media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 22 November 2025

Home > > Capaian Layanan Air Minum Ngawi 2025 Meningkat, Kekurangan SPAM Tetap Dikaji Serius

Capaian Layanan Air Minum Ngawi 2025 Meningkat, Kekurangan SPAM Tetap Dikaji Serius

Capaian Layanan Air Minum Ngawi 2025 Meningkat, Kekurangan SPAM Tetap Dikaji Serius

SN-Media™ Ngawi - Pembangunan akses air minum layak melalui program Pamsimas di Kabupaten Ngawi kembali menjadi sorotan setelah capaian infrastruktur hingga 2025 mencatatkan 211 unit terbangun yang tersebar pada 141 desa dengan tingkat pelayanan mencapai 88 persen.

Kabid Kawasan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Ngawi, Pipit Dwi Herlina, menegaskan pihaknya terus mengkaji kekurangan pelayanan tersebut, terutama pada wilayah yang menghadapi keterbatasan sumber air sehingga beberapa pengembangan membutuhkan pendekatan teknis lebih cermat dan berkelanjutan. 

Menurut Pipit, meskipun program Pamsimas secara nasional telah berhenti, namun di Kabupaten Ngawi beberapa bentuk kegiatan pengadaan dan peningkatan SPAM tetap berjalan dengan menyesuaikan pendanaan daerah yang cenderung bergerak lebih perlahan dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

“Kami tetap melanjutkan penguatan layanan air minum karena kebutuhan masyarakat terus meningkat, sehingga setiap peluang peningkatan jaringan harus dapat dimaksimalkan seadanya kemampuan pendanaan yang tersedia,” kata dia. 

Pun Pipit memastikan langkah lima tahun ke depan akan diarahkan pada percepatan pemenuhan SPAM, baik jaringan perpipaan maupun non perpipaan, termasuk meninjau potensi sumber air alternatif agar pembangunan tidak terhambat faktor geografis maupun kapasitas debit pada wilayah tertentu. 

“Harapan kami pemenuhan kebutuhan sambungan rumah bisa tuntas dalam lima tahun, sehingga masyarakat desa memiliki akses air minum layak tanpa harus bergantung pada sumber musiman,” sambungnya.

Kegiatan peningkatan SPAM meliputi perluasan jaringan, pembangunan tower, hingga pengeboran pada titik yang memungkinkan, sedangkan kegiatan perluasan diarahkan terutama pada area dengan kapasitas air memadai seperti Desa Krompol, Kecamatan Bringin. Pelayanan air minum sendiri menjadi kebutuhan dasar yang sifatnya mendesak, terutama bagi masyarakat di kawasan non CAT, seperti wilayah Ngawi bagian utara, yang masih sulit terjangkau jaringan perpipaan konvensional. 

Kondisi tersebut membuat Disperkim terus mencari terobosan teknologi sederhana namun efektif agar masyarakat tetap memperoleh pasokan air bersih, meskipun kondisi tanah dan kontur wilayah tidak mendukung pengeboran dalam. Salah satu opsi yang tengah diuji coba ialah penyediaan tampungan air non pengeboran berupa Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan atau Absah, yang saat ini mulai diterapkan pada kawasan Desa Cantel, Kecamatan Pitu. 

Skema tersebut diharapkan mampu menampung dan menyimpan cadangan air hujan secara berkelanjutan, sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat ketika musim kemarau tiba dan kebutuhan air semakin meningkat. 

Disperkim menilai inovasi berbasis konservasi air tersebut dapat menjadi solusi realistis untuk desa-desa yang selama ini mengandalkan sumber permukaan, sekaligus memperkuat ketahanan pelayanan air minum di tingkat permukiman.  

Simak Berita Menarik Lainnya di: Chanel Whatsapp Juga di: Google News  

Pewarta: A.M Mustofa
Editor : Asy
Foto/iLst : SNm
*** : ----
Copyright : SNM


Berita Terkait



0 comments:

Posting Komentar

Terima-kasih atas partisipasi anda