skip to main |
skip to sidebar
NGAWI™ Suasana Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, makin memanas saat waktu beranjak sore. Ratusan warga terlihat bersiaga dengan senjata sekepal nasi digenggaman yang siap untuk menghajar lawan. Inilah puncak jalannya ritual tahunan yang dikemas lewat budaya Nyadran tepat Jum’at Legi, (30/8).
Ritual ini guna menyambut datangnya Bersih Desa yang dilakukan di Sendang Tambak di Dusun Tambak Selo Timur, Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi.
Sebelum ritual dilakukan, seluruh warga yang ada di dusun tersebut membawa ambengan atau nasi yang lengkap dengan lauk pauk kemudian dibawa ke sebuah tempat yang diyakini mempunyai tuah tersendiri yakni di sumber mata air dengan nama “Sendang Tambak”.
Setelah semua sesaji dirasa komplit para sesepuh desa langsung membuka tradisi unik dengan saling melempar ambengan terhadap sesama warga. Adat “Bersih Desa” semacam ini menurut sesepuh desa setempat merupakan warisan dari leluhurnya yang dilakukan secara turun temurun.
Menurutnya, ritual warisan yang cukup melegenda tersebut bagian dari nilai-nilai luhur lama dan upaya menunjukkan bahwa manusia menyatu dengan alam. Ritual lempar nasi ini dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan masyarakat terhadap melimpahnya hasil alam yang mampu menghidupi seluruh warga yang ada di desa ini.
Selain itu secara turun temurun adanya adat Bersih Desa dengan melempar nasi ambengan tidak lepas dari nilai sejarah yang ada. Pada zamanya dulu seiring berdirinya Dusun Tambak Selo Timur, ada seorang tokoh perjuangan pada era penjajahan Belanda dengan sebutan Ki Ageng Tambak.
Diketahui tokoh besar tersebut merupakan seorang penentang penjajahan atas warga pribumi yang dilakukan Belanda pada masanya. Suatu ketika Ki Ageng Tambak bersama pengawalnya dikejar-kejar Belanda dan sampailah di tengah hutan belantara.
Dengan posisi sudah terjepit musuh, Ki Ageng Tambak yang kebetulan ada didekat sumber mata air atau biasa dikenal dengan “Sendang” langsung bersabda tidak ada satupun peluru dari senapan Belanda yang sanggup menembus lokasi persembunyianya.
Maka untuk mengenang lokasi persembunyianya dengan menandai sebongkah batu hitam ini Ki Ageng Tambak berujar bila kelak daerah persembunyianya menjadi perkampungan ramai maka namanya akan disebut Dusun Tambak Selo.
Suyadi, Kepala Desa Pelang Lor, mengatakan, satu hari sebelum pelaksanaan Bersih Desa, pihaknya melakukan istighosah bersama warga dan tokoh masyarakat serta para ulama. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih intropeksi diri juga lebih berserah diri terhadap Allah SWT. (pr)
NGAWI™ Siyam(67), janda pengusaha tebu asal Desa Selopuro-Pitu, Ngawi, tewas gantung diri. Korban diketahui lama menderita kelumpuhan. Bunuh diri inipun membuat salahsatu keluarga korban meminta pihak berwajib melakukan pengusutan lebih lanjut, karena dianggapnya janggal, korban yang lumpuh bisa lakukan aksi tersebut. (30/08).
Peristiwa tragis tersebut kali pertama diketahui Ririn (23) menantu korban sekitar pukul 04.00 WIB saat dirinya hendak ke kamar mandi.
Tanpa disengaja melihat mertuanya dalam kondisi terbujur kaku dengan posisi gantung diri memakai kain selendang yang dikaitkan dengan kayu dibagian pintu kamarnya.
Ririn berteriak histeris minta tolong Wahyu (25) suaminya yang masih tidur dikamar. Mendengar tangisan tersebut selang beberapa menit para tetangga terdekat langsung mendatangi rumahnya.
Mengetahui hal tersebut, keluarga korban dan para tetangganya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Usai mendapatkan laporan tersebut Kapolsek Pitu, AKP Misrin beserta anggotanya dan tim medis
mendatangi TKP guna memeriksa serta mengidentifikasi jenasah korban. Namun tewasnya Siyam menyisakan kejanggalan terutama pada kondisi korban sendiri yang selama ini mengalami kelumpuhan akibat sakit pengapuran pada kaki dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan kondisi tersebut korban sulit melakukan aktivitas sebagaimana biasanya, bahkan untuk berdiri saja selama ini korban memakai tongkat. Dengan alasan sedemikian itu untuk melakukan aksi bunuh diri kemungkinan besar korban akan mengalami kesulitan.
Akibatnya ada salah satu keluarga korban melaporkan kejadian tragis yang menimpa Siyam kepada petugas kepolisian untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut.
Kasatreskrim Polres Ngawi, AKP Budi Santoso, membenarkan tewasnya Siyam selama ini memang ada sedikit kejanggalan hal tersebut atas laporan salah satu keluarga korban.
“Awalnya yang menangani pihak Polsek Pitu, kemudian kita datang ke TKP untuk melakukan kroscek sesuai kejanggalan yang disampaikan dari keluarga korban,”
terangnya.
Kejanggalan yang dimaksud urainya, bahwa korban diketahui mengalami sakit pengapuran sehingga untuk berjalan harus dibantu dengan tongkat. Sedangkan pada tubuh korban sesuai hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan.
“Untuk jelasnya kita masih menunggu hasil outopsi dari dokter, dan selama ini kita belum mengarah ke pembunuhan,” kata AKP Budi Santoso. Namun demikian pihaknya memeriksa saksi-saksi anggota keluarga yang tinggal serumah termasuk
Ririn dan Wahyu. (pr)
NGAWI™ Unik! Nuansa Pilgub Jawa Timur 2013 kali ini diwarnai tarian Gambyong yang sengaja digelar di TPS 05 Desa Campurasri, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi guna menarik penduduk untuk hadir mencoblos serta meminimalisir angka Golput. Rakimin, Kades setempatpun masih menyediakan hadiah menarik berupa Doorprize, (29/08).
“Jelasnya, selain kita menghias TPS ini demikian juga hadiah menarik tujuanya guna meningkatkan minat pemilih bukan berati event semacam ini sebelumnya sepi pemilih,” ungkapnya.
Pihak petugas TPS sendiri ujarnya, terlebih dahulu menyediakan kupon berhadiah kemudian dibagikan kepada warga setelah selesai melakukan pencoblosan surat suara dan selanjutnya akan diundi sehabis penghitungan suara.
“Totalnya di desa saya ada 5 TPS dengan jumlah 2.681 pemilih dan perlu diketahui lagi tadi sebelum warga melakukan pencoblosan di TPS ini tadi diadakan acara ritual wedak ripih selayaknya mantenan yang dilakukan beberapa orang sesepuh desa dengan cara menari dan membawa makanan khas,” terang Rakimin.
Kemudian di TPS 11 di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Ngawi 168 narapidana (napi) melakukan pemungutan suara. Sesuai data sebelumnya di Lapas tersebut yang memiliki hak suara ada 229 napi namun 61 diantaranya sudah dinyatakan bebas.
AS (20) salah satu napi asal Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi mengaku bangga dapat menyalurkan hak suaranya meskipun mendekam di Lapas. “Ya senenglah ternyata masih diperhatikan oleh pemerintah meskipun menjadi narapidana,” tuturnya.
Napi yang terkena pasal pencabulan tersebut menerangkan kalau sebelumnya tidak mengetahui sama sekali siapa calon gubernur yang akan dipilih. Akan tetapi atas pamlet sosialisasi Pilgub Jawa Timur dari KPUD Ngawi yang lengkap dengan visi misi yang ditempelkan disalah satu ruang akhirnya dia bisa mengetahui siapa yang patut memimpin Jawa Timur kedepan.
Sementara secara terpisah Surat Ashari Ketua KPUD Ngawi bahwa Pilgub Jawa Timur saat ini untuk jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada 698.460 orang sedangkan jumlah TPS yang tersebar di 19 kecamatan ada 1.516 TPS.
Untuk hasil riil count atau manual dari Pilgub di wilayah Kabupaten Ngawi yang sudah dilakukan ini Surat Ashari menjelaskan paling tidak akan diketahui pada tanggal 4 sampai 5 September 2013 nanti setelah melalui proses penghitungan di tingkat PPS dan PPK. (pr)
NGAWI™ KPUD Kabupaten Ngawi lakukan pemusnahan 14.697 kartu surat suara Pilgub 2013 yang dinyatakan rusak, bertempat di halaman gudang logistik KPUD Kabupaten Ngawi. Pembakaran disaksikan Kapolres, pihak Kejaksaan Negeri, Panitia Pengawas Pemilu Ngawi, serta tim sukses dari Cagub dan Cawagub Jatim, Rabu (28/08).
Pemusnahan belasan ribu surat suara tersebut mendasar Surat Keputusan (SK) dari KPU Provinsi Jawa Timur Nomor 207/KPU-Prov-014/VIII/2013 tentang Pemusnahan Surat Suara Rusak Dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013.
Ketua KPUD Kabupaten Ngawi Surat Azhari saat dikonfirmasi mengatakan, “Ini merupakan pemusnahan surat suara rusak sebanyak 14.697 hasil penyortiran yang kita lakukan sebelumnya, tujuan dari pembakaran surat ini sendiri adalah melaksanakan perintah dari KPU Provinsi, kita hanya melaksanakan perintah guna mengantisipasi agar tidak manfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” terangnya.
Ribuan surat suara yang rusak tersebut pada penyortiran tahap pertama ditemukan 14.252 lembar surat suara rusak. Kemudian pada tahap kedua ditemukan 445 lembar surat suara rusak.
Sehingga total surat suara rusak mencapai 14.697 lembar yang dimusnahkan KPUD Kabupaten Ngawi.“Pemusnahan ini berdasarkan surat keputusan KPU Jatim, Jadi KPUD diberi kewenangan untuk memusnahkan dan membuat berita acara dan kemudian dilaporkan ke KPU Jatim,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi kekurangan akibat dari banyaknya surat suara yang rusak itu, pihak KPUD Ngawi juga telah meminta tambahan ke KPU Provinsi. Surat menyatkan bahwa KPUD Ngawi telah menerima 15 ribu surat suara dari KPU Jatim.
“Jumlah penambahan surat suaranya sudah kami terima sejak kemarin, karena sejak ada kerusakan itu kami langsung melapor ke provinsi. Sedangkan untuk kekurangan di PPK sudah selesai kami distribusikan, sehingga besuk saat pemilihan tidak ada permaslahan lagi,” pungkasnya.
Sementara secara terpisah Kapolres Ngawi AKBP Eddy Junaedi SIK mengatakan pihaknya dalam mengamankan Pilgub saat ini menerjunkan 618 personel.
“Kami pihak Polres Ngawi sudah siap mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi konflik, besok pada saat pemilihan kita akan menerjunkan 618 personel, jadi satu TPS satu personel Polri dan dua anggota Linmas dan besok khusus di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II-B Ngawi memang ada TPS khusus maka kita terjunkan sejumlah petugas dalam mengamankan pemungutan suara tersebut,”jelasnya. (pr)
NGAWI™ Sedikitnya 10 Miliar, dana yang dilabel PPIP (Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan), digelontoran untuk desa yang menyebar di 19 Kecamatan wilayah Kab. Ngawi. Rumor tak sedap kembali muncul kepermukaan. Dari berbagi sumber dapat dikabarkan, bahwa desa penerima disinyalir harus setor rintisan dengan prosentase bervariasi.
“Memang ada informasi menyebutkan setiap desa yang menerima PPIP ini harus menyetor kepada pihak-pihak tertentu senilai jutaan yang katanya dipakai untuk biaya administrasi,” jelas nara sumber, Selasa (27/8).
Apalagi untuk tahun ini urainya, ada 42 desa dari 19 kecamatan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai penerima PPIP sesuai usulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (PU BMCK). Dia menduga setiap desa seharusnya menerima Rp 250 juta akan tetapi setelah dicairkan lewat rekening tim pelaksana desa (timlak) harus dipotong lalu disetorkan ke sejumlah pihak dengan kesepakatan tidak tertulis.
“Kesulitanya kita seandainya melakukan pelacakan aliran dana tersebut memang sulit karena tidak ada bukti riil diatas kertas,” tambah nara sumber.Jelasnya, kalau toh kabar tersebut benar adanya maka kerugian negara mencapai Rp 250 juta dengan akumulasi Rp 5 juta kali 42 desa penerima PPIP.
Kemudian dalam waktu yang sama Moch Sadli Kabid Perubahan Pemukiman (Permukim) Dinas PU BMCK Kabupaten Ngawi seusai rapat sosialisasi PPIP didepan puluhan kepala desa dengan tegas menampik kalau ada pungutan ataupun pemangkasan dana sepeserpun terkait PPIP tersebut yang diisukan oleh pihak tertentu.
“Kalau dari kita tidak ada seperti itu dalam arti potongan, dan saya sendiri kurang tahu darimana informasi itu berasal,” Kata Moch Sadli.
Bahkan dia balik menuding kalau ada pihak luar khususnya broker dengan sengaja meminta jatah 10 persen yang dipergunakan sebagai uang jasa untuk memuluskan desa agar menerima PPIP. “Sesuai yang saya dengar malah ada pihak yang meminta jatah seperti itu namun kenyataanya desa tersebut justru tidak keluar bantuanya (PPIP-red),” ungkapnya lagi.
Moch Sadli menyebutkan program PPIP berbasis pemberdayaan masyarakat adalah program bagian dari PNPM Mandiri sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) merupakan program swakelola atau dikelola sendiri oleh masyarakat.
Sehingga kalau ada kesalahan diluar prosedur yang berhak melakukan audit ada di tangan BPKP. Selain itu untuk tahun 2013 ini Moch Sadli menegaskan jumlah penerima PPIP meningkat 100 persen lebih dibanding tahun 2012 lalu yang hanya 15 desa.
Rincianya dari total 42 desa di tahun ini reguler I terdiri 3 desa, reguler II ada 14 desa dan 25 desa lainya dari APBNP.
Kemudian Sony Afiyanto seorang konsultan manajemen PPIP tingkat kabupaten saat sosialisasi menjelaskan dalam rangka monitoring PPIP maka sangat diharapkan adanya kontrol yang baik dan lebih pro aktif dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), wartawan atau masyarakat setempat.
Apalagi imbuhnya, dana PPIP yang besarnya Rp 250 juta per desa dapat dipergunakan dengan semaksimal mungkin demi kemajuan desa apalagi sasaran dari program ini untuk perbaikan infrastruktur vital di pedesaan seperti jalan poros desa, drainase dan sarana air bersih. (pr)
NGAWI™ Pemkab. Ngawi gelar lomba permainan tradisional antar SKPD, di Alun-alun Merdeka. Kegiatan tersebut untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-68, yang diawali balap karung dengan peserta Ir Budi Sulistyono Bupati Ngawi, Ony Anwar Wakil Bupati serta Letkol Inf Dody Zulkarnain Komandan Kodim 0805 Ngawi, Senin (26/8).
Selanjutnya, para abdi negara dari lintas SKPD menyuguhkan perlombaan tradisional yang mulai terkikis seperti lomba bakiak, panjat pinang, tarik tambang, gobak sodor dan permainan egrang.
Dalam kesempatan yang sama Ir Budi Sulistyono Bupati Ngawi mengatakan, perlombaan yang dilaksanakan tahun ini lebih meriah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan HUT RI tahun lalu bertepatan dengan bulan suci Ramadan sedangkan untuk saat ini digelar setelah lebaran.
“Jadi tahun lalu kita minimalisir kegiatan karena bertepatan dengan bulan puasa, tapi tahun ini karena jatuh usai lebaran, maka perlombaan lebih banyak dan lebih meriah sekaligus sebagai ajang silaturahmi antar satker,” jelasnya.
Lebih lanjut, perlombaan tradisional tersebut dijadikan sebagai salah satu cara untuk melestarikan dolanan tradisional.
Dolanan bocah itu kini sudah mulai ditinggalkan masyarakat. Sedangkan dalam perlombaan itu, akan diambil juara I, II, III dan IV. Pemenang akan diberikan hadiah, dengan total hadiah yang diberikan dalam perlombaan ini berasal dari sponsor.
Sementara itu, Ony Anwar Wakil Bupati Ngawi menegaskan lomba yang diselenggarakan sehabis perayaan HUT Kemerdekaan RI itu untuk menciptakan kebersamaan pejabat pelayanan publik di lingkungan Pemkab Ngawi.
Selain itu, perlombaan ini bukan untuk mencari pemenang atau yang kalah, namun dapat sebagai refresing, dan juga untuk mengisi kemerdekaan. “.“Kegiatan olahraga juga kita masukkan tahun ini, karena selain dapat memberikan hiburan, juga merupakan salah satu upaya peningkatan minat olahraga bagi pemuda,” tuturnya. (pr)
NGAWI™ Menjelang perhelatan pemilihan Gubernur Jawa Timur pada 29 Agustus 2013 mendatang Kapolres Ngawi AKBP Eddy Junaedi SIK mendatangi gudang logistik Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Ngawi dengan melakukan pengecekan gudang logistik yang berisi tumpukan kardus surat suara, Jum’at (23/8).
AKBP Eddy Junaedi SIK yang didampingi Surat Ashari Ketua KPUD Ngawi mengatakan, kedatanganya ke kantor lembaga penyelenggara Pilkada Jawa Timur tersebut tidak lepas dari pengawasan penyortiran surat suara yang memasuki hari terakhir.
“Memang agenda kita hari ini melaksanakan koordinasi dengan KPUD Ngawi terkait penyortiran surat suara dan pengamanan didalamnya,” terangnya.
Jelasnya lagi, mendekati waktu pemilihan gubernur (pilgub) yang kurang dari satu pekan lagi ini pihaknya juga memantapkan koordinasi pengamanan langsung dalam pendisitribusian terutama logistik dari KPUD sendiri.
Selain itu mengenai TPS khusus terutama di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Ngawi dan di masing-masing rumah sakit yang ada juga tidak lepas dari pantauanya.
“Hal ini kita koordinasikan dengan KPUD Ngawi terkait TPS khusus agar bisa mengakomodir semua pemilih yang ada sehingga tingkat pemilih yang tidak mempergunakan hak pilihnya bisa ditekan seminimal mungkin,” tegasnya.
Secara umum Kapolres Ngawi menyebutkan persiapan yang dilakukan KPUD sudah matang namun secara sinergis perlu dilakukan koordinasi guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Mengingat, adanya pihak tertentu yang mengkhawatirkan tingkat partisipasi pemilih dalam pilgub rendah.
Meski demikian himbaunya, agar masyarakat tetap tenang sehingga merasa nyaman dalam menentukan pilihanya. Dan selaku pelayan masyarakat AKBP Eddy Junaedi SIK menjamin situasi keamanan di Ngawi bakal kondusif.
Kemudian pendistribusian logistik berupa surat suara dari KPUD ke masing-masing PPK selama dua hari pada tanggal 25 dan 26 Agustus mendatang akan dilakukan pengamanan sistem terbuka dan tertutup.
“Nanti sewaktu proses distribusi surat suara setiap PPK akan kita kawal satu kendaraan berisi 4 personel kepolisian,” ungkap Kapolres Ngawi. Ditegaskan lagi jumlah personel dari Polres Ngawi yang diterjunkan dalam pengamanan langsung pilgub nanti jumlah totalnya 618 personel.
Sementara untuk masa kampanye calon gubernur sendiri yang terlibat ada 400 personel sedangkan memasuki masa tenang ada 300 personel yang melakukan pengamanan berupa patroli rutin ke setiap titik yang dianggap rawan. (pr)
NGAWI™ Dua pria ini harus berurusan dengan pihak berwajib setelah melakukan penipuan dengan modus menjadi dukun pengganda uang. Sugiyono (27), warga Desa Waruk Tengah, Kec. Pangkur, Kabupaten Ngawi dan Wahyu Eko Tri Wahyono (26) Warga Dusun Balong, Desa Beran, Ngawi itu kini meringkuk di sel tahanan Mapolres Ngawi. Kamis (22/08).
Kejadian berawal saat korban Teguh Winarto (28), dan Agustini (48), warga Desa Selopuro, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, diberitahu oleh tersangka Wahyu bahwa tersangka Sugiyono sanggup menggandakan uang.
Dengan syarat menyerahkan uang pancingan untuk membeli minyak maupun untuk ritual dengan cara mandi disungai Srigati yang ada di Desa Babadan, Kecamatan Paron, dan kemudian melakukan bancaan dibawah Gunung Kelud Kediri.
Korban juga diberi kantong kain yang tidak boleh dibuka hingga batas waktu tertentu dan apabila dibuka mata korban akan buta. Namun setelah ditunggu hingga beberapa hari kemudian korban membuka kantong kain tersebut ternyata berisi potongan kertas, merasa ditipu kedua korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.
Kasat reskrim Polres Ngawi AKP Budi Santosa saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut, “Tersangka melakukan penipuan dengan modus sebagai dukun pengganda uang dengan syarat ritual dan uang pancingan, tersangka ditangkap setelah korban melaporkan kejadian tersebut yang kemudian kami tindak lanjuti. Tersangka ditangkap di Wilayah Hukum Polres Kediri, saat ditangkap tersangka sempat melakukan perlawanan,” tegasnya.
Saat ini tersangka berserta barang bukti sebuah kantong kain berwarna hitam dan kuning berisi potongan kertas koran dan berisi bunga (kembang telon) yang dibungkus daun pisang, 2 botol minyak, dan sebuah kardus berisi dupa, serta 4 buah plastik (tas kresek) warna hitam diamankan di Polres Ngawi. Akibat perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan pasal 372 dan 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan dengan ancaman hukuman 8 tahun penjara.(pr)
NGAWI™ Kalau sudah “kebacut” apa boleh buat. Itulah dalam benak Agus, yang kala penggelontoran program sumur dangkal dari dinas Hutbun 2012 lalu dirinya masih menjabat kades Padas, Kec. Padas, Ngawi. Dia terpaksa memperkarakan kasunnya lantaran kedapatan memalsukan tandatangannya guna memuluskan program sumur dangkal tersebut.
Aksi kriminal ini diketahui ketika Agus mantan Kepala Desa Padas, Kecamatan Padas, Ngawi sedang menghadiri persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi dengan terdakwa Sri Bina Aryateja (40) di Pengadilan Negeri (PN) Ngawi, Kamis (22/8).
Awal kejadian, pada akhir 2012 lalu Agus yang saat itu masih menjabat sebagai kepala desa melaporkan ulah pemalsuan tanda tangan dan proposal yang juga ditengarai fiktif kepada pihak berwajib yang dilakukan oleh Sri Bina Aryateja Kepala Dusun Padas I.
Ringkas cerita kata Agus, saat itu dirinya selaku kepala desa didatangi oleh oknum LSM menanyakan tentang program sumur dangkal yang ada diwilayahnya sebanyak 4 titik lokasi senilai Rp 60 juta sesuai pengajuan dari Kelompok Tani Sri Mulya yang diketuai oleh Triyono.
Padahal di desanya secara resmi ada 3 kelompok tani yang sudah mempunyai sertifikat dan berhak atas bantuan seperti Tani Harta, Tani Mulya dan Tani Jaya.
“Karena saya merasa tidak pernah mengajukan program tersebut terlebih menandatangani makanya setelah saya usut ternyata ulah dari Sri Bina ini dan sesuai pengakuanya saat disidik oleh yang berwenang mengatakan kalau stempel kepala desanya dia pinjam ke istri saya padahal istri saya tidak pernah meminjamkan stempel itu ” terangnya kepada pewarta SN saat hadir sebagai saksi atas persidangan ke dua dengan terdakwa Sri Bina Aryateja di PN Ngawi, Kamis, (22/8).
Tambah Agus yang baru purna tugas sebagai kepala desa pada Juli 2013 ini mengatakan, sebetulnya tidak tega kalau toh salah satu perangkat desanya tersebut meringkuk di penjara apabila saat dirinya mengkroscek kebenaran adanya proposal sumur dangkal terhadap terdakwa dijawab dengan baik-baik.
“Sewaktu menanyakan kenapa ada tanda tangan saya selaku kepala desa di proposal tersebut justru Sri Bina selaku kepala dusun ini melontarkan kata-kata yang tidak enak terhadap saya padahal itu didepan orang banyak,” katanya lagi.
Bahkan saat yang bersamaan kata Agus, dari total Rp 60 juta tersebut ada indikasi pungutan liar (pungli) berupa pemotongan yang dilakukan pihak Dinas Hutbun Ngawi senilai Rp 17 juta mendasar pengakuan Sri Bina Aryateja. “Waktu itu saya tanya ke Hutbun, dan Pak Mujino selaku kabid baru mengatakan tidak tahu karena yang menangani saat itu Pak Tarjo,” jelas Agus.
Kemudian sesuai keterangan Priya Agung Jatmiko SH selaku penuntut umum dari Kejari Ngawi terdakwa sudah memasuki persidangan kedua namun ditunda lagi pada 2 September 2013 mendatang.
Sementara terkait pasal penjeratan akibat ulah Sri Bina Aryateja yang terindikasi memalsukan tanda tangan tersebut dalam BAP terkena pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat. “Memang hari ini agendanya sidang pemeriksaan saksi karena ketua majelis hakim ada halangan yang mendadak yakni kakanya meninggal dunia maka ditunda,” jelasnya. (pr)
NGAWI™ Ratusan surat suara yang akan digunakan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur pada 29 Agustus mendatang ditemukan rusak. Hal tersebut diketahui saat penyortiran dan pelipatan surat suara oleh petugas Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Ngawi di Kantornya Jalan Untung Soeropati. Rabu (21/8).
Kerusakan surat suara sendiri diantaranya terdapat lubang pada gambar pasangan calon, cetakan yang tidak rapi, dan cara pemotongan yang tidak simetris sehingga memotong kotak sebagian pasangan calon.
“Ada ratusan surat suara rusak, dan adapula yang foto pasangan calonnya terpotong, seperti foto pasangan pak karwo. Ada juga yang robek, tapi nggak terlalu banyak,” terang Ernis Cris salah satu anggota Kelompok Kerja Logistik KPU Ngawi.
Sementara Ketua KPU Kabupaten Ngawi Surat Azhari saat dikonfirmasi mengatakan, “Mulai kemarin surat suara ini masuk dikabupaten ngawi, dan hari ini kita sudah mulai mensortir,” terangnya. Dia menjelaskan, ada beberapa kategori surat suara rusak tapi belum masuk cadangan, apabila nanti jumlah cadangan itu banyak maka itu akan dipakai lagi.
Kalau yang sobek jelas nanti akan dilaporkan ke KPU Provinsi untuk segera diambil langkah antisipasi. Meski terjadi kerusakan, namun Ketua KPUD Ngawi menjamin tidak akan mempengaruhi jumlah logistik surat suara Pilkada Jawa Timur.
Jumlah surat suara tetap mencukupi. Ia mengatakan penyortiran direncanakan selesai H-3. Setelah penyortiran dan pelipatan, pihaknya akan kembali menghitung jumlah surat suara yang rusak dan tidak layak pakai.
Selanjutnya, dia menambahkan apabila masih mengalami kekurangan jumlah maka akan diajukan permintaan tambahan kertas suara. Surat Ashari sesuai uraianya menambahkan, total surat suara untuk Kabupaten Ngawi sebanyak 716.651 ribu eksemplar.
Sebagian merupakan cadangan untuk masyarakat yang tidak masuk daftar pemilih. “Surat suara dikasih lebih ditiap KPU. Kalau ada masyarakat yang tidak terdaftar, bias menggunakan KTP atau kartu keluarga agar dapat menggunakan hak suaranya dalam pemilu nanti,” pungkasnya. (pr)
NGAWI™ Kebakaran hebat terjadi di sebuah Toserba ABC milik Ny Sriyono (60) di kilometer 15 Jalan Ngawi-Caruban tepatnya di Desa Kedungprahu, Kecamatan Padas, Ngawi sekitar pukul 09.30 WIB, Senin siang (19/8). Meski tak menelan korban jiwa, kerugian ditaksir hingga Ratusan juta rupiah. Sementara, Api diperkirakan berasal dari Ruang Dapur korban.
“Dari kabar yang ada saat itu pemilik toko sedang memasak di dapur namun ditinggal sementara untuk melayani pembeli tahu-tahu api sudah berkobar di mana-mana,” terang Sutanto (50) warga Desa Kedungprahu, Kecamatan Padas.
Urainya, melihat api mulai menjalar Ny Sriyono langsung panik dengan berteriak ke tetangga terdekat. Saat itu berbagai upaya pemadaman dilakukan oleh warga sekitar dengan memakai pompa air namun tidak mampu berbuat banyak.
“Ya gimana lagi barang-barang yang di dalam toko itu semuanya barang mudah terbakar sehingga api dengan mudahnya merembet kemana-mana,” terangnya lagi.
Dari kebakaran ini hanya beberapa barang dagangan meliputi sembako yang berhasil diselamatkan warga lainya. Tidak berselang lama dua unit mobil pemadam kebakaran (PMK) dari Pemkab Ngawi tiba dilokasi langsung melakukan pemadaman dengan menyisir beberapa titik api supaya tidak menjalar ke toko yang ada disebelahnya.
Saat proses evakuasi sisa-sisa barang dagangan dan upaya pemadaman tengah berlangsung menyebabkan kemacetan arus lalu lintas sepanjang 1 km sepanjang Jalur Ngawi-Caruban.
Selanjutnya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, petugas Polsek Padas yang tiba dilokasi segera memasang garis pembatas polisi untuk melakukan penyelidikan.
Sementara sesuai keterangan dari AKP Djuhri Kapolsek Padas menyebutkan sesuai pengakuan korban Ny Sriyono sumber api pertama kali dari kompor gas yang ada di ruangan dapur.
“Penyebab kebakaran tadi sesuai keterangan pemilik toko sendiri yakni Ny Sriyono menyebutkan saat itu dirinya sedang memanasi minyak goreng yang beku kemudian tanpa disadari langsung melayani pembeli yang ada di toko, begitu kembali lagi ke dapur sudah melihat kebakaran,” kata AKP Djuhri.
Tambahnya, kemungkinan Ny Sriyono ketika melayani pembeli agak lama dan lupa kalau dirinya sedang memanasi minyak beku di dapur kemungkinan terlalu panas akhirnya minyak beku tersebut justru terbakar dan langsung menjalar disekitarnya.
“Jadi penyebabnya bukan dari ledakan tabung gas elpiji melainkan dari kompor gas akibat dari minyak goreng yang terbakar, sedangkan kerugian materi dari kebakaran ini untuk sementara ditaksir mencapai ratusan juta,” tegasnya. (pr)
NGAWI™ Calon Gubernur Jawa Timur Bambang DH, memastikan wilayah Mataraman (Madiun, Kediri, Magetan, Pacitan dan Ponorogo) pasukan Jempolnya tetap konsisten. Dirinyapun menggandeng Jokowi (Joko Widodo) Gubernur DKI Jakarta untuk meningkatkan elektabilitasnya saat melakukan kampanye di lapangan Desa Klitik, Kecamatan Geneng, Ngawi, Minggu (18/8).
Dengan didampingi Ir Budi Sulistyono Ketua DPC PDI-Perjuangan Ngawi, Bambang DH bersama Jokowi menyapa ke ribuan pendukungnya termasuk berbagai komunitas motor.
“Yang jelas kita menggandeng Jokowi ini sebagai indoorsman, kita kan begini semakin banyak indoorsman berati memungkinkan percepatan elektabilitas, dan yang kita pakai boleh siapa saja termasuk Jokowi ini,” ujar Bambang DH.
Menyangkut lolosnya pasangan Khofifah Indar Parawangsa-Hermas S Sumawiredja (Berkah), Bambang DH malah mengaku lebih leluasa dalam memainkan perananya untuk meraup kemenangan dalam pilgub nanti.
Hematnya, sesuai keinginanya sejak awal penjaringan calon gubernur ke empat pasang yang ada termasuk Khofifah bisa lolos semuanya. Hal ini dimungkinkan secara politis semakin banyak calon akan mempengaruhi rakyat dalam menentukan pilihanya apalagi di wilayah Jawa Timur didominasi kalangan Nahdliyin (NU).
Kupasnya, kalangan Nahdliyin merupakan ladang suara bagi Khofifah demikian juga incumbent (Karsa) sehingga dengan lolosnya pasangan Berkah tersebut otomatis basis NU akan diperebutkan.
“Dari sisi pertarungan kalau dulu tidak ada Bu Khofifah otomatis kami head to head dengan incumbent, maka dengan masuknya pasangan Berkah sudah jelas NU diperebutkan bukan berati kami tidak mendapatkan dukungan dari kaum Nahdliyin, lihat saja Pak Said wakil kami itu kan orang NU juga,” bebernya.
Sementara ladang suara selain di internal PDI-Perjuangan, Bambang DH mengklaim selain mendapatkan suntikan suara dari Pemuda Muhamadiyah juga dapat angin segar dari Partai Nasdem.
“Pak Surya Paloh sendiri saat melakukan pembekalan ribuan caleg Partai Nasdem Jawa Timur dengan tegas beliau menyampaikan dukunganya terhadap kita,” kata Bambang DH.
Kemudian pasangan yang di usung PDI-Perjuangan tersebut dalam skema politiknya berjanji jika terpilih dalam percaturan kursi gubernur Jawa Timur akan menggelontorkan dana Rp 500 juta setiap tahun terhadap masing-masing desa.
Langkah pasti calon dengan ikon jempol ini dengan adanya bantuan langsung ke desa memungkinkan dapat mempercepat disparitas wilayah Jawa Timur menuju yang lebih baik.
“Karena selama ini kan desa jauh tertinggal dengan kota, nah dengan strategi tersebut desa akan mandiri,” janji Bambang DH.
Konsep bantuan tersebut menurutnya, Pemprov Jawa Timur tim tidak bakal bangkrut apabila merealisasikan anggaran Rp 500 juta per desa per tahun untuk 8.500 desa pasalnya APBD yang dikelola pada 2013 ini diperkirakan mencapai Rp 16 triliun. (pr)
NGAWI™ Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono selaku inspektur upacara HUT kemerdekaan RI ke 68, bertempat di alun-alun merdeka, dalam sambutannya mengajak seluruh lapisan masyarakat mengenang dan menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI,(17/8).
Acara diawali dengan penaikan sang saka merah putih satu tiang penuh yang dilakukan oleh Pasukan Pengibar Bendera ( Paskibra) Ngawi 2013 sebanyak 32 personel.
Para anggota paskibra yang terdiri dari pelajar SLTA/SMK/MAN se-Kabupaten Ngawi dan di damping personel Polri/TNI yang telah digembleng selama satu bulan penuh di persiapkan pada momen kenegaraan ini.
Upacara kemerdekaan dengan ditandai pengibaran bendera khususnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi dilakukan di Alun-Alun Merdeka mulai pukul 09.00 WIB sampai detik-detik proklamasi dengan komandan upacara Iptu (Pol) Creato S Gulo dari Polres Ngawi.
Pada kesempatan yang sama, Sebanyak 145 narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Ngawi mendapatkan remisi umum (RU) dari jumlah 278 napi yang ada dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-68.
Kepala Lapas Kelas II-B Ngawi, Agus Santoso, Mengatakan sebanyak 14 napi diantaranya dinyatakan bebas dan langsung menghirup udara segar setelah mendapatkan grasi dari Bupati Ngawi yang diserahkan secara simbolis.
Dari penghuni Lapas yang mendapatkan potongan masa tahanan tersebut merupakan bagi napi yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap serta berkelakuan baik selama menjalani proses hukum.
“Mereka yang mendapatkan remisi maupun grasi tersebut memang melalui penyaringan mendasar penilaian yang dilakukan petugas Lapas jadi tidak ada unsur lainya,’ ujarnya.
Keputusan remisi maupun grasi ini secara kriteria peruntukanya bagi napi berkelakukan baik selama menjalani masa tahanan yang artinya taat segala aturan didalam Lapas itu sendiri.
Tegas Agus Santoso lagi, pemberian remisi kepada narapidana dan anak pidana yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang mengacu pada PP No 32 Tahun 1999 tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan.(pr)
NGAWI™ Belakangan para pengunjung yang sedianya asyik kongkow-kongkow menikmati keindahan Alun- Alun Ngawi, mulai klenger. Musababnya, Sudah 2 bulan terakir, bau menyengat dari toilet umum yang ada di kawasan tersebut mulai mengganggu. Pengamatan sementara ternyata kondisi septic tank over load, meski MCK dibuat belum juga genap satu tahun.
Selain mengganggu pengunjung setidaknya berdampak pada PKL yang ada disekitarnya yang menjual kuliner dampaknya penurunan omzet. “Sejak bau dari toilet umum itu menyebar yang jajan di sini berkurang,” terang Suparti, salah satu PKL di kawasan Alun-Alun Merdeka Ngawi, Jum’at (16/8).
Sutrisno, seorang pengelola toilet umum Alun-Alun Merdeka Ngawi membenarkan sudah seminggu ini kondisi 3 unit toilet macet akibat saluran pembuang ke 2 unit septic tank tersumbat akibat sudah tidak mampu menampung kotoran yang ada.
“Karena septic tank yang ada hingga saat ini baru dua unit dan itupun berupa tiga jlurung dan dibawahnya tanpa ada resapan padahal baru satu tahun adanya toilet ini,” ujarnya.
Urainya, kedalaman septic tank sendiri hanya berkisar 3 meter dengan lebar 1 meter kontan saja kondisi tersebut tidak seimbang dengan jumlah pemakai toilet umum sendiri.
Sebagai solusinya untuk sementara waktu pihaknya melakukan penyedotan satu kali dalam sehari memakai mesin pompa dengan diarahkan ke beberapa lubang resapan yang sebelumnya memang tidak difungsikan.
Dan usaha yang dilakukan Sutrisno ini jelasnya sebagai langkah alternatif dimana waktu bersamaan di lokasi Alun-Alun Merdeka ada event untuk menyambut HUT Kemerdekaan. “Jadi kasihan terhadap mereka otomatis kalau waktu ada event agustusan seperti saat ini kan pemakai toilet bertambah belum lagi para pedagangnya,” terang Sutrisno.
Kemudian tambahnya, septic tank di fasilitas umum idealnya dindingnya harus kuat serta tahan terhadap zat asam dari limbah domestic itu sendiri, dan kedap air dengan kedalaman sekitar 8 meter.
angan sampai ada rembesan dari celah dinding, hingga menyebabkan pencemaran terhadap tanah sekitar. Maka dari itu, tangki atau dinding septic tank dapat dibuat dari bata merah, batu kali, batako, ataupun beton. Atau bisa juga kita menggunakan tangki yang terbuat dari pvc (pralon), keramik, plastik, ataupun plat besi.
Sementara Peggy Yudho Kepala UPT Alun-Alun Merdeka dengan tegas akan secepatnya menghubungi pihak Dinas PU BMCK untuk melakukan renovasi akibat melubernya kotoran dari toilet umum itu. “Karena yang mengelola itu kan pihak PU BMCK makanya kita serahkan ke sana,” jlentrehnya.
Akibat bau toilet tersebut memang perlu dikaji ulang siapa yang paling bertanggung jawab atas proyek tersebut. Seperti diketahui pada pertengahan tahun lalu penataan ulang kawasan Alun-Alun Merdeka cukup memakan biaya besar setidaknya hampir Rp 2 miliar anggaran tersedot sebagai upaya “face off” dibawah leanding sector PU BMCK Kabupaten Ngawi.
Tujuanya selain dijadikan kawasan ruang hijau juga diharapkan menjadi bagian ikon kota Ngawi dan berimbas menjadi magnet masyarakat untuk singgah di pusat keramaian tersebut. Namun sayangnya, baru selangkah sudah menimbulkan masalah bagi pengunjungnya. (pr)
NGAWI™ Kandidat dengan nomor urut 4, Khofifah Indar Parawangsa (Berkah) sesumbar kalau dirinya bakal meraih kemenangan dalam merebutkan kursi nomor satu di Jawa Timur. Pernyataan sikap optimis menang tersebut disampaikan Khofifah saat kunjungan ke ratusan pendukungnya di Dusun Sondrean, Desa Majasem, Kecamatan Kendal- Ngawi, Kamis (15/8).
Bahkan saat ini dirinya mengklaim mendapat dukungan cukup luar biasa dari komunitas diluar Nahdliyin. “Dengan dukungan rakyat Jawa Timur dari berbagai lapisan ini kami yakin cukup satu putaran keluar sebagai pemenang dalam pilgub nanti,” terangnya.
Satu- satunya perempuan yang maju pilgub berpasangan dengan mantan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol (Purn) Herman S Sumawiredja, juga membeberkan barisanya cukup solid baik dari partai pendukung maupun lintas komunitas lainya dalam menyukseskan pilgub pada September mendatang.
Seperti diketahui pasangan Berkah ini didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan dua partai non parlemen Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI). Selain itu dalam keyakinanya, dapat terlihat dari akar rumput di wilayah Jawa Timur seiring waktu justru semakin hari semakin banyak memberikan dukungan serta simpati pada pasangan Berkah atas kedzaliman yang pernah diterimanya.
Dengan demikian dukungan terus mengalir seperti Asosiasi Kepala Desa (AKD) Jawa Timur, aliansi buruh, pedagang kaki lima, kelompok guru di berbagai wilayah mulai dari Tapal Kuda hingga Mataraman secara jelas memberikan dukungan tertulis kepada pasangan yang mengusung jargon Jatim Berkah tersebut.
Pada dikesempatan yang sama Chairul Anam penasehat tim sukses Berkah wilayah Ngawi mengatakan kalau bicara masalah idealis pasangan Berkah bakal meraih angka 80 persen dari kalangan Muslimat maupun Nahdlatul Ulama (NU). “Kalau target realistis yang jelas kami yakin pasangan Berkah bakal meraup suara 50 persen di Ngawi ini,” tegas Anam.
Namun diakuinya, memang saat ini pasangan Berkah memang terlambat dalam start grass roots ke tingkat bawah. Tetapi Anam berkeyakinan belajar pada Pilgub 2008 pasangan Berkah bakal menang mutlak sebagaimana Khofifah sendiri pada putaran ke dua di wilayah Ngawi mendapat angka 48 persen suara.
“Apalagi saat ini mendapatkan energi baru seperti dukungan dari Mahfud MD makanya cukup terbuka lebar menuju kursi Gubernur Jawa Timur,” urainya. Dalam kunjungan sehari di Ngawi ini, Khofifah juga mengunjungi Yayasan Panti Asuhan Asy-Syarifah di Desa Beran, Kecamatan Ngawi Kota, Pasar Besar Ngawi dan sejumlah home industri yang ada di wilayah Ngawi. (pr)
NGAWI™ Mungkin kali pertama terjadi di Ngawi. Nyatanya, tak jadi jaminan calon tunggal akan memenangi suatu pemilihan, seperti yang dialami Joni terpaksa harus meratapi nasibnya dipermalukan oleh bumbung kosong di depan rakyatnya. Peristiwa ini terjadi saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Banyu Urip, Kecamatan Ngawi Kota-Ngawi pada Rabu, (14/8).
Awalnya, Joni dengan nomor urut 1 yang merupakan calon tunggal dapat kesempatan menang sebenarnya cukup terbuka saat kancah pilkades sedangkan lawanya nomor urut 2 tidak lebih kursi tanpa calon atau biasa dikenal dengan sebutan bumbung kosong.
Namun realita lapangan mengatakan lain saat proses penghitungan suara berakhir Joni hanya mengantongi 328 suara sedangkan lawanya bumbung kosong menang mutlak meraih 658 suara dan sebanyak 92 surat suara dinyatakan tidak sah.
“Saya ikhlas dengan hasil pilkades memang yang namanya permainan harus ada yang menang dan kalah,” terang Joni. Akan tetapi dirinya tidak menampik kalau toh pilkades berakhir dengan kemenangan bumbung kosong tidak terlepas dari ulah bebotoh atau broker penjudi yang datang dari berbagai daerah.
Sehingga besar kemungkinan hasil pilkades sendiri tidak fair play terlebih Joni mengatakan kalau kubunya sama sekali tidak membentuk tim pemenangan. “Jadi kalau masyarakat memang menghendaki kotak kosong ya silahkan demikian juga kalau mencari surat juga ke kotak kosong,” beber Joni.
Sementara Agus Winarso Ketua Pilkades Banyu Urip mengatakan apapun hasil dari proses pemungutan suara yang telah dilakukan tersebut tetap akan dilaporkan ke BPD untuk di tindaklanjuti oleh Bupati Ngawi.
Sedangkan Kusbandono Camat Ngawi Kota secara terpisah menjelaskan pelaksanaan pilkades yang dimenangkan bumbung kosong untuk proses kedepanya tetap mengikuti aturan Perda No 09 Tahun 2006 tentang tata cara pilkades.
Dan dipastikan proses pilkades bakal digelar lagi pada 2014 mengikuti proses penganggaran dari APBD. “Kalau masalah jumlah suara yang dihasilkan tidak memenuhi kuota itu memang maksimalnya sepuluh hari harus diulang kembali pilkadesnya, tetapi kalau yang menang bumbung kosong dan jumlah suaranya memenuhi target itu lain mekanismenya,” urai Kusbandono.
Dengan kemenangan bumbung kosong yang sebetulnya tidak lazim tersebut membuat beberapa pihak berasumsi lain. Mukshon Hariyadi salah satu pengamat sosial dari Ngawi menilai dalam menentukan pilihanya masyarakat dewasa ini sudah bergeser bukan dari siapa yang ada didepan mata melainkan ke figur.
Dia menuturkan, yang menjadi kebiasaan di daerah lain kalau memang calonya satu terkadang bisa dijadikan sarana alternatif. Yang artinya lebih baik ada pemimpinya daripada suatu wilayah tanpa kehadiran seorang yang paling bertanggung jawab dalam pemerintahan.
“Kalau di Banyu Urip ini besar kemungkinan ada berbagai faktor yang perlu kita pikirkan kenapa yang menang itu bumbung kosong,” jelasnya.
Disini Mukshon menanggapi dari berbagai sisi sosial mulai calon yang ada kemungkinan mempunyai tabiat yang memang tidak di senangi oleh masayarakatnya atau ada figur lain yang sebetulnya diharapkan oleh masyarakat itu sendiri.
Akan tetapi dia menilai besar kemungkinan kegagalan yang hanya satu orang calon ini dipicu hadirnya broker dengan memainkan perananya sebagai ajang judi secara sadar atau sebaliknya tetap akan mempengaruhi suara pemilih. (pr)
NGAWI™ "Pating Trembel", Itulah kondisi Terminal Kertonegoro Ngawi. Terminal type A, dengan luas 5 Ha, yang telan dana Rp 42M dalam pembangunannya. Kini kondisi secara umum rusak parah. Karuan saja, hal ini membuat Ali Imran Ka- UPTD setempat berkowar-kowar, jengkel lantaran minimnya anggaran, yang konon sempat dinyatakan tak adanya dana taktis.
Dapat diinformasikan, bahwa dana perawatan yang di gelontorkan melalui pos APBD Kabupaten Ngawi setiap tahunya, konon katanya kisaran Rp 100 juta. Namun yang membuat tanda tanya besar hingga sekarang ini jumlah nominal anggaran perawatan berkala maupun rutin tidak jelas keberadaanya.
“Kalau bisa pengelolaan terminal ini ada anggaran rutin yang dipergunakan untuk kegiatan waktu tertentu, bahkan lebih bagusnya UPTD sini dibuatkan rekening khusus jadi memudahkan kita dalam mengelola terminal,” tegas Ali Imran.
Tambahnya, sebagai kepala terminal pihaknya tidak menampik kalau toh jalan di sepanjang pintu masuk Terminal Kertonegoro saat ini mengalami kerusakan.
Permukaan paving sebagian sudah mengelupas dan pecah selain itu di beberapa titik menimbulkan lubang menganga seperti kubangan jika diguyur hujan.
Praktis, ujar Ali Imran dengan kondisi sedemkian itu tidak urung memancing potensi engganya para sopir bus untuk singgah masuk ke dalam terminal.
Pihak yang berkompeten terutama Yulianto Kusprasetyo Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika (Dishub) Kabupaten Ngawi saat di hubungi via telepon memilih bungkam dengan alasan belum mengetahui besaran anggaran yang di peruntukan buat rehabilitasi Terminal Kertonegoro.
“Belum sempat melihat dokumen anggaranya karena baru dua hari ini masuk kerja saya,’ terang Yulianto Kusprasetyo yang baru dimutasikan dari Kantor Lingkungan Hidup (KLH) beberapa pekan terakhir ini, Selasa (13/8).
Meski demikian pihaknya memaparkan tahun ini bakal di suntik sejumlah anggaran yang akan dipergunakan merahibilitasi infrastruktur akses jalur masuk serta keluar terminal.
Yang sebelumnya pintu masuk menuju terminal harus memutar terlebih dahulu dari Jalan Soekarno-Hatta sebelah selatan akan tetapi sesuai telaah staf yang di kirim ke Bupati Ngawi kemungkinan besar akan diperpendek rutenya melalui arah barat terminal.
Kemudian pihak Arif Suyudi Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Supeno Ketua Komisi III DPRD Ngawi yang membidangi anggaran ketika di konfirmasi media guna mengetahui kejelasan nilai anggaran perawatan terminal sama-sama memilih diam dengan alasan belum mengetahui secara pasti nilainya.
Memang patut disayangkan, Kondisi amburadulnya terminal yang diresmikan Soekarwo Gubernur Jawa Timur pada 2009 lalu, kalau dibiarkan berlarut bakal tak mungkin akan menambah buruknya terminal yang menjadi kebanggaan kota Ngawi ini. (pr)
NGAWI™ Musim libur pada lebaran ini, wisata kebun teh Jamus Ngawi yang menyajikan pesona alam ramai dikunjungi wisatawan lokal, khususnya para pemudik. Pantauan di lokasi, akses keluar masuk tempat wisata ini padat merayap hingga mengekor sepanjang 1 km. Dapat di informasikan bahwa untuk hari ini setidaknya 3 ribu pengunjung memadati area wisata ini,(11/8).
Alam yang asri penuh dengan eksotika tersendiri itulah obyek wisata kebun teh Jamus yang masuk wilayah Kecamatan Sine-Ngawi setiap kali usai lebaran dijadikan tempat tersendiri bagi pemudik.
Beberapa mobil bernopol luar daerah juga terlihat parkir disepanjang pinggiran kebun teh Jamus, mereka menurut para pedagang sudah biasa berkunjung bersama keluarganya saat lebaran tiba. ‘’Seperti pada tahun-tahun sebelumnya setiap lebaran mereka selalu dating untuk menikmati wisata disini,’’ ujar Widya, salah satu pedagang kaki lima.
Selebihnya, pada musim lebaran dengan membludaknya pengunjung menurut Widya juga berpengaruh omzet pemasukanya hingga naik mencapai 100 persen. ‘’Cukup lumayan penghasilan pedagang pada setiap lebaran daripada hari biasa,’’ terangnya.
Sementara seperti yang diungkapkan direktur utama PT Candi Loka Ir.H.Purwanto, penataan tempat wisata kebun yang menjadi salah satu ikon Kabupaten Ngawi ini tetap mengedepankan wawasan lingkungan hidup dan agrowisata sejak tahun 1993. Dengan membangun kawasan kebun dan lingkungannya tetap alami dan lestari.
Kian padatnya volume kunjungan wisata ke Jamus, membuat pengembangan sektor Agrowisata Jamus dengan melengkapi berbagai fasilitas penunjang terus dilakukan.
Upaya ini tentunya membutuhkan dukungan berbagai pihak agar dapat terwujud, lebih-lebih akses jalan yang memadai menuju kawasan Agrowisata Jamus.Oleh sebab itu pengelola Kebun Teh Jamus telah melebarkan jalan di area kebun menuju tempat wisata disamping aman,
kenyamanan berwisata akan dapat lebih sempurna apabila jalan pemkab di Sambirejo sampai dengan Jamus secara keseluruhan telah diperlebar. Berlibur ke Kebun Teh Jamus sangat terjangkau bagi semua kalangan dengan terbukti tiket masuk hanya Rp 2 ribu setiap pengunjungnya.
Wisatawan juga bisa menikmati indahnya bukit Borobudur Hill's, melihat kolam pemandian, sumber air lanang, dan beberapa pesona obyek wisata Kebun Teh Jamus yang lain.
Sementara kondisi arus lalu lintas pada H+3 di beberapa ruas jalan Ngawi-Solo dan Ngawi-Madiun masih lancar meskipun kepadatan kendaraan di sejumlah titik padat merayap. Justru kepadatan arus lalu lintas terjadi di jalur Ngawi-Jogorogo, Gendingan-Ngrambe dan Sine, di wilayah ini umumnya di dominasi kendaraan roda dua.
Kemudian khususnya bagi pemudik saat melintas di jalur Ngawi-Jogorogo pada kilometer 14-18 tepatnya lepas SPBU di Desa Jambangan-Paron sampai Kerten diharapkan untuk ekstra hati-hati karena banyaknya batu split yang lepas pasca rehab jalan di wilayah tersebut. (pr)
NGAWI™ Seperti tahun sebelumnya, Jamaah Tarekat Satariyah yang menganut aliran Alif Rebo Wage (Aboge) di wilayah Dusun Gambang, Desa Girimulyo dan Dusun Jloro, Desa Jaten Jogorogo Ngawi, baru hari ini gelar Sholat Ied, yang mendasar Rumus Waljiro, yakni penentuan 1 Syawal jatuh pada hari pertama pasaran kedua tepat Jum’at Kliwon hari ini,(9/8).
“Ya baru hari ini kita merayakan lebaran dan memang setiap tahun berbeda dengan penetapan oleh pemerintah karena perhitungan kita ini terhadap jatuhnya 1 Syawal sudah terjadi secara turun temurun,”terang Mahmudi, salah satu orang yang mengaku warga setempat yang beraliran Islam Aboge.
Kupasnya, dengan perbedaan pandangan tersebut dia berharap tidak menjadi perpecahan umat Islam pada umumnya. “Kita hanya meminta perbedaan pandangan ini dapat dimaklumi oleh semua pihak baik pemerintah sendiri,” katanya.
Kemudian dari penelusuran media setelah melaksanakan Sholat Ied para jamaah ini seperti biasanya mengadakan syukuran atau kenduri dengan masing-masing jamaah membawa nasi komplit lauk pauk serta beberapa makanan lainya.
Acara dilanjutkan dengan saling bersilaturahmi antar jamaah maupun sanak familinya dengan berkeliling kampung bentuk kerukunan antar mereka.
“Beginilah kalau warga sini merayakan lebaran selalu keliling dari rumah ke rumah untuk berjabat tangan bermaaf-maafan, pokoknya meriah karena sanak famili yang jauh juga kumpul,” ungkap Suharno.
Secara spesifik Islam Aboge sesuai perhitunganya seperti penjelasan Suratno, (57), warga Desa Umbulrejo, Kecamatan Jogorogo, dalam menentukan jatuhnya 1 Syawal dengan memakai rumus Waljiro (Syawal Siji Loro).
Rumus Waljiro ini dimaknai sangat berbeda dengan penanggalan lainya yakni penentuan 1 Syawal jatuh pada hari pertama pasaran kedua sehingga tepat pada Jum’at Kliwon bukan Kamis Wage satu hari sebelumnya.
Beber Suratno, lebaran setiap tahunya lebih maju satu hari dari lainya disebabkan jatuhnya 1 Syuro (Muharam) pada tahun ini jatuh pada Jum’at Wage hal itulah yang menjadi patokanya mendasar hari dan pasaran pertama bilamana terjadi di tahun Jimakhir.
“Tradisi ini sudah dilakukan dari dulu sesuai keyakinan kita dan bukan sekedar mencari sensasi atau lainya, perlu diingat tujuan utamanya ukhuwah islamiyah,” pungkasnya. (pr)
NGAWI™ Situasi politik jelang Pemilu 2014, Berdampak minimnya bus yang singgah di terminal. Seperti yang diungkap sendiri oleh Ka-UPTD Terminal Kertonegoro, Ali Imron, bahwa hal ini lantaran aksi sok merakyat calon wakil rakyat maupun gubernur dengan program tumpangan mudik maupun balik gratisnya pada lebaran kali ini (2013-Red).
“Kalau tahun ini bisa dinamakan tahun politik sehingga ramainya kendaraan begitu juga penumpangnya yang singgah di terminal ini pada H-plus, karena gara-gara mudik gratis yang dilakukan para calon legislatif yang mau tebar pesona dengan menyewa bus,” terang Ali Imron, ketika dihubungi via telepon. Kamis (8/8).
Masih menurutnya, dengan banyaknya Perusahaan Organda (PO) yang disewa oleh para petualang politik guna melayani pemudik dari beberapa kota besar mengakibatkan bus enggan mampir ke terminal melainkan langsung sesuai jalur mudik itu sendiri.
“Bahkan hari Kamis pekan mendatang ada 6 bus yang di sewa oleh salah satu calon gubernur akan diberangkatkan dari Terminal Kertonegoro,” Kesahnya lagi.
Dalam catatan terakhir kemarin H-1 seperti yang dijelaskan Ali, jumlah penumpang yang turun di terminal kedatangan hanya berkisar 1.500 orang sedangkan yang mau berangkat dari Terminal Kertonegoro tidak lebih 800 orang.
Rasa kegelisahan tidak hanya berdampak terhadap manajemen UPTD Terminal Kertonegoro akan tetapi juga dirasakan para pedagang asongan maupun yang menempati kios merasa kehilangan omzetnya.
“Kalau tahun kemarin sewaktu H-1 seperti hari ini kita sudah mendapatkan uang sekitar satu juta,” kata Jito (45) seorang pedagang makanan asal Beran-Ngawi. Namun dari H-7 lalu beber Jito, dirinya hanya bisa menjual barang daganganya kurang dari Rp 500 ribu.
“Mau ramai gimana, pukul 16.00 WIB saja Terminal Kertonegoro sudah sepi tanpa ada satupun bus yang masuk,” ungkapnya lagi.
Sesuai informasinya tahun ini Soekarwo (Pakde Karwo) yang merupakan Gubernur Jawa Timur sudah menyiapakan 400 bus AKDP untuk melayani gratis bagi pemudik.
Selain itu pihak Pemprov Jawa Timur mulai 2 – 9 Agustus bekerjasama dengan PT.Kereta Api Daerah Operasional 8 Surabaya dengan kapasitas kereta api sendiri bisa mengangkut 629 penumpang.(pr)
NGAWI™ Takbir kelilng menyambut datangnya Idul Fitri 1 Syawal 1434 H yang mengambil start di di Jalan Imam Bonjol tepatnya depan Masjid Baiturrahman Ngawi menyedot puluhan ribu warga Ngawi. Tak pelak hal ini sempat mengakibatkan Antrian panjang di beberapa titk SPBU wilayah perkotaan, Rabu malam (7/8).
Bahkan para konsumen rela antri dalam waktu lama seperti di SPBU 54.632.03 yang beroperasi 24 jam di Jalan PB Sudirman Ngawi.
“Ya gimana lagi memang harus antri dan sabar untuk mendapatkan bensin buat merayakan malam takbiran kali ini,’ terang Deni Halim salah satu konsumen asal Kecamatan Widodaren, Ngawi.
Urainya, keberadaan BBM jenis premium di tingkat pengecer meski tidak ada kenaikan harga namun sulit di dapat dengan alasan stok habis. Dengan demikian Deni mengaku lebih baik rela antri di SPBU yang sudah jelas stoknya cukup daripada kehabisan ditengah jalan.
Sementara informasi media dari Depo Pertamina Region V Madiun menyebutkan jumlah pasokan BBM masih aman dalam rentang waktu 4 sampai 8 hari mendatang. Ketersediaan bahan bakar ini memang sudah di antisipasi sebelumnya terhadap kenaikan BBM jenis premium, solar dan pertamax menjelang lebaran maupun sesudahnya.
“Masyarakat tidak perlu berebut mendapatkan premiun sedangkan jenis solar malah lebih lama kemampuanya dan kita berusaha janngan sampai berkurang,” terang salah satu staf Depo Pertamina Madiun.
Selain itu Pertamina Region V Madiun terus memantau ketersediaan stock di terminal BBM maupun setiap SPBU serta pangkalan minyak tanah. Dan pihaknya, terus mengevaluasi secara detail dengan melaporkan ke instansi terkait apabila terjadi kondisi kritis BBM pada H-10 sampai H-10. Pihak Pertamina Region Vsendiri pada musim arus mudik hingga hari ini melakukan penambahan armada mobil tangki.
Dalam pantauan media saat malam takbiran di sejumlah titik di wilayah Ngawi terutama dalam kota mengalami kemacetan, hal ini dipicu oleh kendaraan roda dua yang melintas dengan melakukan konvoi.
Seperti terlihat di Jalan Imam Bonjol tepatnya depan Masjid Baiturrahman Ngawi. Ribuan warga memadati beberapa jalan protokol guna menyaksikan acara tahunan takbir keliling dan pawai ta’aruf yang diikuti oleh beberapa takmir masjid dan pelajar setingkat SD sampai SMU.
Dengan membawa obor dan kendaraan hias para peserta takbir keliling mengambil rute dari Jalan Imam Bonjol melintas simpang empat ABC, Jalan Dr Sutomo, simpang tiga di kawasan Bernadib hingga Jalan Teuku Umar.
Guna mengamankan malam kemenangan tersebut Polres Ngawi menerjunkan para personelnya yang ditempatkan pada titik keramaian terlebih dikawasan rawan macet. (pr)
NGAWI™ Pada pekan arus mudik Kali ini, sopir bus yang singgah di Terminal Kertonegoro Ngawi-Jawa Timur di wajibkan tes urine sebelum melanjutkan perjalanan kembali. Kegiatan yang dilakukan secara mendadak ini sengaja di gelar oleh Polres Ngawi dengan melibatkan tim dari Dokter Kesehatan (Dokkes) setempat, Selasa (6/8).
Sasaran dalam test urine ini khususnya bagi pengemudi bus umum Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP).
“Pemeriksaan kesehatan ini sangat penting dilaksanakan tidak lain bertujuan untuk memantau kondisi fisik para pengemudi sebab mereka memikul tanggung jawab yang besar menyangkut keselamatan penumpang saat melakukan mudik lebaran,” kata Kabag Humas Polres Ngawi, AKP Lilik Sulastri.
Cek kesehatan ini juga dilakukan guna mengetahui tekanan gula darah para pengemudi itu sendiri sehingga saat melanjutkan perjalanan kondisi fisiknya benar-benar fit.
Secara umum Lilik menegaskan terhadap pengemudi jangan sampai ugal-ugalan di jalan dan tetap menghormati hak dari keselamatan pengguna jalan lainya.
Menyangkut tes urine bagi penegemudi bilamana ditemukan positif mengkonsumsi narkoba, Kabag Humas Polres Ngawi ini tetap menindak tegas sesuai perundang-undangan yang berlaku.
“Seumpama hasil tes tersebut positif mengkonsumsi narkoba maka langkah kita menghubungi pihak perusahaan bus sendiri untuk menggantikan sopir yang kita tahan,” terangnya.
Sementara Aiptu Munajat pihak dari Dokkes Polres Ngawi menerangkan yang berhasil dijaring saat tes urine ada 20 pengemudi bus berbagai jurusan.
Namun sesuai hasil tes sendiri yang dilakukanya semua pengemudi yang menjalani tes urine semuanya negatif.
“Dalam pemeriksaan ini kita memonitor kandungan alkohol, amphetamine, dan gula darah dalam tubuh para pengemudi bus.
Sedangkan tes urine semuanya negatif namun demikian pada dasarnya tes urine ini bertujuan untuk memastikan tidak ada sopir bus yang menggunakan obat-obatan terlarang,” urainya kepada Pewarta SN. (pr)
NGAWI™ Guna cegah aksi terorisme terkait pasca penangkapan empat terduga teroris oleh Densus 88 di Jalan Pahlawan Tulungaggung pada pertengahan bulan lalu, jajaran Polda Jawa Timur pada jelang lebaran 1434-H lakukan pengamanan ekstra ketat dalam Operasi Ketupat Semeru 2013, diperbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah, wilayah Mantingan Ngawi.
Brigjen Pol Drs.Moechgiyarto Wakapolda Jawa Timur yang didampingi Kapolres Ngawi AKBP Eddy Junaedi SIK memantau langsung di wilayah pos 91 Kecamatan Mantingan-Ngawi, Senin (5/8).
“Untuk mencegah terorisme sudah kita laksanakan semacam razia rutin dalam bentuk operasi 21 dan memang perintah langsung dari Kapoda Jawa Timur.” Terangnya.
Urai Brigjen Pol Drs Moechgiyarto, Razia diprioritaskan pada tengah malam antara pukul 24.00 WIB sampai 01.30 WIB dengan sasaran target mobil box yang dicurigai.
“Seumpama ada indikasi terorisme secara langsung kita intruksikan ke jajaran Polres untuk melakukan pencegahan,” papar perwira bintang satu ini.
Dalam kesempatan yang sama, Moechgiyarto menjelaskan, untuk memberikan kenyamanan pemudik yang melintas di wilayah hukumnya saat ini ditempatkan 324 pos pengamanan juga termasuk 39 masjid bintang sebagai sarana rest area bagi pemudik.
Pos pengamanan tersebut ditempati 13.890 personel kepolisian dari 39 polres dan polrestabes di Jawa Timur untuk mengatur simpul-simpul jalan agar bila terjadi kemacetan segera dapat terurai.
Dapat diinformasikan, bahwa Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Unggung Cahyono lakukan pemantauan langsung di jalur utara (pantura). Sedangkan Irwasda Kombes Pol Aan Iskandar dalam beberapa hari ini juga melakukan kegiatan yang sama memantau langsung jalur selatan antara Pacitan-Tulungagung- Trenggalek sampai Banyuwangi.
“Jadi kegiatan hari ini sebagai supervisi dari kegiatan operasi ketupat, kita bagi menjadi tiga jalur mudik yang menjadi prioritas saat ini supaya pemudik merasa aman, nyaman dan kondusif sampai tujuan,” kata Brigjen Pol Drs Moechgiyarto kepada Pewarta SN.
Sementara, Wakapolda berharap untuk mengatasi kemacetan di titik tersebut memang perlu dibangun fly over namun guna mengurai kemacetan sementara pihaknya memberlakukan sistem buka tutup.(pr)
NGAWI™ Jajaran Polres Ngawi menghimbau, para pemudik untuk tidak gampang menerima pemberian makanan atau minuman dalam bentuk apapun dari orang yang belum dikenal, guna hindari menjadi korban kejahatan pembiusan. Pihaknya juga menghimbau, untuk mudik lebaran kali ini usahakan jangan seorang diri, untuk antisipas aksi kejahatan serupa.
Kabag Humas Polres Ngawi, AKP Lilik Sulastri, kepada media menjelaskan bahwa aksi pembiusan di setiap arus mudik, sering terjadi di sejumlah terminal bus ataupun stasiun kereta api.
“Sudah menjadi target dari pelaku kejahatan terutama orang yang mudah diajak ngobrol dan ujung-ujungnya memberikan makanan atau minuman yang didalamnya sudah dicampur obat bius, sehingga untuk mencegahnya jangan mudah menerima barang tersebut.” HimbauAKP Lilik Sulastri, Minggu siang (4/8).
Mengantisipasi hal tersebut kata Lilik, itu, pihaknya menempatkan posko pengamanan di Terminal bus Kertonegoro demikian juga di stasiun KA.
Sedangkan di jalur mudik yang melewati wilayah Kabupaten Ngawi pihaknya mendirikan beberapa posko pengamanan sekaligus tempat rest area dengan dilengkapi spanduk himbauan terhadap sejumlah aksi kejahatan.
Sementara dari pantauan media langsung dari lapangan pada H-4 atau pada akhir pekan kali ini sudah terlihat peningkatan arus mudik yang melintas di sepanjang jalur Mantingan-Ngawi juga Ngawi-Madiun maupun Ngawi-Caruban.
Seperti catatan dari Komunitas Radio Orari Ngawi yang diterjunkan sebagai bantuan komunikasi (bankom) pada malam Minggu sekitar pukul 01.00 WIB terjadi peningkatan arus mudik sebesar 10 persen dari arah Jakarta maupun kota besar lainya seperti Bandung, Semarang dan Yogyakarta menuju Jawa Timur.
“Kalau semalam masih didominasi kendaraan roda dua yang dipakai oleh para pemudik dan memang terjadi peningkatan dari malam sebelumnya,” ujar Krisna Baskoro salah satu personel Komunitas Radio Orari Ngawi. (pr)
NGAWI™ Kondisi secara umum arus mudik di Terminal Kertonegoro Ngawi, Jawa Timur, jelang lebaran 1434 H tepatnya H-6 masih tergolong normal. Meski demikian, bila dibanding hari-hari biasa, sudah menunjukkan tanda peningkatan pemudik dari luar kota, dan puncak lonjakan pemudik diprediksi pada H-2 mendatang.
“Meski ada peningkatan penumpang baik di pintu kedatangan maupun pemberangkatan tapi masih berskala kecil, jadi masih aman dan lancar.” Terang Ali Imron, Ka-UPTD Terminal Kertonegoro Ngawi, Sabtu siang (3/8).
Dijelaskan, seperti pengalaman dari tahun sebelumnya para penumpang yang melintas di terminal berstatus tipe A ini hanya sifatnya transit.
“Kalau masalah persentase berapa jumlahnya penumpang nanti kami kira hampir sama dengan tahun lalu kalau toh ada peningkatan kemungkinan itu kecil,” kata Dia lagi.
Dapat diinformasikan, untuk saat ini sesuai data H-6 jumlah penumpang yang turun di sekitar 1290 orang sedangkan pada terminal pemberangkatan tercatat 860 penumpang meninggalkan Terminal Kertonegoro.
Sedangkan jumlah bus yang singgah untuk jenis angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) ada 51 bus, angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) tercatat 78 bus dan untuk bus cepat terpantau 44 armada.
Sementara guna mengantisipasi tindak kerawanan pada arus mudik maupun balik nantinya, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan. Di antaranya peningkatan pengamanan dan pelayanan dengan menggandeng petugas dari Polres Ngawi.
“Kita berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi mereka sehingga tindak kriminal yang terjadi sudah kita antisipasi dengan melibatkan personel kepolisian,” terangnya.
Selain pelayanan normal, pihaknya juga mendirikan pos kesehatan dengan melibatkan tim medis untuk menangani jika ada penumpang atau awak bus lainnya yang mengalami gangguan kesehatan sehabis melakukan perjalanan.
“Yang terpenting kita adalah melayani penumpang yang memakai jasa Terminal Kertonegoro ini sebaik mungkin sesuai hasil evaluasi dari tahun sebelumnya,” pungkasnya.(pr)
NGAWI™ Pihak Polres Ngawi layangkan Surat teguran bernomor B/2598/VII/2013 Satlantas tertanggal 9 Juli 2013 tentang permohonan peninjauan kembali keberadaan Pusat Jajanan Malam Hari (Pujamari), yang terletak di bahu Jalan PB. Sudirman. Anwar Rifai yang masih kinyis-kinyis duduki Kadin Disdagsar setempatpun berang lantaran merasa dipecundangi.
Dengan munculnya permasalahan tersebut, pihaknya menyayangkan kepada Polres Ngawi yang menerbitkan surat pemberitahuan itu. “ Kenapa waktu rapat mengiyakan realisasi Pujamari kalau toh dikemudian hari ada masalah, okelah kalau munculnya surat dari Polres saya kira memang perlu untuk sebagai bahan evaluasi kedepanya,” tutur Anwar Rifai.
Masih menurutnya, jauh hari sebelum Pujamari di lounching pada 28 Juni lalu sudah mendasar tahapan yang diselesaikan sebanyak tiga kali. Dalam setiap tahapan yang dilakukan pihaknya selalu melibatkan pihak terkait seperti Polres Ngawi, Bina Marga Provinsi, PU BMCK Ngawi, KLH, Dinas Koperasi bahkan pihak Kelurahan Margomulyo.
“Dan rapat terakhir pada 4 Juni lalu semuanya sudah menyetujui kalau Pujamari beroperasi di kawasan tersebut, jadi kalau pihak Polres Ngawi menegur setelah Pujamari beroperasi itu kesanya aneh,” kata Anwar Rifai saat ditemui dikantornya, Kamis kemarin (31/7).
“Kita ini melangkah selalu pakai prosedur bukan sepihak atas kemauan sendiri jadi semua pihak yang kita ajak rapat untuk membahas keberadaan Pujamari menyetujuinya,” tutur Anwar Rifai sambil memperlihatkan sejumlah materi perencanaan awal Pujamari kepada Pewarta SN.
Sementara Dwi Rianto Jatmiko Ketua DPRD Kabupaten Ngawi lewat pesan singkatnya melalui handphone menilai sistem pengelolaan Pujamari perlu dipertanyakan terlebih memakai anggaran yang tidak sedikit.
Dapat dikabarkan bahwa sesuai pertimbangan dirinya (Anwar-Red), mengaku telah membuat telaah staf yang dikirimkan kepada Bupati Ngawi pada 30 Juli lalu sebagai bahan evaluasi.
“Hingga sekarang ini Pak Bupati belum memberikan jawaban terhadap telaah staf yang kita kirimkan,” kata Anwar Rifai.
Ada beberapa item yang dimunculkan oleh pihaknya, termasuk memberikan tiga pilihan tempat alternatif seandainya Pujamari memang direlokasi. Seperti ex kantor inspektorat, halaman GOR dan di Jalan Supriyadi yang ada di Desa Karangasri masuk Kecamatan Ngawi Kota.(Pr)
NGAWI™ Kerap kali rumor panas selalu warnai jalannya mutasi jabatan eselon II, III dan IV di lingkup Pemkab Ngawi. Tak pelak kali inipun kembali mencuat ketika mutasi digelar tepat sepekan jelang lebaran. Santer disebut adanya bentukan makelar yang konon tugasnya menegoisasi dari jenis jabatan sampai harga yang harus dikeluarkan, (1/8).
Sedikitnya 149 pejabat bernafas lega mendapatkan kursi barunya setelah dilantik oleh Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono di Pendopo Wedya Graha.
Dari ratusan pejabat teras tersebut baik di promosikan maupun menempati kedinasan baru terdiri 6 pejabat eselon II, 26 pejabat eselon III ditambah 24 orang kepala sekolah tingkat SD dan sisanya eselon IV yang merupakan pejabat fungsional.
Ada sederet nama digeser dari jabatan sebelumnya seperti Anwar Rifai mendapat kursi nomor satu di lingkup Dinas Perdagangandan Pengelolaan Pasar (Disdagsar) setelah sebelumnya bercokol sebagai staf ahli bidang kemasyarakatan dan pengembangan SDM. Demikian halnya Yulianto Kusprasetyo melenggang sebagai kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo).
Pastinya mendung bergelayut tetap membayangi mutasi jabatan tersebut, seperti kata Mukshon Hariyadi koordinator Bhirawa Ngawi pergeseran jabatan struktural maupun fungsional ini harus dikaji ulang mendasar unsur kemanfaatanya.
“Kalau hanya semacam penyegaran pejabat kami kira buat apa harus dimutasi, perlu diketahui untuk tampil optimal di kedinasanya secara normal butuh waktu bukan di rotasi dalam jangka tertentu,” katanya. Selain itu dirinya menganggap formasi jabatan sekarang ini masih jauh dari komposisi seperti yang di gadang Bupati Ngawi.
Lanjut Mukshon, untuk mengenal lingkungan kerjanya masing-masing seorang kepala dinas membutuhkan masa waktu. “Kalau Bupati Ngawi yang diperjuangkan sekarang ini menuju spetakuler memang waktu untuk menggembleng kabinetnya bukan sekian bulan menjabat sudah kena perputaran arus.”
“Belum lagi adanya isu uang dibalik mutasi jabatan, karena kabar tersebut tentunya sulit dibuktikan karena besar kemungkinan masing-masing pihak saling membutuhkan,’ tandasnya lagi.
Kemudian santernya isu suap menyuap guna mendapatkan kursi baru pada level diatasnya langsung dibantah Tito Hadi Handono Kabid Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Ngawi.
“Saya kira seperti nilai uang mempengaruhi jabatan dan tidak benar kabar itu karena selama ini saya hanya menjalankan tugas,” singkatnya.
Sementara Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono dalam pemaparan usai melantik ke 149 pejabat menegaskan mutasi merupakan sesuatu yang wajar dalam sebuah pemerintahan.
Bebernya, saat ini memang ada kekosongan pada pos jabatan sehingga dirasa sangat perlu untuk melakukan pengisian jabatan sesuai fungsinya untuk lebih menggairahkan laju pemerintahanya.
.
Diakuinya juga saat ini memang ada kekurangan pegawai di beberapa satuan kerjanya seperti RSUD dr Soeroto Ngawi dan DPPKA namun demikian kalau dilihat secara global jumlah pegawai yang berkutat di Kabupaten Ngawi justru over load sekitar 900 orang lebih. (pr)