan sasaran dan dilakukan pendampingan oleh penyuluh dan pemateri sehingga petani dapat melakukan penanaman komoditas tembakau dengan benar.
Masih ditempat yang sama Sojo, Ketua Asosiasi Petani (APTI) Ngawi, dalam keterangannya juga menegaskan, kegiatan pelatihan budidaya tembakau yang menggunakan anggaran dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2023 diperuntukkan daerah Karangjati, Pangkur, Kasreman, Paron dan Kedunggalar, yang akan memulai musim tanam pada bulan Juli ini.
Selain bermanfaat untuk meningkatkan SDM petani tembakau tentang budidaya tembakau, juga merupakan kegiatan penguatan kelembagaan petani tembakau, baik Poktan, Gapoktan, maupun APTI, sehingga dengan pengelolaan kelembagaan yang baik, maka akan secara langsung dapat meningkatkan produktivitas tembakau Ngawi.
Permasalahan utama tembakau di Ngawi yang menjadi fokus APTI Ngawi saat ini adalah mengenai pasca panen tembakau, yang harus dicarikan solusinya yaitu diupayakan adanya pasar yang siap menampung produksi tembakau Ngawi.
“APTI akan terus berkoordinasi dengan DKPP, dan tahun 2023 ini berhasil dijalin kerjasama dan kemitraan dengan pelaku pasar yang merupakan penyangga pabrik rokok, yang saat ini mulai menggeliat kembali,” beber Sojo.
Pewarta: DaM
Editor : Asy
Foto : Dok dam
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda