SN-Media™ Ngawi – Untuk menekan potensi terjadinya perundungan di lingkungan sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Ngawi mengimbau setiap satuan pendidikan memperketat pengawasan di jam-jam rawan. Langkah ini dilakukan menyusul masih adanya indikasi aksi perundungan antar pelajar, baik secara fisik, verbal, maupun siber.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ngawi, Kabul Tunggul Winarno, menegaskan pentingnya kesadaran bersama antara guru, tenaga kependidikan, dan pihak sekolah untuk lebih peka terhadap kondisi sosial siswa.“Guru harus lebih aktif berkeliling saat jam kosong maupun jam istirahat. Pengawasan sederhana semacam ini bisa menjadi langkah awal mencegah perundungan di sekolah,” ujar Kabul, sapaan akrabnya.
Menurutnya, momen jam kosong sering kali menjadi celah terjadinya interaksi negatif di antara siswa. Oleh sebab itu, kehadiran guru di lingkungan sekolah, terutama di area-area terbuka seperti taman, kantin, atau lapangan, sangat membantu menciptakan rasa aman dan nyaman bagi peserta didik.
“Sekolah perlu mengedepankan nilai inklusif agar setiap anak merasa diterima tanpa ada perbedaan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kabul juga mengingatkan agar pihak sekolah membangun budaya komunikasi yang terbuka antara siswa dan guru. Dengan begitu, bila terjadi potensi konflik atau tanda-tanda perundungan, guru dapat segera melakukan tindakan preventif sebelum berkembang menjadi masalah serius.
Simak Berita Menarik Lainnya di: Chanel Whatsapp Juga di: Google News
Pewarta: Sri
Editor    : Asy
Foto/iLst : SNm
***       : ----
Copyright : SNM
0 comments:
Posting Komentar
Terima-kasih atas partisipasi anda