media online pemberitaan kabupaten ngawi
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 30 November 2012

Dipastikan Dua Parpol Tak Dapat Penuhi Syarat Veifikasi

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Tahapan verifikasi faktual Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Ngawi sudah sampai pada pengecekan struktur pengurus, keberadaan kantor, keterwakilan perempuan termasuk verifikasi keanggotaan. Meski sebagian besar sudah memenuhi persyaratan, Kendati demikian masih ada beberapa partai yang harus menyelesaikan berbagai kekurangan.

Ketua KPUD Kabupaten Ngawi, Surat Ashari menjelaskan, saat ini verifikasi faktual yang menyangkut kepengurusan, domisili kantor, keterwakilan perempuan sudah selesai dilaksanakan pada 24 November lalu.

Dan sesuai rapat pleno pihak KPUD Ngawi,kata Surat Ashari mencatat ada 2 parpol yakni PKPI dan PDP belum memenuhi syarat sama sekali baik persoalan struktur pengurus maupun jumlah keanggotaan sesuai Kartua Tanda Anggota (KTA) masing-masing parpol. “Kita tetap memberikan waktu dalam verifikasi faktual untuk terakhir kalinya pada tanggal 4 sampai 17 Desember bulan depan, kalau sampai batas waktu tersebut belum memenuhi syarat maka pihak KPUD akan mengirimkan surat ke KPU pusat karena yang berhak menentukan peserta pemilu tahun 2014 di daerah adalah pusat,” ujar Surat Ashari, Senin (26/11).

Kemudian tambah dia, pada waktu yang bersamaan pihak KPUD Kabupaten Ngawi menyerahkan hasil verifikasi faktual dari 16 parpol kepada pengurus DPC parpol di tingkat kabupaten dan ada 10 parpol yang telah dinyatakan memenuhi kriteria berdasarkan berkas yang terlampir. Selain 2 parpol belum memenuhi syarat juga pihaknya mencatat ada 4 parpol hingga akhir tahapan pertama verifikasi faktual belum menyerahkan berkas KTA dari seperseribu jumlah penduduk Kabupaten Ngawi atau sekitar 960 KTA dari jumlah 961.104 penduduk yang ada.

Dari keempat parpol tersebut terdiri PPN, PPRN, PBB dan PKBIB, kemudian batasan waktu perbaikan berkas hingga 17 Desember. Dengan demikian urai Surat Ashari, waktu tersebut bisa dipergunakan oleh parpol bersangkutan agar dapat dinyatakan sah dan layak ikut pemilu 2014. “Kalau yang belum menyerahkan KTA biasanya mereka ada masalah misalkan belum terpenuhinya kriteria kuota 30 persen pengurus partai adalah perempuan, pengurus yang tercatat juga tidak dapat dihadirkan saat verifikasi dilakukan,” jelasnya lagi.

Sementara kata AH.Najamudin Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Ngawi seusai menerima pemberitahuan hasil verifikasi faktual partainya menegaskan cukup lega apa yang telah dilakukan KPUD selama ini. “Dalam persiapan verifikasi faktual memang sebagai partai yang tertata secara administrative dan menajemen baik saya kira Partai Gerindra tidak ada masalah dengan hal itu, kemudian saat dilapangan dalam melakukan verifikasi faktual sendiri oleh KPUD ini cukup berjalan baik,” kata AH.Najamudin. Lanjutnya, dalam perhelatan pemilu yang akan datang Partai Gerindra sudah melakukan persiapan demi pemenangan di tingkat daerah. (pr)

Kamis, 29 November 2012

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas Tersengat Listrik

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |SELOPURO™ Kejadian tragis menimpa Rusno (49), tewas seketika setelah tersengat listrik di ladang jagung miliknya sendiri. Bapak paruh baya warga Dusun Jetak, Desa Selopuro, Kecamatan Pitu-Ngawi, diketahui meregang nyawa oleh istrinya sendiri, Sayekti (40) sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis siang (29/11).

Menurut Sumarji salah satu saksi dilokasi kejadian, siang itu dirinya mendengar suara teriakan histeris dari arah kebun jagung milik korban yang tidak jauh dari rumahnya. Setelah didekati ternyata Sayekti menangis dengan mendekap tubuh suaminya Rusno yang kondisinya sudah tewas dengan posisi tertelungkup.

Dan didekat korban ada kabel listrik yang sudah terputus menjadi dua bagian yang panjangnya puluhan meter. “Kemungkinan Rusno saat membersihkan pelepah daun pisang dengan sebilah sabit tanpa diketahui atau kelupaan sabitnya tersebut membabat kabel listrik yang tingginya sekitar dua meter,” terang Sumarji.

Kemudian tambahnya, posisi korban saat itu tanpa memakai alas kaki atau sandal sehingga ketika kabel putus mengenai bagian tubuhnya langsung kestrum hingga tewas dilokasi. Dan dibagian dada sebelah kiri korban ada bekas sengatan listrik dengan kondisinya gosong, selain itu dari hidung korban juga terlihat mengeluarkan darah segar.

“Setelah itu bersama warga lainya langsung mengevakuasi korban kerumahnya,” terang Sumarji. Sedangkan kabel listrik sepanjang 150 meter yang menewaskan Rusno ini, lanjut Sumarji merupakan saluran listrik yang diarahkan ke rumah Sukarmin yang masih famili korban dari speedometer rumah kosong. “Speedometer itu kan ada dirumah kosong milik korban yang disalurkan ke masjid dan ke rumah Sukarmin yang kebetulan juga melewati kebun jagung milik korban,” imbuhnya.

Mengetahui Rusno tewas akibat kesetrum listrik, pihak petugas dari Polsek Pitu turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang ada ditengah kebun jagung. Setelah itu pihak kepolisian bersama medis dari puskesmas setempat juga melakukan visum luar terhadap jasad korban. Dari hasil pemeriksaan terdapat luka gosong dibagian dada kiri dan tangan sebelah kiri.

Sementara Kapolsek Pitu, AKP Misrin, membenarkan kalau Rusno tewas untuk sementara waktu lantaran terkena sengatan arus listrik disaat membersihkan kebun jagung miliknya. “Sampai sejauh ini pihak kami masih melakukan olah TKP untuk membuktikan apakah benar korban tewas akibat kestrum listrik ataukah ada penyebab lainya,” kata AKP Misrin. Maka pihaknya untuk mengamankan TKP dengan memasang garis polisi guna mengungkap kejadian yang sebenarnya dengan mengamankan sebilah sabit sebagai barang buktinya. (pr)

Rabu, 28 November 2012

Optimalisasi Petani Tembakau Dapat Perhatian Khusus Hutbun Ngawi

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Pemkab Ngawi berkomitmen memposisikan tembakau sebagai komoditi prioritas dalam penguatan pembangunan ekonomi daerah. Melalui Dinas terkait (Dishutbun-Red) nasib petani tembakau menjadi atensi tersendiri karena mempunyai peran strategis untuk ditingkatkan potensinya baik dari skill maupun harga tembakau yang merupakan bagian dari produksinya.

Melalui rapat koordinasi, evaluasi dan penguatan kelompok tani tembakau dengan menghadirkan sedikitnya 90 petani tembakau di Balai Pertemuan gedung PKK Kabupaten Ngawi, Rabu (28/11). Pada kesempatan yang sama Irwan selaku Kepala Seksi Perencanaan Dishutbun Ngawi menjelaskan, dalam evaluasi ini untuk mengetahui progress recordnya dari petani tembakau atas Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) yang telah dikucurkan pada tahun 2012. “Pada intinya kita akan mengetahui kendala apa budidaya tembakau maupun penanganan pasca panen,” terang Irwan.

Kata Irwan, Dishutbun Ngawi dalam setahun terakhir telah mengucurkan Rp 2,9 miliar bersumber dari dana DBHCHT untuk petani tembakau se-wilayah Ngawi. Dan secara riil disebutkan dana DBHCHT dalam realisasinya untuk memenuhi sarana dan prasarana seperti hand tractor, selang air, sprayer, bibit tembakau dan pupuk demikian juga pasca panen peralatan seperti alat penjemuran serta mesin perajang tembakau. “Sehingga tingkat keberhasilan atas dana DBHCHT akan terlihat sejauh mana petani memanfaatkanya pada dasarnya bantuan itu untuk menekan biaya produksi, sehingga dari evaluasi saat ini sebagai dasar acuan program tahun berikutnya,” ulasnya.

Terkait kendala harga tembakau yang akhir-akhir ini merosot Irwan juga tidak menampik kenyataan tersebut, dengan permasalahan ini pihaknya telah memfasilitasi kerjasama dengan PT.Sampoerna dengan pedagang tembakau sekitar 4 bulan sebelumnya. “Kalau masalah harga memang mekanisme pasar dimana terjadinya fluktuasi permintaan turun pasti harga mengikutinya, solusinya dengan bantuan tadi dan harapanya pengaruh atas anjloknya harga bisa diminimalisir dengan menekan biaya produksi,” jelasnya lagi.

Permasalahan harga yang tidak stabil tersebut menurut Sukarmin (54) salah satu petani tembakau dari Desa Sembung, Kecamatan Karangjati-Ngawi karena dipengaruhi adanya persaingan pembeli. Menurutnya, pada musim ini hasil panen tembakau miliknya hanya dihargai Rp 10 ribu sampai Rp 18 ribu per kilogramnya dalam kondisi daun tembakau kering padahal tahun sebelumnya bisa menembus Rp 35 ribu setiap kilogramnya. “Dulunya pembeli itu ada dari PT. Jarum dan PT. Gudang Garam tapi waktu saat ini hanya dari PT. Sampoerna yang mau beli tembakau kita dan itupun jumlahnya sangat terbatas,” pungkas Sukarmin. (pr)

Selasa, 27 November 2012

Tradisi Tahunan, Tawun Gelar Ritual Keduk Beji

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |TAWUN™ Masyarakat Desa Tawun, Kecamatan Kasreman-Ngawi mempunyai tradisi tahunan yang cukup unik. Dipercaya sebagai sarana menolak petaka atau “tolak balak”, masyarakat setempat gelar ritual Keduk Beji, yang diadakan sekali dalam setahun, tepatnya pada hari Selasa Kliwon menurut penanggalan Jawa.

Hal ini sebagai sarana penghormatan kepada Eyang Ludro Joyo atas sumber penghidupan Keduk Beji. Prosesi upacara adat ini di awali ratusan peserta berkumpul di sumber berukuran 20 x 30 meter. Ritual dimulai dengan melakukan pengerukan atau pembersihan kotoran dengan mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori sumber mata air Beji yang berada di Desa Tawun. Terlihat seluruh peserta yang terdiri atas kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua tumpah ruah menceburkan diri ke kolam.

Kemudian sesepuh Desa Tawun selaku Juru Silep, Mbah Wo Supomo (67), mengatakan, upacara Keduk Beji ini, merupakan salah satu cara untuk melestarikan adat budaya penduduk Desa Tawun sejak jaman dulu. Tujuan utamanya adalah mengeduk atau membersihkan Sumber Beji dari kotoran. Karena di sumber inilah letak kehidupan penduduk Tawun, ujarnya kepada wartawan.

“Setiap tahun pada hari Selasa Kliwon masyarakat di sini selalu mengadakan ritual semacam ini untuk menolak balak semua petaka yang bakal dihadapi,” terang Supomo, Selasa (27/11). Menurutnya, inti dari ritual Keduk Beji terletak pada penyilepan atau penyimpanan kendi yang berisi air legen di pusat sumber air Beji. Pusat sumber tersebut terdapat di dalam gua yang terdapat di dalam sumber Beji sendiri.
Ritual ini berawal dari (legenda) warisan Eyang Ludro Joyo yang dulu pernah bertapa di Sumber Beji untuk mencari ketenangan dan kesejahteraan hidup. Setelah bertapa lama, tepat di hari Selasa Kliwon, jasad Eyang Ludro Joyo dipercaya hilang dan timbulah air sumber ini. Ritual ini berawal dari pengedukkan atau pembersihan kotoran di dalam sumber Beji.

Seluruh pemuda desa terjun ke air sumber untuk mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir. Dalam proses ini, diwarnai mandi lumpur oleh para pemuda yang terjun ke air. Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan penyilepan kendi ke dalam pusat sumber. Setelah itu, penyiraman air legen ke dalam sumber Beji dan penyeberangan sesaji dari arah timur ke barat sumber.

Sesaji tersebut berisi makanan khas Jawa seperti, jadah, jenang, rengginan, lempeng, tempe, yang ditambah buah pisang, kelapa, bunga, dan telur ayam kampung. Selama penyeberangan sesaji, para pemuda yang berada di sekitar sumber Beji berjoged dan melakukan ritual saling gepuk dengan diringi gending Jawa. Ritual ditutup dengan makan bersama Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon yang telah disediakan bagi warga untuk “ngalap” (meraih) berkah. Warga saling berebut makanan yang dipercaya bisa mendatangkan berkah bagi kehidupannya kelak. (pr)

Senin, 26 November 2012

Curi Helm, Guru Gadungan Babak Belur Dihajar Masa

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Nekat juga pemuda pengangguran ini. Sebut saja, Andika Catur Setyawan(24) asal Dusun Kerso, Desa Pacing, Kecamatan Padas-Ngawi ini. Dengan menyaru berseragam bak seorang Guru iapun mencuri Helm. Apes juga jadinya. Belum juga aksinya dapat hasil, sudah keburu ketahuan dan babak belur jadinya.

Lantaran ngebet ingin ketemu pacarnya di Kota Madiun, pemuda tanggung tersebut nekat mencuri helm ditempat parkiran kantor UPTD Dinas Pendidikan Ngawi, Jalan Ahmad Yani Kota Ngawi, kemarin (23/11).

Uniknya, untuk memuluskan aksi pencurian helm Andika Catur Setyawan menyamar dengan berseragam guru. Namun nasib guru gadungan ini berakhir apes, saat eksekusi helm hendak dibawa kabur ketahuan salah seorang pegawai kantor yang kebetulan ada didekatnya.

Aksi yang tidak pantas tersebut langsung diteriaki maling, kontan saja pelaku merasa kebingungan hendak lari namun detik itu juga puluhan warga yang melihat langsung memberikan bogem mentah kea rah wajah Andika Catur Setyawan. Akibatnya wajah pelaku benjut bahkan pada bagian bibirnya mengalami luka robek yang cukup serius.

Untungnya amuk masa tersebut ketahuan pihak petugas kepolisian setempat sehingga nyawa pelaku bisa diselamatkan. Untukmempertanggung jawabkan perbuatanya pelaku digelandang ke Mapolres Ngawi. Dari pengakuan pelaku saat di interogasi petugas kenekatan dirinya tersebut lantaran tidak punya ongkos sama sekali untuk ketemu pacarnya.

Sementara Kasatreskrim Polres Ngawi, AKP Budi Santoso,membenarkan kalau pelaku nekat mencuri helm warna pink hanya untuk bermodalkan ketemu pacarnya. Dengan demikian tambahnya, pelaku akan dijerat dengan pasal 362 KUHP tentang pencurian ancamanya 6 tahun penjara.

Selain itu guna mengungkap apakah pelaku merupakan jaringan dari komplotan pencuri yang meresahkan warga kota maka pihaknya akan tersu melakukan penyelidikan. “Selain mengembangkan kasus pencurian helm ini, kita juga akan menyelidiki dari mana pelaku mendapatkan baju seragam guru tersebut,” beber AKPBudi Santoso. (pr)

Minggu, 25 November 2012

Setelah Sepekan Tenggelam, Jasad Balita Ditemukan Warga

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |BRINGIN™ Setelah dinyatakan hilang akibat terseret arus sungai, kini jasad Yoga Prasetyo (2) ditemukan dalam kondisi mengenaskan sekitar 2 kilometer dari rumahnya. Penemuan jasad bocah balita tersebut kali pertama diketahui oleh Suwardi (40) di sungai Dusun Sono, Desa Krompol, Kecamatan Bringin sekitar pukul 16.00 WIB, Minggu (25/11).

Pada awalnya menurut Suwardi hendak buang hajat di sungai yang tidak jauh dari rumahnya dan saat itulah dirinya mencium bau membusuk yang sangat menyengat. Tanpa membuang waktu langsung mencari sumber bau tersebut ternyata ada sesosok jasad bocah balita yang kondisnyamengenaskan dan dipenuhi belatung tersangkut di bebatuan sungai. ”Seketika itu saya langsung menghubungi pihak kepolisian guna melaporkan kejadian itu,” terang Suwardi.

Selang beberapa menit petugas dari Polsek Bringin mendatangi TKP untuk memeriksa penemuan jasad bocah balita ini. Kemudian dari hasil identifikasi langsung diketahui kalau jasad bocah balita berjenis kelamin laki-laki.

Dan saat itu juga jasad bocah balita yang membusuk tersebut merupakan Yoga Prasetyo anak dari pasangan suami istri Samin (40) dan Darsi (35) warga Dusun Genengan Barat, Desa/Kecamatan Bringin yang hilang akibat terseret arus sungai pada Rabu sore (21/11). Kapolsek Bringin, AKP M Syukur menjelaskan, korban setelah dilakukan visum di lokasi TKP sore itu juga langsung dibawa pulang oleh pihak keluarganya untuk dimakamkan.

Sebagaimana sebelumnya Yoga Prasetyo pada lima hari lalu dinyatakan hilang terbawa arus sungai didekat rumahnya. Dimana saat itu korban berada dirumah neneknya Jani (70) bersama kakak perempuanya Eri Novia (12). Ketika hujan terjadi pada sore itu Eri Novia hendak pulang kerumahnya yang berjarak 100 meter untuk mengambil payung.

Tanpa disangka Yoga Prasetyo menyusul dari arah belakangnya tanpa diketahui oleh kakaknya tersebut. Kontan Jani merasa khawatir terhadap cucunya yang masih balita itu dengan berusaha mengejarnya. Karena kondisi Jani sendiri yang sudah tua akhirnya tidak berhasil menghentikan langkah kaki cucunya itu. Pada waktu yang bersamaan didepan rumah Jani ada aliran sungai yang banjir maka Yoga Prasetyo langsung kecebur dan terbawa derasnya arus sungai. (pr)

Sabtu, 24 November 2012

Jurnalis Metro TV, Meninggal Saat Meliput Aksi Dukung Palestina

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Kini dunia jurnalis tengah berkabung amat mendalam dimana salah satu wartawan Metro TV meninggal dunia, ditengah liputan aksi solidaritas mendukung rakyat Palestina yang melibatkan ratusan anak PAUD (Pendidikan Usia Dini) di Masjid Al-Islah, Desa Ngale, Kecamatan Paron-Ngawi pada Jum’at malam, (23/11).

Hari Panca Sakti atau biasa dikenal Samting menghembuskan nafas terakhirnya akibat serangan jantung. Peristiwa yang sangat menyisakan duka tersebut berawal korban bersama belasan wartawan lainya melakukan tugas jurnalis pada malam itu.

Gambar satu persatu di dokumentasikan oleh korban dari aksi ini, namun sekitar pukul 20.00 WIB korban langsung jatuh ke lantai Masjid Al-Islah ketika hendak mengambil moment kemanusian pada durasi gambar terakhir. “Samting jatuh dihadapan rekan lainya saat itu dengan posisi tengkurap, ketika dibalikan badanya kondisinya mengejang,” terang Andika, salah satu wartawan.

Tambah dia, saat itu korban langsung diberi pertolongan sementara oleh rekanya bersama warga sekitar aksi solidaritas tersebut. Karena kondisinya terus memburuk, korban dilarikan ke Puskesmas Gemarang yang berjarak sekitar 2 kilometer. Setelah sampai di Puskesmas korban oleh dokter dinyatakan sudah meninggal dunia, sontak belasan wartawan menangis histeris.

Kemudian malam itu juga jenasah Hari Panca Sakti dibawa pulang ke rumah istrinya di Dusun Ngijo, Desa/Kecamatan Kendal untuk dimakamkan di TPU setempat sekitar pukul 02.00 WIB. Hari Panca Sakti merupakan sosok yang dikenal cukup ulet, supel dan pendiam, duka yang mendalam ini ditambah korban meninggalkan kedua anaknya yang masih balita. “Siang sebelum kejadian Samting mengeluh sakit kepala, ketika diperiksa oleh medis ternyata tekanan darahnya kurang dari normal,” urai Andika lagi.

Tutur Andika, sore itu sebetulnya rekanya sudah mengingatkan jangan memaksakan diri liputan dalam kondisi badan tidak fit. Namun, demi tugas jurnalistik, Almarhum bersikeras ikut mengabadikan moment anak PAUD tersebut. “Samting dikenal sebagai sosok yang tidak mudah putus semangat meskipun malam itu badanya benar-benar sakit,” pungkas Andika. (pr)

Jumat, 23 November 2012

Mudahnya Dapat Proyek, Sulitnya Dapat Bantuan Akibat Bencana

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Sekolah lain jelas bangga hati menerima proyek pembangunan maupun rehab gedung kelas. Nyatanya tak demikian yang harus dialami murid-murid SDN Mangunharjo III, Desa Manguharjo Kec. Ngawi Kota ini. Mereka seminggu lebih belajar keleleran di emperan kelas lantaran atap gedung rawan ambrol akibat sapuan angina puting beliung sepekan lalu.

Seperti yang diungkapkan Sarjono, anggota DPRD Ngawi tidak sepantasnya murid sekolah dasar tersebut diumbar belajar diemperan sekolahan. Apalagi dari pantauan para murid ini sudah melakukan aktivitas belajar diluar ruang sekolah selama satu pekan lantaran ruang kelasnya porak poranda dihamtam angin putting beliung beberapa waktu sebelumnya.

“Kalau sudah kondisinya sedemikian ini jangan dibiarkan berlarut-larut meskipun karena rusaknya ruang kelas itu factor alam,” ujar Sarjono, Rabu (20/11).

Dengan belajar ditempat terbuka, kata legislator dari Partai Golkar ini selain mengancam kesehatan murid sendiri juga mengganggu konsentrasi selama proses belajar mengajar. “Pastinya murid yang mengikuti proses belajar diluar ruang itu akan terganggu belajarnya, makanya pihak Diknas Ngawi harus cepat menyelesaikanya permasalahan tersebut,” bebernya lagi.

Dengan demikian, selaku anggota Komisi IV DPRD Ngawi yang membidangi insfrastruktur, Sarjono akan secepatnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan memanggil Dinas Pendidikan Ngawi untuk mengetahui lebih jelas terkait lambatnya rehabilitasi terhadap ruang kelas yang rusak. Hemat Sarjono, untuk membangun kembali ruang kelas ini karena kondisinya darurat maka selayaknya diambilkan dari dana taktis yang bersumber dari APBD.

Sementara Kepala SDN Mangunharjo III, Antonius Suparmin, membenarkan kalau anak didiknya dalam sepekan ini terutama kelas V sebanyak 31 murid harus belajar diemperan beralaskan tikar. Karena sebelumnya lanjut Antonius Suparmin, ruang kelas V khususnya mengalami kerusakan pada bagian atap akibat sapuan angin putting beliung seminggu sebelumnya sehingga tidak layak untuk ditempati.

“Memang kita sengaja menempatkan para murid itu diluar demi keselamatan mereka karena yang kita takutkan kalau dipaksa belajar didalam maka atapnya akan roboh,” terang Antonius Suparmin. Dengan kondisi tersebut kata dia, sudah melaporkan ke Diknas Ngawi namun kenyataanya sampai sekarang sama sekali belum diperbaiki. (pr)

Kamis, 22 November 2012

Kuat Dugaan, Balita Dua Tahun Tenggelam Terseret Arus Sungai

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |BRINGIN™ warga masih terus melakukan pencarian disekitar lokasi sungai dimana Yoga Prasetyo(2), dinyatakan hilang terseret arus sungai dekat rumahnya, Dusun Genengan Barat, Desa/Kecamatan Bringin-Ngawi pada Rabu sore (21/11) sekitar pukul 16.00 WIB. Meski begitu, hingga berita ini diturunkan belum juga ditemukan jasad Balita tersebut.

Sudah sehari penuh sejak bocah balita Yoga Prasetyo (2) dinyatakan hilang terseret arus sungai di dekat rumahnya Dusun Genengan Barat, Desa/Kecamatan Bringin-Ngawi pada Rabu sore (21/11) sekitar pukul 16.00 WIB hingga berita ini diturunkan belum ditemukan jasadnya.

Yoga Prasetyo merupakan putra kedua dari pasangan suami istri Samin (40) dan Darsi (35) diketahui hilang tanpa jejak setelah bersama kakanya Eri Novia (12). Peristiwa yang cukup menggegerkan warga sekitar tersebut terjadi setelah korban berlari dari rumah neneknya Jani (70) ketika hujan lebat terjadi untuk menyusul Eri Novia yang pulang kerumah hendak mengambil payung.

Kemudian Jani mengetahui cucunya yang masih balita berlarian ditengah guyuran air hujan langsung mencoba menghentikanya dengan mengikuti dari arah belakangnya.
Namun karena Jani usianya sudah terlalu tua untuk mengejar cucunya tersebut tidak mampu lagi, saat itulah korban langsung tidak nongol lagi ditengah lebatnya hujan sore itu.

“Ya diperkirakan bocah itu terseret arus sungai yang banjir ketika berlari saat menyusul kakaknya, meskipun ada jembatan kecil yang menghubungkan antara rumahnya nenek dengan rumah korban,” terang Slamet, salah satu famili keluarga korban, Kamis (22/11).

Menurutnya, sore itu juga ratusan warga langsung mencari keberadaan korban dengan menyisir sepanjang sungai dengan alat seadanya. Sampai larut malam pencarian ini sama sekali tidak membuahkan hasil . “Padahal kita sudah menyusuri sungai sepanjang lima kilometer lebih, seandainya bacah tersebut sudah mati seharusnya jasadnya akan mengambang,” beber Slamet lagi.

Pada esok harinya lagi pencarian terhadap korban diteruskan dengan melibatkan anggota Polsek Bringin dan anggota Koramil setempat. Sampai tengah hari proses pencarian dihari kedua juga belum menemukan dimana Yoga Prasetyo berada. Lanjut Slamet, meskipun berbagai cara ditempuhnya dengan bantuan paranormal akan tetapi tetap nihil juga.

“Katanya dari orang pintar korban masih ada disekitar dekat punden itu yang dibawa oleh makhluk halus,” urainya. Sementara Kapolsek Bringin, AKP.M.Syukur, saat dikonfirmasi menjelaskan pihaknya masih melakukan penyelidikan apakah korban memang hilang terbawa arus sungai. “Kita berusaha secepatnya mengungkap hilangnya bocah balita tersebut dengan melakukan penyelidikan intensif di TKP,” jelas AKP.M.Syukur. (pr)

Rabu, 21 November 2012

Jalur lambat Dan Bahu Jalan Disulap Jadi Tempat Parkir

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Beberapa ruas, dimana pusat perbelanjaan berada, khususnya sepanjang Jalan A.Yani Ngawi, belakangan mulai nampak semrawut. Aktifitas parkir kendaraan, baik roda 2 maupun roda 4, kebanyakan memilih jalur lambat atau sisi kiri maupun kanan bahu jalan. Keadaan makin bertambah parah ketika masuk malam minggu apalagi pas tanggal muda.

“Apalagi didepan supermarket tersebut, itu selalu macet saja pada waktu sore dimana peran Pemkab Ngawi menyikapi permasalahan itu, padahal kalau ditertibkan Luwes sendiri kan ada tempat parkiranya didalam,” ujar Moch Sadli, warga Jalan PB.Sudirman-Ngawi, Selasa (20/11).

Moch Sadli menuding, dengan tidak ditertibkanya parkiran yang sudah beberapa bulan berlangsung itu ada oknum yang bermain didalamnya. Terbukti setiap kendaraan yang parkir selalu dikenai restribusi yang tidak jelas.

“Kemungkinan parkir itu dijadikan lahan empuk orang-orang tertentu karena selama ini restribusi tersebut belum jelas kemana arahnya,” keluhnya. Imbuhnya, dengan pemandangan parkir yang demikian semrawutnya ini paling tidak Pemkab Ngawi cepat tanggap dengan melakukan koordinasi dengan satkernya misalkan Dinas Perhubungan dengan memasang rambu larangan parkir.

Kemudian pihak Pemerintah daerah sendiri langsung melalui Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono, menuturkan kalau pihaknya sudah melakukan koordinasi terkait parkiran depan Supermarket Luwes tersebut. Jelas Ir Budi Sulistyono, dengan koordinasi dengan Polres Ngawi untuk melakukan patroli, penjagaan dan pengaturan lalu lintas pada jam sibuk kunjungan konsumen.

Tambahnya lagi, Polres Ngawi juga telah mengirimkan surat kepada Kadishubkominfo tertanggal 13 November 2012 tentang usulan pemasangan rambu larangan parkir di depan Supermarket Luwes. “Selain langkah yang dilakukan Polres Ngawi kita sendiri tetap menindaklanjuti permasalahan parkir ini dengan SKPD misalkan Dishubkonminfo,” urai Bupati Ngawi. (pr)

Selasa, 20 November 2012

Bencana Alam Terus Menerjang, BPBD Minim Peralatan

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Tak dipungkiri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi masih minim peralatan. Kondisi ini makin mengenaskan lantaran secara umum wilayah Ngawi sedikitkan ada 11 titik rawan banjir serta terjangan Puting Beliung. Sementara 12 perahu karet yang ada, hanya 2 yang layak bisa dioperasionalkan ketika bencana datang

“Sebetulnya kita sudah berulang kali meluncurkan proposal ke BNPB sana tapi kenyataanya sampai sekarang belum juga nongol realisasinya,” terang Eko Heru Tjahjono, Kepala BPBD Kabupaten Ngawi.

Dengan demikian minimnya peralatan yang dibutuhkan sangat berpengaruh terhadap kinerja BPBD sendiri. “Seperti alat pemadam kebakaran itu juga kurang, helm maupun jaketnya juga belum standarnya,” keluh Eko Heru Tjahjono.

Minimnya peralatan penanggulangan bencana tersebut juga dirasakan para petugas Pemadam Kebakaran (PMK). Ketika melakukan pemadaman kebakaran terhadap 18 kios di Walikukun, Kecamatan Widodaren-Ngawi sempat diwarnai insiden kecil.

Sewaktu melakukan pengisian ulang mobil tangki, salah satu mesin diesel yang dipergunakan untuk menyedot air secara tidak terduga mengalami kemacetan.

“Sebetulnya kita sudah melakukan tugas secara maksimal untuk melakukan pemadam itu namun karena diesel macet yaa agak terlambat,” terang Kukuh, salah satu petugas PMK Kabupaten Ngawi.

Sementara menyangkut pendanaan paska bencana seperti yang dijelaskan Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono, beberapa waktu lalu hanya diambilkan dari dana taktis dan itupun jumlahnya sangat terbatas. (pr)

Senin, 19 November 2012

Kini Giliran Terminal Kertonegoro Disapu Puting Beliung

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Rupanya wilayah Ngawi pada beberapa pekan memasuki musim penghujan harus diakrabkan dengan angin puting beliung. Baru saja menyapu wilayah 2 kecamatan seperti Pangkur dan Padas pada pekan kemarin, kini hempasan angin yang memutar tersebut menyapu kawasan kota tepatnya kawasan Terminal Kertonegoro (19/11).

Akibatnya beberapa bangunan terminal mengalami kerusakan seperti plafon jebol, ruang loket roboh serta genteng pada atap menara berhamburan. Kejadian angin puting beliung hanya berlangsung kurang dari 5 menit ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIB juga merobohkan pepohonan di sepanjang pintu masuk terminal. “Angin kencang tadi dari arah utara ke selatan dengan memutar disertai air hujan, orang-orang disekitar sini pada teriak histeris,” terang Ani, pedagang asongan Terminal Kertonegoro.

Meskipun dalam musibah pada petang tersebut tidak menimbulkan korban namun setidaknya pelayanan penumpang di terminal kedatangan maupun pemberangkatan berhenti beberapa menit ditambah lampu penerangan padam. Sementara Kepala UPTD Terminal Kertonegoro, Putut Yuliarto, menjelaskan sampai sejauh ini pihaknya masih melakukan inventarisir kerugian yang diakibatkan hempasan angin puting beliung.

“Kita belum bisa menyebut jumlah kerugianya pada sore ini, kita masih menghitung dulu,” ujarnya. Setelah angin reda tambah Putut Yuliarto, kondisi pelayanan terminal kembali normal meski terlihat puing-puing material bangunan masih berserakan. Selain itu sapuan angin puting beliung juga merusak pos polisi lalu lintas (poslantas) Banyakan yang berada persis sebelah barat dari Terminal Kertonegoro.

Kondisi poslantas itu sendiri sebagaian atapnya yang terbuat dari seng juga rusak malah sebagian ada yang terbawa angin. Parahnya lagi papan baliho berukuran besar dijalur Ngawi-Solo pada kilometer 2 atau tepatnya di Desa Watualang, Kecamatan Ngawi Kota langsung roboh. Untuk mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas, pada saat itu juga papan baliho yang roboh menutupi sebagian bahu jalan langsung dievakuasi oleh petugas satlantas dengan menariknya memakai truk tronton. (pr)

Minggu, 18 November 2012

Pembatasan Jam Buka PKL Bukan Karena PNS

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Berkembangnya anggapan, bahwa pembatasan jam buka bagi para PKL di area Alun-alun Ngawi, sebagai bentuk tindakan antisipasi terhadap PNS agar tak nongkrong pada jam kerja langsung dibantah oleh Lutfi Mujahidin, Kepala Kantor Satpol PP setempat.

“Kalau masalah pembatasan jam buka tersebut sekali lagi bukan karena PNS tetapi sebenarnya aturan itu sudah sejak lama kita terapkan,” ungkap Lutfi Mujahidin. Kata dia, justru pihak Satpol PP memberikan kelonggaran terhadap PKL ini sewaktu tahap renovasi terhadap lapak belum selesai itu.

Selain itu urai Lutfi Mujahidin, sudah sewajarnya kalau satuanya akan melakukan penertiban bila ditemukan ada PKL yang membandel terlebih bilamana lapak yang dikhususkan untuk kuliner itu rampung.

“Memang Pak Bupati sendiri sudah mengintruksikan terhadap kita untuk melakukan tugas penertiban terhadap PKL saat jam pagi bila lapak itu sudah jadi, kalau sekarang ya kita beri kelonggaran dahulu,” bebernya. Apalagi dalam waktu dekat keberadaan fungsi serta pengaturan Alun-alun Merdeka dibawah naungan UPT.

“Selaku Bupati sudah beberap kali mengintruksikan terhadap satker yang berwenang untuk membentuk UPT khusus Alun-alun Merdeka ini, namun sudah di follow up atau belum kami sendiri kurang tahu,” jelasnya lagi.

Lepas permasalahan internal menyangkut system manajent pengaturan Alun-alun Merdeka Ngawi, Lutfi Mujahidin menyebutkan karena kawasan Alun-alun Merdeka selama ini menjadi etalase pemerintahan yang menjadi perhatianya selaku satuan tugas penertiban. (pr)

Sabtu, 17 November 2012

Sanksi Berat Ancam PNS Yang Doyan Selingkuh

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Tak dipungkiri, sudah terjadi 2 kali perselingkuhan yang tertangkap tangan, yang melibatkan PNS di 2 jajaran satuan kerja (satker) yakni Dinas Perdagangan dan Pasar serta Puskesmas Ngawi Kota. Sementara Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono, bakal memberikan tindakan tegas dan menerapkan aturan baru bagi pegawainya itu(13/11).

“Kalau melanggar aturan kita suruh inspektorat turun ini ada apa permasalahanya, kalau memang melanggar yang pasti ada sanksinya,” ungkap Bupati Ngawi, Ir Budi Sulistyono.

Mbak Kung (panggilan akrab Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono-red) juga tidak menampik akhir-akhir ini para pegawainya terjerembab permasalahan yang menjadi sorotan masyarakat baik perselingkuhan, kawin siri maupun perceraian.

Demikian juga Mbah Kung mencontohkan telah memberikan sanksi tegas terhadap krisis moral itu seperti salah satu pelaku perselingkuhan di Puskesmas Ngawi Kota.

Tegasnya, selaku pimpinan tertinggi di daerah pihaknya telah melakukan pemecatan terhadap mereka yang notebene masih menyandang status pegawai sukuhan. “Yang PTT itu sudah saya intruksikan untuk perhentikan secara cepat,” bebernya lagi.

Namun, bagi mereka yang sudah berstatus PNS, Mbah Kung tetap memberikan sanksi sesuai mekanismenya. Kalau menyangkut PNS harus melalui tahapan karena melalui registrasi dengan Badan Kepegawaian Pusat (BKN) dan bentuk sanksinya seperti pengurangan gaji pokok maupun penurunan golongan kepegawaian.

“Kita akan mempelajari apakah penyebabnya satu sisi karena faktor pendapatanya meningkat atau yang lainya,” Lanjut Mbah Kung. Dengan begitu tidak lama lagi Mbah Kung akan menerapkan manajemen keuangan yang menyangkut PNS. “Kedepanya bagi PNS harus diwajibkan menabung dan penggajianya harus melalui bank demikian juga untuk buku rekeningnya yang bawa istrinya masing-masing,” terangya.

Memang saat ini persoalan terhadap PNS bisa jadi menjadi dilema, satu sisi kesejahteraan meningkat seperti gaji pokok dan tunjangan beras namun tidak dibarengi kesiapan moral. Seperti jumlah PNS maupun CPNS sesuai data sampai 13 November 2012 tercatat sebanyak 13.454 orang.

Apalagi dalam penetapan anggaran belanja bagi mereka ini pada 2013 nanti total meningkat 7 persen. Terlebih pos anggaran belanja pegawai untuk tahun depan tersebut cukup menyedot sebagian besar APBD Ngawi sebesar 66,67 persen. Kalau mereka kesejahteraan sudah meningkat justru moralnya bejat maka selaku rakyatlah menjadi titik banding yang paling dirugikan. (pr)

Jumat, 16 November 2012

Kebakaran Hebat Ludeskan Kios Pasar Walikukun

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |WALIKUKUN™ Diduga akibat hubungan arus pendek sedikitnya puluhan kios didepan pasar Walikukun Ngawi ludes terbakar. Kebakaran hebat yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB membuat kalang kabut seluruh penghuni kios yang berada disepanjang jalan Gendingan-Ngrambe pada kilometer 3 tepatnya di Desa Walikukun, Kecamatan Widodaren,(16/11).

Meski tak memakan korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kerugian yang dipicu amukan si jago merah itu diperkirakan mencapai miliaran rupiah karena tanpa menyisakan sedikitpun barang dagangan maupun bangunan yang ada.

Seperti yang diungkapkan Aris Harsono (43) yang merupakan salah satu saksi mata, kobaran api kali pertama diketahui dari dalam kios opel yang menjual pakaian.

Saat itu dirinya melihat kios yang sebelumnya baru saja ditutup beberapa menit oleh pemiliknya ada asap yang keluar dari salah satu lubang ventilasi kios tersebut disertai suara dengungan. “Ketika mendengar ada suara mendengung saya langsung keluar ternyata ada asap dari lubang ventilasi,” terang Aris Harson

Sementara, Dua unit mobil pemadam kebakaran yang datang beberapa saat kemudian, tak bisa menghalangi amukan si jago merah. Kapolsek Widodaren, AKP Widodo, belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Dari informasi yang didapat, kuat dugaan memang sumber pertama kali api berasal dari salahsatu toko pakaian. (pr)

Kamis, 15 November 2012

Siswi Cantik Nekad Akhiri Hidup Dengan Segelas Potas

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGRAMBE™ Sisiwi catik, kelas 3 MTsN 1 Jogorogo ini nekat menenggak Kopi yang telah di campur dengan Potas. Dari informasi yang berhasil dihimpun, Desi Monikasari (14) yang merupakan warga Dusun Bedali, RT.01/02, Desa Babadan, Kec. Ngrambe Ngawi ini nekat melakukan bunuh diri lantaran ingin menyusul ibu dan kakaknya yang telah meninggal duluan.

Peristiwa cukup tragis tersebut kali pertama diketahui oleh neneknya sendiri Kasinah (75) sekitar pukul 21.00 WIB, Rabu (14/11) Tepat malam satu Syuro 1434 H . Saat itu sang nenek hendak membangunkan korban yang tidur didalam kamar ketika salah satu temanya ingin mengambil charge handphone tertinggal dirumahnya.

Tanpa diduga ketika dipanggil berulangkali Desi Monikasari tidak memberikan jawaban, setelah didekati ternyata korban sudah terbujur kaku tanpa nyawa. Sontak, melihat kondisi cucunya tersebut Kasinah langsung menangis histeris.

“Ketika mendengar tangisan Mbah Kasinah saya langsung lari untuk melihat dari dekat apa yang terjadi, ternyata Desi sudah meninggal dengan kondisi badanya dingin,” terang Efendi salah satu saksi malam itu.

Dengan dibantu warga lainya yakni Suwaji dan Suwono, korban hendak dibawa ke Puskesmas Ngrambe namun nyawa korban sudah tidak tertolong lagi. Karena kematian Desi Monikasari menimbulkan tanda tanya dengan diketemukan segelas kopi yang tidak jauh dari jasad korban.

Setelah diperiksa ternyata kopi tersebut sudah dicampur dengan racun potas, terlebih juga ditemukan sisa-sisa butiran racun potas yang ditaruh dibawah telapak meja kamar korban. “Tadi siang cucu saya memang pesan kepada saya jangan minum kopi yang ada digelas itu,” kata Kasinah.

Karena tidak menaruh kecurigaan, Kasinah mengaku membiarkan begitu saja ucapan yang baru saja dilontarkan cucunya itu terlebih tidak ada firasat apapun sebelumnya. Malam itu juga warga sekitar langsung menghubungi Polsek Ngrambe guna menindak lanjuti temuan tersebut.

Tidak berselang lama petugas dari Polsek Ngrambe, tim identifikasi Polres Ngawi dan tim medis dari RSUD. Dr Soeroto mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kemudian jasad Desi Monikasari diperiksa, ternyata benar mendasar temuan medis, korban meninggal akibat racun potas yang diminumnya setelah dicampurkan kedalam kopi.

Karena keluarga korban sudah terima dengan penyebab kematianya maka jasad korban tidak jadi di visum di RSUD.Dr.Soeroto Ngawi. Sementara menurut keterangan teman dekat korban yakni Arin mengatakan siang sebelumnya korban beli racun potash di salah satu toko di Ngrambe. Ketika ditanya oleh Arin untuk apa beli racun potas, korban hanya menjawab secara singkat bahwa barang yang baru saja dibelinya merupakan titipan dari temanya.

“Selain itu korban sebelumnya mengirimkan beberapa pesan lewat SMS melalui HP kepada teman-teman yang katanya ingin pamit bunuh diri,” ujar Arin, sambil menambahkan bahaw korban ingin menyusul ibu dan kakaknya yang telah meninggal, juga korban merasa bapaknya tak lagi sayang padanya karena ingin menikah lagi.

“Ketika teman-teman tadi disini korban hanya pesan mau tidur dulu sehingga saya dan lainya pamit pulang, tahu-tahu kok dia bunuh diri,” beber Arin. Kemudian untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti seperti sisa-sisa racun potas, HP dan gelas berisi kopi yang dicampur racun potas. (pr)

Rabu, 14 November 2012

Dipastikan 2013 Anggaran Pegawai Naik 67.66 Persen

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Rupanya eksekutif tetap ngotot menaikan anggaran belanja pegawai tidak langsung maupun belanja langsung pada 2013, sebesar 67,66%, seperti apa yang disampaikan oleh Bupati Ngawi,Ir Budi Sulistyono, dalam laporan nota keuangan rancangan APBD 2013 yang dibacakan dalam rapat paripurna bersama DPRD Ngawi, Selasa (13/11).

Kenaikan belanja pegawai menurut Bupati Ngawi, ada faktor yang mempengaruhinya antara lain kenaikan tunjangan beras, kenaikan gaji pokok PNS dan CPNS sebesar 7 persen. Sehingga dipastikan pada tahun 2013 mendatang belanja pegawai mengalami kenaikan 4,57 persen atau sekitar Rp 37 miliar dari tahun sebelumnya, secara riil dari Rp.813 miliar lebih menjadi sekitar Rp.851 miliar.

“Kita mengakui untuk menekan rasio belanja pegawai merupakan pekerjaan berat,” ungkap Bupati Ngawi, Ir.Budi Sulistyono, usai rapat paripurna DPRD Ngawi. Meskipun satu sisi langkah-langkah efisiensi telah dilakukan, seperti menurunkan standar honorarium pegawai, perjalanan dinas, uang lembur dan anggaran makan serta minum.

Lepas permasalahan tersebut lanjut Ir.Budi Sulistyono, pihaknya tetap berusaha menekan kenaikan belanja pegawai dengan melakukan penghitungan kebutuhan belanja pegawai secara riil. Selain itu dengan melakukan pengurangan terhadap belanja pegawai yang memasuki usia pensiun dan diarahkan ke belanja modal pada tahun mendatang. Sementara dalam laporan Bupati Ngawi juga memaparkan tentang kebijakan untuk mendongkrak peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Diperkirakan tahun 2013 mendatang urai Ir.Budi Sulistyono, PAD Kabupaten Ngawi akan mendapatkan sekitar Rp 1,3 triliun. Untuk mendorongnya perlu dilakukan intensifikasi penerimaan pajak daerah dan restribusi daerah melalui pembenahan sarana dan prasarana.

Lebih dari itu system dan prosedur pemungutan pajak daerah dan restribusi daerah perlu adanya perbaikan. Dilain pihak Ketua DPRD Kabupaten Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, menandaskan meningkatnya anggaran belanja pegawai selama ini dinilai kurang tepat. Jelasnya, masih ditemukan celah guna menekan anggaran belanja pegawai. Salah satunya pada tahun 2013 mendatang banyak PNS yang memasuki masa pensiun sehingga anggaran secara otomatis akan turun. (pr)

Selasa, 13 November 2012

Blacklist Siap Jerat Rekanan Yang Nakal

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Pengerjaan proyek Gelanggang Olahraga (GOR) yang berlokasi di Jalan Ir.Soekarno Ngawi meski akhir-akhir ini terlihat dikebut, hl ini diragukan bakal selesai tepat waktu. Pasalnya deadline waktu pengerjaan kurang dari 1,5 bulan lagi, ternyata masih ada beberapa pekerjaan yang progresnya justru mengalami penurunan.

Sanksi keras inipun akan dikenakan terhadap kontraktor yang bersangkutan. Seperti yang diungkapkan Bupati Ngawi Ir.Budi Sulistyono saat dikonfirmasi setelah mengikuti jalanya sidang paripurna rancangan APBD 2013 di lantai II gedung DPRD hari ini, Selasa (13/11).

“Pastinya akan kita kenakan sanksi bagi mereka sesuai kontrak bilamana tidak sesuai waktu yang telah ditentukan dalam pengerjaan proyek GOR itu,” terang Bupati Ngawi, Ir.Budi Sulistyono. Meskipun sanksi bakal dikenakan tambah Bupati Ngawi, pihaknya tetap mempelajari faktor keterlambatan seandainya terjadi terhadap pengerjaan GOR yang menelan biaya tidak kurang dari Rp 13 miliar tersebut.

“Yang jelas kita tetap melihat karena apa yang menjadi penyebabnya misalkan karena faktor alam atau yang lainya,” bebernya. Sementara dari lokasi proyek GOR sendiri ketika media melakukan pengamatan dari dekat memang belum ada tanda-tanda finishing. Apalagi terlihat dalam setiap item pengerjaan proyek GOR hanya dilakukan beberapa orang.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah satu pengawas lapangan yang enggan disebut namanya, pada dasarnya para pekerja di proyek GOR ini mayoritas merupakan petani. Sehingga ketika musim penghujan datang secara otomatis pekerjaan yang sebelumnya ditinggalkan untuk memulai musim tanam. Urainya lagi, yang seharusnya jumlah pekerja mencapai 130 orang akan tetapi yang bekerja hanya 60 sampai 80 pekerja.

“Dengan permasalahan tersebut membuat beban kerja dari pihak kita bertambah sehingga untuk memaksimalkan pengerjaan tetap menjadi kendala,” ujar nara sumber. Selain itu ditambah permasalahan cuaca ekstrim pada akhir-akhir ini seperti terjadinya angin putting beliung maupun badai petir. “Meski berbagai kendala yang dihadapi pastinya proyek pada tahap pertama ini akan selesai tepat waktu,” tandasnya lagi.

Sementara Ketua DPRD Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, ditempat yang sama menguraikan selaku wakil rakyat dirinya akan tetap melakukan monitoring terhadap proyek GOR yang sudah mendekati masa deadline. “Ya kita normatif saja bila terjadi molornya pengerjaan maka sanksi jelas diterimanya,” tutur legislator dari PDI-Perjuangan tersebut. (pr)

Senin, 12 November 2012

Kelelahan, Seorang Pemancing Tewas Kepleset

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |BRINGIN™ Kejadian ini dialami oleh Novan Trisbianto (25) warga Jalan Ki Ageng Selo, Desa Kraton, Kec. Maospati-Magetan. Sedianya hendak menghabiskan waktu libur dengan berwisata mancing di area Waduk Pondok Kec. Bringin-Ngawi. Namun Naas, lantaran kelelahan, korbanpun terpelset dan tercebur hingga tewas sekitar pukul 11.00 WIB, (11/10).

Berawal pada Sabtu sebelumnya pukul 20.00 WIB, korban bersama kedua temanya Andika (20) dan Danang (32) warga Desa Mranggen, Kecamatan Maospati-Magetan berangkat ke Waduk Pondok hendak memancing kebetulan esok harinya merupakan hari libur.

“Kemungkinan karena ngantuk korban kepeleset masuk ke air kemarin itu,” ujar Suwanto, warga sekitar Waduk Pondok, Senin (12/10)

Sampai lokasi malam itu juga korban bersama kedua temanya menyewa perahu untuk memancing di area Waduk Pondok tepatnya di Dusun Buljati, Desa Dampit, Kecamatan Bringin. Karena terlalu asyik Novan Trisbianto memancing sampai ke esokan harinya tanpa tidur. Tanpa di sadari korban terpeleset dari perahu yang ditumpanginya, karena tidak bisa berenang korban langsung tenggelam.

Setelah di tunggu beberap saat Novan Trisbianto tidak muncul ke permukaan air, kedua temanya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bringin. Kapolsek Bringin, AKP.M.Syukur bersama anggotanya meluncur ke lokasi tenggelamnya korban. Dan dibantu warga sekitar Waduk Pondok, korban sekitar pukul 13.00 WIB berhasil ditemukan dalam kondisi tewas.

Guna mengetahui penyebab kematian Novan Trisbianto, korban dibawa ke Puskesmas Bringin untuk dilakukan visum. Menurut Kasubag Humas Polres Ngawi, AKP.Lilik Sulastri, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kematian korban.

Untuk sementara tambah AKP.Lilik Sulastri, tewasnya Novan Trisbianto karena kurangnya kehati-hatian saat melakukan aktivitas memancing yang berakibat kepeleset kecebur ke Waduk Pondok hingga tewas dilokasi. (pr)

Minggu, 11 November 2012

Ribuan Peserta Semarakan Gerak Jalan Tradisional Monumen Suryo-Ngawi

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Agenda tahunan gerak jalan tradisional dalam rangka memperingati Hari pahlawan 2012 kali ini, Sabtu (10/11), diawali dari area Wana Wisata Monumen Suryo (Soerjo), Tepatnya di Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren kabupaten Ngawi dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer hingga finish di depan pendopo wedya Graha.

Bupati Ngawi, Ir.H. Budi sulistiyono dalam uraiannya sebelum melepas ribuan peserta mengatakan bahwa dipilihnya tempat tersebut, agar generasi muda lebih mengingat jasa para pahlawan yang rela menumpahkan darahnya untuk mempertahankan keutuhan NKRI.
Kemudian sejarah berdirinya Monumen Soerjo (Suryo) tak lepas dari kebiadaban PKI. Pena sejarah mencatat kala itu tanggal 10 September 1948, Gubernur Jawa Timur pertama, Raden Mas Tumenggung Aryo Soerjo (RMT-A Suryo) serta 2 perwira polisi di hadang pasukan pemberontak dari Partai Komunis.

Kemudian Kabag Humas Kabupaten Ngawi, Joko Santoso, memaparkan jumlah peserta gerak jalan kali ini merupakan terbesar dari event sebelumnya yakni diikuti 238 regu. Terdiri peserta putri dari pelajar SMP sebanyak 35 regu dan putra ada 57 regu sedangkan dari pelajar SMA untuk putri 21 regu untuk putranya 35 regu selain itu ditambah peserta kehormatan sebanyak 90 regu meliputi dari mahasiswa, Polres Ngawi, Kodim 0805, Satpol PP, Pemuda Nasional Demokrat dan Sekdes se-Kecamatan Paron.

“Kali ini jumlahnya mencapai ribuan orang karena setiap regunya pasti ada 17 orang,” terang Joko Santoso. Antusias gerak jalan sendiri terlihat meskipun banyak diikuti pelajar tingkat SMP dengan cuaca panas menyengat pada umumnya mereka sampai digaris finish di depan Pendopo Wedya Graha Ngawi. “Meski lumayan capek gerak jalan ini cukup semangat pokoknya mungkin tahun depan ikut lagi,” ucap Monica Isyaroh, salah satu siswi SMPN 1 Pitu.

Namun, dari ribuan peserta gerak jalan tersebut terlihat sebanyak 5 orang dari peserta pelajar setelah sampai finish malah jatuh pingsan. Dengan dibantu tim medis yang telah disiapkan sebelumnya, para peserta yang pingsan ini langsung ditangani dengan diberikan nafas bantuan melalui tabung oksigen. “Pada umumnya mereka merasa kecapekan karena jarak tempuhnya yang lumayan jauh selain itu peserta ini mengalami kejang otot setelah sampai finish,” jelas Dr.Esti Retno Setyowati dari Puskesmas Ngawi Purba. (pr)

Sabtu, 10 November 2012

Baru Sepekan, Puting Beliung Kembali Terjang Ngawi

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Bencana puting beliung disertai hujan deras kembali menerjang wilayah Ngawi. Kali ini sedikitnya 5 rumah luluh lantak di 2 kecamatan yakni Padas dan Pangkur. Sementara Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.30 WIB, (10/11). Meski tak ada korban jiwa, dipastikan kerugian ditaksir hingga ratusan juta Rupiah.

Angin langsung menghantam 2 rumah milik Supardi (45 ), dan Yanto (40 ), warga Dusun/Desa Bendo, Kecamatan Padas sedangkan 3 rumah lainya di Kecamatan Pangkur tepatnya 2 rumah di Dusun Karasan, Desa Waruk Tengah, antara lain milik Sakat (33) dan Jarwo, (50).

Sedangkan satunya lagi milik Suyanto (40), warga Dusun Pilang, Desa Ngompro. Selain menimbulkan kerugian materi yang diperkirakan ratusan juta, putting beliung yang terjadi pada saat sore ini juga mengakibatkan satu orang korban atas nama Kariyem (35), yang merupakan istri dari Suyanto yang mengalami luka-luka di bagian kepalanya.

“Peristiwa tadi berlangsung hanya beberapa menit saja angin berhembus dengan cepatnya dari arah barat ke selatan sehingga merobohkan beberapa rumah di dusun sini,” terang Didin, Kepala Dusun Karasan, Desa Waruk Tengah.

Sampai saat ini untuk sementara kondisi rumah masih dibiarkan menimbuni barang-barang didalamnya seperti almari, kursi dan perabotan rumah tangga lainya seperti yang terjadi rumah milik Sakat. “Kemungkinan esok hari baru kita bisa membersihkan rumah itu untuk mengambil barang-barang yang masih bisa diselamatkan dan kerugian akibat robohnya rumah milik Sakat itu diperkirakan sebanyak Rp 25 juta,” ujar Didin lagi.

Kemudian Hastomo selaku Camat Pangkur saat dikonfirmasi dilokasi kejadian menerangkan sampai saat ini pihaknya masih melakukan pendataan guna memastikan berapa kerugianya. (pr)

Jumat, 09 November 2012

Tunjangan Perbaikan Penghasilan Tertunda, Ribuan Guru 'Ngaplo'

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Dipastikan, ribuan guru harus kembali bersabar sementara, pasalnya para pendidik yang bernaung dibawah Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi bisa dikatakan ”Ngaplo”. Seperti yang dihimpun dari berbagai sumber mengatakan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) pada tahun 2012 baru bisa dicairkan 2 bulan kedepan.

Sehingga dengan macetnya tunjangan yang peruntukanya untuk sertifikasi guru membuat tanda tanya sejumlah tenaga pengajar.

Polemik macetnya TPP hingga akhir tahun kali ini, sesuai penjelasan Dian yang mengaku sebagai guru diwilayah Kabupaten Ngawi kejadian serupa tidak hanya terjadi sekali ini saja. Melainkan sebelum TPP triwulan pertama sebanyak 2 bulan yang macet dan triwulan kedua terjadi 3 bulan pembayaranya tidak utuh.

”Ya jumlahnya tidak seperti yang dijanjikan demikian pencairanya terkadang tidak sesuai jadwal yang ditetapkan,” terang Dian, Jum’at (09/11).

Sementara itu informasi yang berhasil disadap dari PGRI membenarkan bahwa TPP guru yang tidak cair secara utuh. Pada prinsipnya bahwa triwulan ketiga ini baru tercairkan tujuh bulan. Selain itu tunjangan sertifikasi tahun ini bakal di serahkan 10 bulan dan sisanya akan dicairkan pada tahun 2014.

Tegasnya, hal ini dikarenakan beberapa faktor anggaran dari pusat hanya cukup untuk 10 bulan saja. Pernyataan senada juga di tegaskan oleh Abimanyu selaku kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi bahwa pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa hal ini dikarenakan dari pusat sendiri hanya memberikan anggaran yang terbatas. (pr)

Kamis, 08 November 2012

Rutin Periksa Standar kesiapan Kendaraan Operasional

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Guna meningkatkan kinerja dan mendukung percepatan pelayanan masyarakat, Wakapolres Ngawi, Kompol.Noor Ghozali, memeriksa langsung kesiapan mesin dari 34 kendaraan roda empat milik jajaran Polsek diwilayahnya yang terdiri 17 mobil Mitshubisi Strada dan 17 mobil Kijang.

Seperti kendaraan inventaris baru jenis Mitshubisi Strada double cabin 3500 cc kendaraan tersebut secara rutin dilakukan pemeriksaan setiap satu bulan sekali. “Hanya untuk mengecek kesiapan mesin secara umum saja apakah ada gangguan dalam sistemnya seperti mesin maupun alat pendukungnya,” terang Wakapolres Ngawi, Kompol.Noor Ghozali, kemarin (5/11).

Pemeriksaan terhadap kendaraan operasional Polsek yang baru diterima satu tahun lalu terang Kompol.Noor Ghozali seringkali mengalami keterlambatan seiring kesibukan di tubuh jajaranya. Meskipun demikian pihaknya secara optimis perawatan serta penanganan guna memaksimalkan kendaraan buatan Thailand ini akan tetap dilakukan sesuai jadwalnya untuk menjaga kemampuan dalam setiap operasi pengamanan.

Dari pemeriksaan tersebut dihalaman Mapolres Ngawi untuk sementara belum ditemukan adanya kerusakan baik mesin maupun sarana pendukung seperti sirine. “Dari pemeriksaan kali ini tidak ditemukan kerusakan paling hanya kekurangan oli dan air accu saja,” jelas Wakapolres Ngawi.

Pada pertengahan 2011 lalu Polres Ngawi menerima bantuan dari Mabes Polri berupa kendaraan operasional sebanyak 17 unit mobil jenis Mitshubisi Strada yang diperuntukan pada jajaran Polsek.

Kendaraan tersebut di lengkapi alat cangih berupa global positioning system (GPS), yang mampu melacak lokasi secara cepat dan akurat, dilengkapi dengan radio komunikasi, lampu sirene ,serta plat nomer mobil sesuai masing masing wilayah. Sehingga dengan kendaraan yang dilengkapi IT ini jajaran Polsek mampu melakukan tugas sesuai fungsinya sebagai pengayom masyarakat secara cepat dan tepat. (pr)

Rabu, 07 November 2012

Sedikitnya 45 Ibu Rumah Tangga Meninggal Akibat HIV AIDS

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Untuk wilayah Ngawi, terhitung sejak 2002 hingga akhir tahun ini, tercatat sedikitnya 45 orang meninggal dunia akibat HIV AIDS, yang kesemuanya adalah bestatus ibu rumah tangga. Demikian apa yang disampaikan oleh Dr.Endah Pratiwi, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P dan PL) Dinas Kesehatan setempat.

”Ibu rumah tangga ini meninggal lantaran tertular dari pihak suaminya yang kemungkinan suka melakukan sex bebas dengan pasangan lain, selain itu kasus HIV AIDS ini merupakan pandemi suatu penyakit dalam artian sudah menyebar seluruh dunia bukan lokal,” terangnya. Selasa, (06/11).

Kemudian jelasnya lagi, para pasien HIV AIDS tersebut baru mendapatkan penanganan medis setelah kondisinya parah yakni pada stadium tiga dan empat. Sehingga mengakibatkan angka kematian dari kasus HIV AIDS di Ngawi secara umum sangat tinggi.

Selain itu angka penyakit yang diakibatkan melemahnya kekebalan tubuh tersebut dalam kurun tiga tahun terakhir mengalami peningkatan cukup signifikan. Dari data P2P dan PL Dinas Kesehatan Ngawi pada tahun 2008 ada 5 kasus HIV AIDS, setahun kemudian tahun 2009 terjadi lonjakan kasus HIV AIDS menjadi 14 kasus dan pada 2010 ditemukan 4 kasus lagi.

”Terhitung sampai November 2011 lalu ada 82 kasus HIV AIDS namun kalau dihitung sampai tahun ini mungkin jumlahnya sudah ratusan penderita,” urai Dr.Endah Pratiwi. Dampak peningkatan penyakit mematikan tersebut lanjut Dr.Endah Pratiwi, di dominasi adanya gaya hidup yang tidak sehat seperti sex bebas, transfusi darah dan penggunaan narkotika.

”Tidak menutup kemungkinan penggunaan alat medis juga berpengaruh terhadap penularan penyakit itu, misalkan tang pencabut gigi dan alat penjepit walaupun untuk jarum suntiknya selalu diganti,” jelasnya lagi.

Meskipun cukup mematikan penyakit HIV AIDS bisa disembuhkan dengan cara diagnosa dini yakni lebih awal dalam penangananya. Kemudian paradigma pengindap penyakit HIV AIDS memang sangat dilematis apalagi pada pertengahan Maret tahun ini ada satu lagi warga yang terindikasi penyakit HIV AIDS seringkali pandangan masyarakat sekitar pasien bahwa HIV AIDS dapat menular dengan mudah dan yang parahnya lagi penyakit ini tidak bisa disembuhkan.

Stigma (pandangan-red) masyarakat inilah yang membuat keluarga pasien cukup terbebani mentalnya bisa saja mereka dikucilkan dari masyarakat.

Jelas Dr.Endah Pratiwi, penulaan penyakit HIV AIDS tidak semudah apa yang dikhawatirkan masyarakat. Akan tetapi lepas perasalahan tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi pun akan terus memantau perkembangan kesehatan para penderita HIV/AIDS yang masih bertahan hidup.

Rata-rata para penderita HIV AIDS adalah warga Ngawi yang pernah pergi ke luar daerah ataupun bekerja di luar negeri. Guna mengantisipasi penyebaran virus tersebut, Dinas Kesehatan setempat terus berupaya mensosialisasikan ke masyarakat agar tetap waspada terhadap perilaku yang berisiko tertular HIV/AIDS. (pr)

Selasa, 06 November 2012

Balita 2,5 Tahun Jadi Korban Pemerkosaan

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |KEDUNGGALAR™ Tak kuasa menahan hawa nafsu, Widodo (32), warga Desa Pelang Kidul, Kecamatan Kedunggalar ini jadi gelap mata dan nekat menggagahi gadis balita, sebut saja NWK (2,5) hingga kemaluannya mengalami luka robek. Akibat perbuatannya, kini lelaki yang menyandang tuna wicara inipun harus mendekam di balik jeruji besi Mapolres Ngawi.

Peristiwa pemerkosaan tersebut terjadi saat kondisi rumah korban sepi dan pelaku langsung mengajak korban dengan bahasa isyaratnya masuk ke dalam kamar. Tanpa basa-basi Widodo langsung melepaskan jurus mautnya terhadap korban sehingga kemaluan milik bocah dibawah umur tersebut robek.

Seperti yang diungkapkan Kasatreskrim Polres Ngawi, AKP.Budi Santoso, mendasar visum petugas medis ditemukan bercak sperma di celana dalam korban. “Setelah korban di visum oleh dokter ditemukan alat vitalnya mengalami robek dan ada bercak sperma di celana dalamnya,” terang AKP.Budi Santoso, Selasa (06/11).

Terbongkarnya aksi yang tidak sepantasnya ditiru ini lanjut Kasatreskrim Polres Ngawi, setelah korban yang masih tetangga dengan pelaku tersebut saat buang air kecil selalu merasakan sakit dibagian kemaluanya. Karena merasa curiga ibu kandung korban Iis Nilawati, 27 th, langsung menanyakan terhadap putrinya.

Dengan gamblang korban menceritakan peristiwa yang baru saja dialaminya mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari Widodo. Mendasar keterangan tersebut ibu korban merasa tidak terima langsung melaporkan kejadian yang dialami putrinya kepada petugas. Saat di unit Perlindungan Perempuan dan Anank (PPA) Polres Ngawi, tersangka yang didampingi kakeknya menjalani pemeriksaan.

Karena selama ini yang bisa mengetahui bahasa tubuh Widodo hanya kakeknya tersebut. “Dari laporan keluarga korban, terus kami tindak lanjuti untuk menangkap tersangka dirumahnya tanpa perlawanan,” urai Kasatreskrim Polres Ngawi.

Untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya tersangka tambah AKP.Budi Santoso akan dijerat dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 pasal 82 ayat 1 tentang perlidungan anak dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun. (pr)

Senin, 05 November 2012

Dua Pelajar SMKN Gondol Sekarung Gabah, Babak Belur Dihajar Massa

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Rupanya nekat juga apa yang dilakukan dua pelajar yang masih ingusan ini. Lantaran hanya ingin punya uang lebih guna sekedar jajan, mereka nekat mencuri satu karung gabah seberat 50 kilogram senilai Rp 230 ribu. Sayangnya aksinya keburu ketahuan warga. Tak pelak keduanyapun babak belur dihajar massa.

Dua pelaku yang masih duduk dibangku kelas II disalahsatu SMKN bilangan Jiwan, belakangan diketahui bernama DRA, 16 th, warga Desa Grabahan, Kecamatan Jiwan, Madiun dan BAP, 15 Th, yang merupakan warga Desa Klenco, Kecamatan Bendo, Magetan.

Awalnya pada Minggu malam, (04/11), sekitar pukul 20.00 WIB kedua pelaku melintas ditengah sawah Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Ngawi, dengan berboncengan memakai sepeda motor jenis Suzuki Titan AE 4643 RT. Ketika sampai ditengah sawah keduanya melihat tumpukan gabah dipinggir jalan yang dimasukan kedalam karung yang ditinggal pemiliknya. “Tujuanya uang akan saya pakai untuk jajan,” ungkap salah satu pelaku, Senin (05/11), saat diperiksa di Mapolres Ngawi.

Merasa ada peluang apalagi malam itu kondisinya sepi, DRA dan BAP tanpa basa-basi langsung menggasak satu karung gabah untuk dijualnya. Niat kedua pelaku langsung dikandaskan warga sekitar karena melihat ada gelagat yang kurang baik terhadap dua remaja yang masih ingusan ini. Aksi pengejaran pun terjadi, karena gugup sepeda motor yang dikendarai dua pelaku jatuh.

Saat itulah DRA dan BAP menjadi bulan-bulanan warga yang melampiaskan emosinya, untungnya main hakim sendiri tersebut langsung dihentikan aparat dari Polsek Paron yang datang di lokasi kejadian. Setelah berhasil mengamankan kedua pelaku dari amukan massa , malam itu juga DRA dan BAP langsung digelandang ke Mapolres Ngawi untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya.

Kemudian terkait aksi pencurian yang dilakukan kedua remaja tersebut, Kasatreskrim Polres Ngawi, AKP.Budi Santoso, mengungkapkan anggotanya masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua pelaku. “Memang semalam anggota kita mengamankan kedua pelaku yang masih duduk dibangku SMKN Madiun karena mereka ini mencuri satu karung gabah,” terang Kasatreskrim.

Tambahnya, berhubung kedua pelaku masih remaja dan masih duduk dibangku sekolah tidak menutup kemungkinan akan dilakukan pembinaan. “Kita tetap mengacu pada kepentingan masyarakat dan kepentingan dia sendiri (pelaku-red) jadi jangan sampai proses hukum nanti akan menghambat pendidikanya karena prosedur,” urainya. Akan tetapi dalam pemeriksaan nanti jelas AKP.Budi Santoso, ditemukan bahwa kedua pelaku melakukan aksi serupa sudah beberapa kali maka akan dijerat dengan pasal 363 KUHP tentang pencurian dan pemberatan dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun penjara. (pr)

Minggu, 04 November 2012

Kisah Pedih Pasca Terjangan Puting Beliung

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |BRINGIN™ Tidak ada firasat apapun kalau Sabtu sore itu (3/11), Madi (55 ) , warga Desa Legowetan, Kec. Bringin Ngawi kehilangan dua rumahnya yang berdinding papan yang dalam hitungan detik luluh lantak diterjang ganasnya angin putting beliung. Sementara kala itu, istrinyapun sempat terjebak dalam reruntuhan rumah hampir 1 jam lamanya.

Memang tragis yang dideritanya, pria setengah baya yang keseharianya mengaku sebagai kuli bangunan ini dengan tatapan kosong tidak tahu harus berbuat apa. Padahal tempat tinggalnya tersebut dibangun dari hasil jerih payahnya bertahun-tahun bersama Kasri, 50 th, yang merupakan istrinya.

Padahal Madi sesuai penjelasanya bisa untuk mendirikan rumah yang sederhana itu hasil dari upah sebagai kuli bangunan. Sedikit demi sedikit uang bayaran dia kumpulkan untuk mencicil bahan-bahan bangunan seperti kayu dan genteng. “Sewaktu musibah itu terjadi saya masih menunggu bayaran hasil dari nguli bangunan,” terang Madi dengan nada lirih.

Sambil mengais sisa-sisa material rumahnya yang rata dengan tanah, Madi bercerita belum tahu kapan dirinya bisa mendirikan rumah seperti sebelumnya meskipun sampai sekarang ini rumahnya tersebut hanya ia tinggali bersama Kasri. “Ya rumah itu yang tinggal cuma saya dan Kasri karena sampai sekarang belum punya anak,” ungkapnya lagi.
Meski demikian, pria paruh baya dengan wajah yang mulai mengeriput mengaku semangat walaupun asa dan duka masih menyelimutinya.

Apalagi istrinya Kasri masih mengalami sakit akibat tertimpa puing-puing rumahnya. “Mudah-mudahan secepatnya saya dan istri bisa mendirikan rumah walau sederhana untuk tempat tinggal,” tandasnya. Untuk sementara waktu Madi dan Kasri masih menumpang dirumah saudaranya yang kebetulan tidak terlalu jauh jaraknya.

“Alhamdulilah hari ini baru saja mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah Kabupaten Ngawi dan bantuan tersebut akan saya manfaatkan guna bertahan hidup selama dalam kondisi seperti ini,” terang Madi.

Dan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi memberikan bantuan sembako berupa mie istant dan lainya. Karena selama ini BPBD Kabupaten Ngawi melalui kepalanya Eko Heru Tjahjono mengaku mengalami kesulitan terkait pendanaan pasca bencana dan hanya diambilkan dari anggaran daerah yang jumlahnya kecil dibanding potensi bencana di wilayah Ngawi. (pr)

Sabtu, 03 November 2012

Nenek 50 Tahun Terjebak Reruntuhan Selama Satu Jam

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Hujan deras disertai angina kencang meluluhlantakkan sedikitnya 5 rumah warga Desa Legowetan, Kec. Bringin Ngawi hari ini Sekitar pukul 16.00 Wib (3/11). Meski tak ada korban jiwa, seorang nenek berusia 50 tahun dikabarkan sempat terkurung dalam reruntuhan lebih dari 1 jam. Sementara kerugian ditaksir mencapai ratusan juta Rupiah.

Tercatat 2 rumah milik Madi, 55 th, 2 gudang penyimpanan tembakau milik Munaji, 67 th dan 1 rumah milik Karidin, 50 th. Dari kejadian angin puting beliung ini membawa korban satu orang luka-luka yakni Kasri, 50 th, yang merupakan istri dari Madi mengalami retak pada kaki kananya setelah tertimpa reruntuhan puing-puing rumahnya. Untuk memudahkan perawatan sementara Kasri terpaksa dievakuasi kerumah salah satu kerabat dekatnya.

“Sewaktu hujan terjadi saya membetulkan genteng yang bocor, namun dalam beberapa detik kemudian angin langsung merobohkan rumah dan saya tertimpa dibawahnya selama satu jam,” terang Kasri. Terangnya lagi, selama satu jam dibawah reruntuhan rumahnya tersebut Kasri hanya bisa mengerang kesakitan tanpa ada orang lain yang mendengarnya kebetulan saat peristiwa terjadi suaminya Madi masih bekerja.

Untungnya jeritan tangis Kasri akhirnya ada warga yang mengetahui tidak lama kemudian korban langsung diselamatkan. Sementara Kepala Desa Legowetan, Joko Ibnu Komar, saat dikonfirmasi menerangkan dari kejadian angin puting beliung tersebut untuk sementara selain lima rumah roboh ada puluhan rumah lainya mengalami kerusakan.

”Untuk sementara saya belum bisa memastikan jumlah keseluruhan rumah yang mengalami kerusakan karena pihak kita sampai saat ini masih mengumpulkan datanya, selain lima rumah roboh yang roboh itu,” jelas Joko Ibnu Komar.

Akan tetapi ketika ditanya lebih lanjut, Kades Legowetan menyebutkan diperkirakan ada 50 rumah yang mengalami kerusakan baik gentengnya berhamburan maupun atapnya yang jatuh ke tanah. Dengan kejadian angin puting beliung ini Kepala BPBD Kabupaten Ngawi, Eko Heru Tjahjono, berjanji akan secepatnya datang ke lokasi guna memberikan bantuan. “Pokoknya besok itu kita akan datang ke lokasi untuk memberikan untuk sementara sembako,” terangnya. (pr).

Jumat, 02 November 2012

Masuk Pancaroba Waspadai Ledakan Demam Berdarah

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Semua pihak diharap mewaspadai akan ancaman demam berdarahdengeu (DBD). Hal inipun dipertegas oleh Jaswadi, Kasi Penyebaran Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, bahwa hingga masuk akhir Oktober tahun ini jumlah penderita demam berdarah mencapai 101 orang dan 6 diantaranya dinyatakan meninggal.

“Peningkatan pasien demam berdarah pada umumnya mereka tidak sadar kalau penyakit yang dideritanya tersebut sangat berbahaya,” terang Jaswadi, Jum’at (2/11).

Kurangnya kesigapan antisipasi penyakit demam berdarah urai Jaswadi, terlihat adanya peningkatan jumlah korban dibanding tahun 2011 lalu tergolong signifikan karena saat itu tercatat sampai akhir Desember hanya 1 orang meninggal dari 107 pasien demam berdarah.

“Saat dibawa ke medis mereka kondisinya sudah melemah dan sebelumnya rata-rata pasien tersebut hanya ditangani memakai obat-obatan biasa ,” bebernya. Dirinya berharap, bila ada gejala terjangkit demam berdarah untuk segera mendatangi medis terdekat guna antisipasi secara dini.

Selain itu seperti kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah di Kecamatan Kedunggalar beberapa waktu lalu lanjutnya sebagai bukti masyarakat kurangya melakukan komunikasi intens dengan pihak medis terhadap ancaman yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypty

Tambah Kasi P2 Dinas kesehatan Kabupaten Ngawi, pencegahan terhadap demam berdarah tidaklah cukup dengan obat-obatan saja namun dengan pemberantasan dari dini terhadap jentik nyamuk aedes aegypty.

Langkah pencegahanya tidak hanya dengan melakukan pengasapan (fogging) melainkan dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue ini.

Tindakan tersebut adalah dengan menguras bak mandi dan penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi yang ada di sekitar rumah. Secara biologis vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri. (pr)

Kamis, 01 November 2012

Nasib Petani Padi Berakhir Pasrah Ditangan Tengkulak

| SINAR NGAWI™ | portal pemberitaan Ngawi| Berita | Kabar | Warta | info | NEWS | terbaru | terkini | hari ini | LPSE NGAWI |NGAWI™ Keberadaan tengkulak pada era Orde Baru, sempat tak berkutik. Mereka dibuat mati kutu lantaran keberadaan mereka disamakan dengan lintah darat yang selalu diajarkan dibangku sekolah bahwa hal itu tak pantas dan sebuah profesi yang hina. Ironis, kini di era reformasi justru menjadi tengkulak bisa bangga hati dan al hasil, petanipun menjerit.

Seperti layaknya dalam dongeng hukum rimba siapa kuat pasti menang, namun sistem tersebut rupanya berlaku sekarang ini terhadap sisi kehidupan masyarakat khususnya petani padi. Hasil panenan yang diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan yang mereka hadapi tetapi langsung dimentahkan oleh para tengkulak gabah.

Nasib yang demikian tragisnya terjadi disaat petani mulai memanen padinya. Ketika sudah menjadi gabah baik basah maupun kering harus dihargai oleh tengkulak dengan seenaknya jauh dari Harga Pokok Penjualan (HPP) yang ditetapkan pemerintah sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2012 sebesar Rp 3.300, dengan kadar air maksimum 25 persen.

Padahal saat ini diwilayah Ngawi secara umum lagi memasuki musim panen raya seperti di Kecamatan Mantingan, Widodaren, Kedunggalar, Paron, Geneng, Kwadungan dan Pangkur. “Karena pas ada kebutuhan yang mendadak terpaksa hasil panenan ya langsung dijual dengan harga Rp 3.200, kepada tengkulak,” ujar Ngaderi, petani padi dari Mantingan, Kamis (1/11).

Menurutnya, kalau dikalkulasi semua mendasar hasil panen pada musim ini dirinya tidak kebagian untung. “Hanya cukup untuk bayar utang di Bank dan sisa sedikit paling-paling untuk persediaan makan sehari-hari,” bebernya. Alasan tersebut memanglah sesuai yang dihadapi petani yang punya lahan sawah tidak kurang dari seperempat hektar ini.

Urainya lagi, untuk musim ketiga tahun ini kwalitas gabahnya cukup bagus dibandingkan dua musim sebelumnya. Selain itu kadar air dalam gabah juga berkurang karena sewaktu musim tanam ketiga bersamaan masuknya musim kemarau. “Kalau musim busuran seperti biasanya pasti baik gabah, tapi gimana tetap saja dicacat oleh tengkulak dengan berbagai alasan,” jelas Ngaderi.

Sementara sesuai pengakuan Darti dari salah satu tengkulak gabah asal Kabupaten Jombang, pembelian gabah tetap sesuai kwalitas dilapangan yakni mengacu pada tingkat kebasahan dan rendemenya. “Untuk padi jenis ciherang musim ini memang harganya lumayan bagus sekitar Rp 3.500, akan tetapi tidak menutup kemungkinan harganya akan turun seiring masuknya musim penghujan,” tegasnya. (pr)