skip to main |
skip to sidebar
Selang sehari jalur Ngawi-Mantingan kembali memakan korban tewas tepatnya di kilometer 4-5 masuk Desa Watualang, Kec. Ngawi Kota setelah sebelumnya terjadi kecelakaan sama yang melibatkan mini Bus dan kendaraan roda dua di kilometer 16-17 dengan korban satu orang tewas(30/03).
Peristiwa tabrakan antara sepeda motor Supra X bernopol AE 5410 XY yang dikendarai Yusinta Aprilia Haptasari (16 th) warga Desa Watualang, Kecamatan Ngawi Kota yang terlindas roda truk gandeng dengan nopol AE 8099 UB yang dikemudikan Mujito (40 th) warga Kecamatan Semanu,Kabupaten Gunung Kidul.
Tabrakan yang sempat memacetkan arus lalu lintas terjadi sekitar pukul 12.00 wib, awal kejadianyaYusinta Aprilia Haptasari yang juga pelajar SMKN 1 Ngawi berjalan dari arah timur hendak pulang ke rumahnya di Desa Watualang setelah sampai didepan RM Duta, Yushinta menyalip truk gandeng yang disopiri Mujito akan tetapi tanpa diduga dari arah berlawanan muncul Bus Sumber Selamat dengan nopol W 7569 UY yang dikemudikan Purwanto (37 th) warga pasar Semanggi Kabupaten Surakarta, saat itulah sepeda motor yang dikendarai Yusinta menyenggol body belakang Bus Sumber Selamat dan tubuh Yusinta langsung terpental ke tengah jalan saat yang bersamaan truk gandeng yang baru saja disalipnya melintas dan langsung saja roda truk gandeng melindas tubuh Yusinta hingga tewas ditempat dengan keadaan yang mengenaskan.
Setelah kejadian yang jasad Yusinta yang tergeletak ditengah jalan langsung dievakuasi petugas ke RSUD Dr Soeroto Ngawi. Sementara Mujito sopir truk gandeng dan Purwanto sopir Bus Sumber Selamat langsung diamankan petugas dari Satlantas Polres Ngawi untuk dimintai keteranganya. Menurut Purwanto menuturkan, dirinya sudah berusaha membanting stir hingga badan bus keluar aspal.
“Saya sudah banting stir hingga bus saya keluar aspal, saya gak tahu dia kena bus saya tau tau sudah terlindas truk. Kecepatan saya sekitar 60-70,” ungkap Purwanto. Tabrakan terjadi menurut beberapa saksi mata dilokasi yang namanya enggan disebutkan mengatakan peristiwa yang menewaskan Yusinta yang mengendarai sepeda motor Supra X yang masih kinyis-kinyis tersebut akibat kurangnya kehati-hatian korban.
“Seperti yang terlihat pengendara sepeda motor tadi terlalu memaksa menyalip truk gandeng itu tanpa memperhitungkan kendaraan yang melintas dari arah yang berlawanan,” ungkap salah satu warga dilokasi kejadian.
Sementara Mujito sopir truk gandeng membeberkan kalau korban setelah menyenggol badan Bus Sumber Selamat bagian belakang langsung terpental jatuh tepat didepan truknya. “Setelah jatuh itu dia langsung terpental didepan truk saya, saya juga sempat menghindar tapi kena lindas roda gandengan saya yang belakang. Sebelumnya dia nyalip truk saya,” terang Mujito.
Kemudian KBO Lantas Polres Ngawi IPTU Suparno menjelaskan, kalau korban tewas akibat terlindas roda truk gandeng setelah sebelumnya korban yang mengendarai sepeda motor menyenggol badan Bus Sumber Selamat.
“Jadi kronologisnya korban mendahului truk gandeng didepannya, diduga karena gak nutut dari depan ada bus sumber selamat dan tersenggol dan terjatuh sehingga terlindas roda truk gandeng. Korban tewas satu orang yang masih pelajar,” jelas IPTU Suparno. (pr)
Jajaran Polres Ngawi berhasil menciduk Syi (44 th) dan Jmi (40 th) seorang wiraswasta warga Dusun Teluk, Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan Ngawi, yang kedapatan sekaligus diduga melakukan pengoplosan dan penimbunan BBM jenis solar serta minyak tanah, Jum’at (30/3).
Setelah mendapat informasi dari masyarakat petugas yang dipimpin Kapolres Ngawi AKBP Eddy Junaedi langsung menggerebek dan menyegel rumah Syi sekitar pukul 05.30 wib.
Selain menangkap para tersangka, petugas berhasil mengamankan barang bukti 10 drum yang terdiri 2,5 berisi BBM jenis solar dan sisanya masih berupa minyak mentah yang akan diolah menjadi solar dan minyak tanah.
Petugas juga berhasil mengamankan bahan kimia seperti H2SO4 atau asam sulfat dan kondensop yang akan dipergunakan untuk memblesing atau mengolah minyak mentah menjadi BBM jenis solar dan minyak tanah.
Informasi yang berhasil dihimpun dari tersangka telah menjalankan bisnis pengolahan minyak mentah menjadi solar dan minyak tanah telah dijalani selama 5 bulan. Modusnya tersangka mendatangkan minyak mentah dari Cepu-Bojonegoro yang dicampur dengan H2SO4 atau asam sulfat dan kondensop yang menggunakan beberapa alat penyulingan setelah berhasil diolah menjadi solar dan minyak mentah oleh tersangka dijual ke masyarakat.
Kasatreskrim Polres Ngawi AKP Sukono yang mendampingi Kapolres Ngawi AKBP Eddy Junaedi menjelaskan, penangkapan tersangka merupakan hasil pengembangan dari berbagai informasi yang ada. Setelah petugas langsung menuju rumah Kno yang dijadikan tempat pengolahan dan pengoplosan sekaligus tempat penimbunan BBM. Namun, petugas hanya mendapati istri Kno yaitu Syi dan satu karyawanya Jmi.
Lanjut Kasatreskrim AKP Sukono, tersangka juga secara sengaja menimbun BBM jenis solar sebanyak 2,5 drum yang masing-masing drum berisi sekitar 200 liter Solar. “BBM jenis solar memang sengaja ditimbun oleh pelaku dan akan dijual kembali setelah BBM dinyatakan naik,” terang AKP Sukono.
Menurut Kasatreskrim, upaya penangkapan terhadap para pelaku ini sebagai bentuk antisipasi penimbunan BBM imbas dari wacana kenaikan BBM, biasanya oknum tertentu secara sengaja ingin meraup untung dengan cara menimbum terlebih dahulu kemudian setelah BBM naik dijual kembali otomatis harga menjadi berlipat dari harga beli sebelumnya.
Kemudian Kasatreskrim AKP Sukono, tersangka akan dijerat dengan Undang-Undang Migas Nomor 22 Tahun 2001 pasal 53, 54 dan 23 serta 28 terkait pengoplosan serta penimbunan BBM dengan ancaman penjara paling lama 5 tahun. (pr)
Jalan Ngawi-Mantingan kembali memakan korban lagi tepatnya di kilometer 16-17 Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar. Kali ini tabrakan terjadi sekitar pukul 09.00 wib antara mobil minibus dengan dua sepeda motor sekaligus yang mengakibatkan satu orang tewas ditempat kejadian dan satu orang lagi mengalami luka berat, Kamis (29/3).
Tabrakan berawal mobil minibus yang mengangkut rombongan pengiring pengantin bernopol AD 1099 JF yang dikemudikan Winaryo (38 th) warga Desa Kasiman, Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro dengan tujuan Sragen langsung menghantam dua sepeda motor yaitu Honda Supra X dengan nopol AE 3578 JM yang dikendarai Suwarno (40 th) yang berboncengan dengan Sigit Suseno (38 th) keduanya warga Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan dan Yamaha Mio Soul bernopol AD 2530 LR yang dikendarai Teguh (30 th) warga dari Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah.
Menurut pengakuan beberapa saksi dilokasi kejadian, mobil minibus yang dikendarai Winaryo melaju dari arah timur dengan cepat ketika mau menyalip beberapa kendaraan didepanya muncul dari arah berlawanan dua sepeda motor yang dikendarai Teguh dan Suwarno.
Karena jarak terlalu dekat maka tabrakan tidak terelakan, akibatnya mobil minibus kecebur ke tengah sawah kemudian pengendara sepeda motornya seperti Teguh mengalami luka ringan sedangkan Suwarno yang membonceng Sigit Suseno terlempar ke tengah sawah sejauh 10 meter dan langsung tewas ditempat sedangkan Sigit Suseno mengalami patah kaki serta luka robek dibeberapa bagian tubuhnya. Tidak berselang lama jasad Suwarno langsung di evakuasi petugas ke RSUD dr Soeroto Ngawi sedangkan Sigit Suseno dilarikan ke puskesmas terdekat.
Teguh salah satu korban selamat menerangkan, saat dirinya melintas dari arah barat dan tepat dibelakangnya ada pengendara sepeda motor lainya dengan kecepatan sedang pada waktu yang bersamaan dari arah berlawanan muncul sebuah mobil minibus yang hendak menyalip beberapa kendaraan didepanya, karena mobil minibus menghabiskan bahu jalan dan melaju dengan cepat maka tabrakan tidak terelakan.
“Saya sendiri sudah berusaha keluar dari bahu jalan karena jarak dengan mobil itu terlalu dekat saya langsung diseruduk dan tergelincir, tragisnya sepeda motor dibelakang saya tidak bisa menghindar akhirnya langsung ditabrak juga hingga salah satu pengendaranya terlempar tidak kurang 10 meter dan langsung mati ditempat sedangkan satu orang lagi hanya luka berat,” beber Teguh. (pr)
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Ngawi, melakukan aksi demo menolak rencana pemerintah menaikkan BBM bersubsidi dengan menggotong keranda jenasah bergambar Presiden SBY yang dilakukan di SPBU Jalan Ahmad Yani, perempatan Kartonyono dan berakhir di depan Kantor Pemkab Ngawi, Rabu (28/3).
Aksi yang dilakukan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Kota Ngawi tersebut diawali penggalian dana uang receh di sepanjang jalan Ahmad Yani sebagai bentuk kekecewaan atas kebobrokan pemerintah didalam mengelola APBN, selain itu ditambah aksi teatrikal yang menggambarkan rakyat kecil selalu disengsarakan atas kebijakan pemerintah yang dianggap tidak menguntungkan.
“Uang receh tersebut akan kita sumbangkan ke pemerintah sebagai dana tambahan APBN sebagai bentuk sindiran yang katanya dengan harga minyak dunia naik subsidi untuk BBM yang dianggarkan lewat APBN tidak tercukupi,” terang Syaroni, koordinator aksi demo PMII Kota Ngawi.
Selain itu PMII dalam orasinya memberikan solusi mendasar pernyataan tertulis yang isinya antara lain windfall profit tax atau pajak tambahan atas keuntungan perusahaan minyak akibat dampak lonjakan harga minyak mentah dunia dan memangkas jalur perdagangan minyak dalam rangka ekspor dan impor.
"Aksi ini kami lakukan sebagai gambaran dampak dari kenaikan BBM bersubsidi yang akan dilakukan pemerintah pada April 2012, karena masyarakat akan mengalami kesulitan yang luar biasa dampak dari kebijakan yang kami nilai tidak pro rakyat kecil itu," kata Syaroni.
Lanjut Syaroni, bilamana pemerintah tetap ngotot menaikan BBM maka PMII Kota Ngawi akan melakukan aksi yang lebih besar lagi di Jakarta untuk menuntut Presiden SBY mundur dari jabatanya yang dianggap telah gagal menjalankan roda pemerintahan.Dalam aksinya puluhan anggota PMII Kota Ngawi diterima oleh Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono, Wabup Ony Anwar dan beberapa anggota DPRD dari PDI Perjuangan dan Partai Hanura.
Dalam kesempatan yang sama, PMII meminta dukungan dari pemerintah daerah Ngawi untuk ikut menolak kenaikan BBM bersubsidi dengan menandatangani surat penolakan kenaikan BBM. Kemudian Bupati Ngawi Ir Budi Sulistyono beserta wakil Bupati Ony Anwar langsung menandatangani surat pernyataan sikap atas penolakan kenaikan BBM yang akan dibawanya ke Jakarta.
“Demo ini merupakan bentuk aspirasi serta hasil dari analisis para intelek muda sehingga aksi mereka tetap kita dukung,” ungkap Ir Budi Sulistyono. Setelah selesai melakukan orasi dan penandatanganan surat pernyataan sikap atas penolakan kenaikan BBM didepan kantor Pemkab Ngawi, puluhan mahasiswa PMII langsung membakar keranda jenasah yang diusungnya. (pr)
Ratusan simpatisan dan kader PDI Perjuangan cabang Ngawi melakukan aksi turun jalan menolak kenaikan BBM bersubsidi yang akan diterapkan pemerintah pada awal bulan mendatang, Selasa (27/3). Ratusan massa partai berlambang banteng bermoncong putih langsung berbaur dengan berbagai elemen dari organisasi masyarakat seperti FKMI, SRMI, REPDEM, BMI, GMNI dan BARMUSI.
Berangkat dari kantor DPC PDI Perjuangan Jalan Kartini langsung melakukan long march menuju DPRD Ngawi. "Tujuan kami sama dengan elemen-elemen lainnya yang sudah menggelar unjuk rasa dalam beberapa pekan terakhir ini, yakni menolak kenaikan harga BBM," tegas Hidayatul Imam, salah satu kader PDI Perjuangan.
Aspirasi yang dibawa para kader PDIP tersebut, tegas Hidayatul Imam, bukan hanya instruksi dari pimpinan pusat, tapi memang lahir dari bawah termasuk masyarakat kalangan menengah ke bawah yang pada dasarnya menolak keras kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat tersebut. “Jika pemerintah bersikeras menaikan harga BBM bersubsidi maka kita akan ke Jakarta menggulingkan SBY bersama rakyat lainya,” lanjut Hidayatul Imam.
Dalam aksinya, ratusan pendemo langsung diterima ketua DPRD Ngawi Dwi Rianto Jatmiko yang juga salah satu kader PDI Perjuangan dan wakil Bupati Ngawi Ony Anwar. Setelah melakukan negosiasi beberapa saat, ratusan pendemo berhasil melakukan kesepakatan tertulis yang ditanda tangani Ketua DPRD Ngawi Dwi Rianto Jatmiko, seluruh anggota DPRD Ngawi dari PDI Perjuangan serta ditambah beberapa anggota legislative lainya dari Partai Golkar dan Partai Hanura, wakil Bupati Ngawi Ony Anwar dan perwakilan organisasi masyarakat yang tergabung dalam aksi tersebut.
Pada dasarnya isi dari pernyataan yang ditanda tangani bersama menolak dengan tegas rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Dwi Rianto Jatmiko menjelaskan, jika pemerintah tetap berkeras menaikkan harga BBM, PDI Perjuangan akan menyerahkan keputusan paling tepat kepada fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “ Secepatnya akan membawa aspirasi dari rakyat ini ke meja DPR RI sebagai bentuk keseriusan kita sebagai wakil rakyat menanggapi rencana pemerintah yang sepihak ini,” terang Dwi Rianto Jatmiko, ketua DPRD Ngawi.
Menanggapi aksi demo penolakan kenaikan BBM bersubsidi yang makin meluas sampai daerah ini Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang pernah dirilis berbagai media mengatakan, kenaikan BBM sudah harga mati. Pihak pemerintah berprinsip dalam neraca perhitungan APBN 2012, Pemerintah dan DPR menyepakati harga minyak mentah Indonesia sebesar US$ 90 per barel sebagai patokan. Kenyataannya, selama Februari rata-rata harga minyak mentah Indonesia saat ini sudah US$ 122,17 per barel.
Sedangkan konsumsi Solar dan Premium juga meningkat dari 35,8 juta kiloliter pada 2010 menjadi 38,5 juta kiloliter pada 2011 lalu. Akibatnya, subsidi untuk Solar dan Premium sepanjang 2012 akan melonjak dari Rp. 123,6 triliun menjadi Rp. 191,1triliun. Selain itu pihak-pihak tertentu mengatakan jika harga minyak naik maka penerimaan pemerintah juga naik, anggapan yang demikian ini memang sangat dibenarkan. Alasan pemerintah secara riil mendasar sumber yang ada, setiap kenaikan harga sebesar US$ 1 per barel, dengan asumsi kurs Rp. 9.000 per dolar, akan menaikkan penerimaan sebesar Rp. 3,37 triliun. Jadi, secara netto setiap ada kenaikan harga minyak sebesar U$$ 1 per barel, APBN harus menanggung beban tambahan Rp 900 miliar.
Beban totalnya tinggal mengalikan jumlah ini dengan berapa U$$ kenaikan harga minyak yang terjadi. Dari sini terlihat jelas bahwa penerimaan dari migas semakin kecil karena produksinya menurun, sementara subsidinya justru makin meningkat karena konsumsi semakin besar. (pr)
Ruwetnya KCD (Koperasi Cinta Damai), sempat mengundang perhatian beberapa kalanggan. Dan Inspektorat kab Ngawi akhirnya memanggil belasan oknum PNS serta para Perangkat Desa yang masih nyatol tunggakan di koperasi (26/3) yang konon kabarnya dibentuk lantaran sarat tekanan politis ini.
Kredit macet yang disinyalir mencapai 2 Miliar pada tubuh koperasi bentukan 2003 silam yang ditomboki dari kantong APBD ternyata penggelontoran dananya bukan saja diperuntukkan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah, tapi banyak juga para perangklat Desa maupun PNS yang kecipratan Gula-Gula KCD ini.
Menurut keterangan Irban (Inspektorat Pembantu) II, Arief, ketika siang ini ditandangi, mengurai bahwa tak kurang dari 29 Perangkat Desa serta 18 PNS dipanggil pihaknya guna menyelesaikan persoalan kredit macet ini.
“Sebetulnya kami hari ini memanggil mereka sebatas klarifikasi saja.” Jelasnya.
Masih menurutnya, meski yang berwenang sepenuhnya adalah pihak Dinas Koperasi UMKM Ngawi, kebijakan yang diambil hanya sebatas membantu mengurai kredit macet di tubuh KCD.
“ Tak banyak, Para PNS serta Perangkat Desa ini rata-rata pinjam sebesar tiga sampai lima juta Rupiah.” Imbuhnya sambil menambahkan bahwa hari ini ada yang sudah melunasi. “Yang jelas minggu ini harus lunas meski pokok pinjamannya saja” Pungkas Arief. (kun)
Sudah berapa kali rakyat ini harus menerima pembodohan dari pemerintahan SBY, terbukti lagi-lagi menaikan BBM dengan alasan demi rakyat. Padahal kalau rakyat di negeri ini ingat boleh saja menagih janji terhadap SBY, dimana saat kenaikan BBM pada tahun 2005 seperti yang dimuat berbagai surat kabar SBY pernah berjanji tidak akan menaikan harga BBM.
Mungkin kata pepatah bisa saja terjadi yakni “Lidah tak bertulang”, sejak memasuki era pemerintahan SBY dalam satu tahun saja sudah dua kali menaikan BBM pada tahun 2005 yang pertama harga BBM dinaikan 22 sampai 47 persen dan kedua rakyat lebih menjerit lagi dengan konsekuensi 126 persen kenaikan BBM dengan selusin alasan. Dan saat ini kembali SBY mengagendakan kenaikan BBM sebesar 33 persen pada awal bulan depan.
Kalau bisa dikata sekaligus jangan sampai rakyat ini terus saja dibiarkan menangis dalam kegelisahan arus politik yang tidak menentu. Berbagai kalangan mencoba memberikan apresiasi guna mengevaluasi dampak sosial dari kenaikan BBM. Namun, parahnya pemerintahan SBY malah menganggap suatu bagian dari demokrasi dimana kritikan tajam ataupun sebaliknya hanya bagian dari pro dan kontra yang lebih ironis hal tersebut dianggap wajar-wajar saja.
Sepertinya teriakan anak bangsa dari berbagai daerah sejurus dengan kenaikan BBM tiada gunanya. Pemerintahan SBY punya alasan cukup sederhana dengan berasumsi seperti era kenaikan BBM sebelumnya dengan mengambil dasar kenaikan harga minyak dunia melebihi angka USD 100 per barel.
Mungkin pemerintahan SBY hanya bertumpu pada kenaikan harga minyak dunia, mengapa demikian dangkalnya tanpa bisa berkutik dari persoalan yang sama. Apakah tidak ada jalan lain, tanpa menaikan BBM. Dilain sisi rakyat bagaikan obyek empuk dari resiko kenaikan BBM. Untuk kali ini mungkin SBY bisa saja mendapatkan pertanyaaan jitu yang patut untuk dijawab. Seperti dengan kenaikan BBM atau mencabut subsidinya, rakyat akan diberikan kompensasi BLT.
Yang pertama apakah pemerintahan SBY sudah mengalami kesulitan mencari kepercayaan dari rakyat disaat orang-orang sekitarnya terjerembab persoalan korupsi…..?. Serta yang kedua dengan memberikan kesejahteraan langsung ke rakyat bisa mengembalikan citranya kembali dimana rakyat menilai SBY mengerti rakyat.
Pemerintah mengatakan bahwa kenaikkan BBM akan membuat pemerintah hemat 25-30 trilyun dan akan dikeluarkan kompensasi berupa BLT sebesar 25 trilyun. Ini memperlihatkan tidak ada bedanya naik atau tidaknya BBM untuk APBN, toh besar hematnya juga dikembalikan untuk rakyat.
Seandainya saja SBY mau sedikit tahu tentang alam yang terkandung di negeri ini kemungkinan besar ada langkah lain yang bisa ditempuh asal dengan pro aktif. Seperti kata para ahli geologi yang menyebutkan cadangan minyak bumi di Indonesia diperkirakan 4 miliar barel. Apalagi produksi minyak RI hanya sekitar 945.000 barel per hari.
Bayangkan saja seandainya regulasi dinegeri ini agak sedikit dilonggarkan bukan kata tidak mungkin para investor enggan justru sebaliknya. Investor perlu dirangsang dengan berbagai tawaran yang cukup menarik misalkan saja pemerintahan ini memberikan insentif bagi investor yang mampu mengembangkan potensi migas serta meningkatkan pengekplorasian sumber-sumber migas yang terbaru.
Penulis : Poerwanto
Pewarta senior
Pimred Media online
Sinar ngawi
Serangga tomcat atau kumbang rove disinyalir mulai menyerang wilayah Kota Ngawi. Adit Syafitra Pratama seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun warga Dusun Belukan Desa Beran Kecamatan Ngawi Kota, menderita gatal disertai melempuh dibagian lehernya. Anak tunggal dari pasangan Anik Indriani dan Mochamad Syamsul yang diduga mengalami serangan serangga sudah satu minggu ini.
“Pertamanya seperti terkena goresan berwarna merah setelah beberapa waktu malah bengkak dan melempuh,” kata Anik Indriani Sabtu, (24/3). Setelah mengetahui kejadian tersebut Anik langsung membawa Adit ke puskesmas terdekat menurut keterangan dokter hanya gatal biasa dan diberi obat salep serta syirup penurun panas dan beberapa pil anti biotik.
Keyakinan Anik Indriani kalau putranya terkena serangan tomcat setelah malam kemarin menemukan serangga mirip tomcat dengan cirinya memiliki kulit berwarna oranye dan hitam serta di ujung tubuhnya terdapat penyengat yang tengah merayap diatas meja televisinya. “Saya baru yakin kalau anak saya gatal terkena serangan serangga tomcat setelah melihat kemarin malam itu dibalik meja televise dan saya amati bener-bener mirip seperti yang ada digambar-gambar itu,” beber Anik.
Khawatir merayap ke mana-mana dan menyerang ke anggota keluarga lainya, kemudian serangga tomcat tersebut oleh Anik langsung dimusnahkan. “Untuk sejauh ini kami belum lapor ke dinas terkait seperti dinas pertanian dan dinas kesehatan terhadap adanya indikasi serangan serangga tomcat terhadap anak kami,” tuturnya lagi.
Kemudian lanjut Anik Indriani, dalam satu minggu ini justru gatal yang diderita Adit justru makin menyebar ke beberapa bagian anggota badan lainya. Selain itu keluhan saat ini yang dirasakan Adit Syafitra Pratama seperti panas dan gatal-gatal bercampur rasa perih yang luar biasa.
Sementara menurut keterangan warga lainya ada lagi seorang bocah di Jalan Perkutut Desa Beran menderita penyakit gatal seperti yang dialami Adit tersebut. Hanya saja kata warga tadi belum bisa menyimpulkan secara persis penyebabnya apakah akibat serangan serangga tomcat atau factor lainya. (pr)
Budi Oetimin, ketua komisi D DPRD Ngawi diruang kerjanya mengaku kecewa setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Sekolah Dasar (SD) yang menerima bantuan rehabilitasi. Menurut Budi Purwanto proyek pembangunan bantuan sosial anggaranya yang mencapai 16,7 miliar masih jauh yang diharapkan dari perencanaan awal.
Seperti yang baru saja terjadi saat sidak bersama anggotanya ke SDN 1 Jatigembol dan SDN 1 Kedunggalar, Budi Purwanto tidak menemukan kerusakan yang cukup serius dan hanya diperkirakan 45 persen tingkat kerusakanya. Padahal lanjut legislator dari partai berlambang Ka’bah tersebut untuk SDN 1 Jatigembol menerima 135 juta dan SDN 1 Kedunggalar menerima 165 juta.
“Sebetulnya sesuai hasil sidak tadi belum seberapa tingkat kerusakanya dan dana tersebut selayaknya diperuntukan terhadap sekolahan yang berhak mendapatkan sesuai tingkat kerusakanya,” kata Budi Purwanto
Dengan demikian mendasar ada indikasi tidak tepat sasaran terhadap bantuan pembangunan sosial tidak lama lagi selaku wakil rakyat akan memanggil tim survey. “Kita berhak mendengarkan beberapa alasan dari tim survey yang dinilai tidak adanya efektifitas dalam pendistribusian dana yang dimaksud pokoknya kita pantau jangan terjadi permainan,’ terang Budi Purwanto.
Sementara secara total tingkat kerusakan jumlahnya tak kurang dari 354 SD dari 533 SD yang ada di Kabupaten Ngawi yang terbagi untuk rehabilitasi 132 lembaga pendidikan yang terbagi atas 54 ruang perpustakaan, rehab berat untuk RKB sebanyak 160 paket dan rehab sedangnya ada tiga lokasi.
Dana 16, 7 miliar bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang jumlahnya dari tahun ke tahun makin ramping alias menurun maka dengan demikian pihak pemerintah pusat dituding janji belaka.(pr)
Ngawi sangat potesial terjadinya banjir tahunan, khususnya wilayah kecamatan Kwadungan. Hal ini diakui sendiri oleh kepala BPBD setempat, Eko Heru Cahyono. Dan demi meningkatkan kinerja badan bentukan anyar ini (21/03), mengerahkan seluruh personilnya guna melatih ketangkasan mengendalikan perahu karet dan sigap bencana.
“Harapan saya, dengan latihan ini, ketangkasan personil kami makin meningkat, baik dalam mengendalikan perahu dan sigap dalam menolong korban banjir.” Jelas Heru, sapaan akrab Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kabupaten Ngawi, memang akrab sekali dengan musibah banjir tahunan. Yang paling parah adalah wilayah Kecamatan Kwadungan.
Beberapa tahun silam (2007-red), adalah bencana terbesar dari sekian kejadian banjir.
Wilayah Ngawi memang bisa menanggung limpahan air dari Bengawan Solo maupun dari Sungai Madiun.
“maka dari itu kami memfokuskan pada ketangkasan menolong korban musihbah banjir, dan tentunya juga tak melupakan untuk melatih diri untuk kesigapan bencana lainnya seperti tanah longsor dan puting beliung.” Pungkas dia (kun)
Sejumlah kebutuhan pokok, disinyalir sepekan ini harganya mulai naik. Seperti yang terlihat di pasar besar Ngawi, jangankan pembeli, kini para pedagang yang bermodal CEKAK juga merasakan imbasnya dan terancam tak bisa kulakan lantaran harga dari para pemasok kian hari kian melangit. Diduga hal ini terjadi akibat dari kebijakan pemerintah, terkait rencana kenaikan BBM yang bakalan direalisasi bulan depan.
Seperti yang diakui Wardi (30), warga Sidoarjo yang biasa masok minyak goreng curah untuk para pedagang di los Pasar Ngawi ini, bahwa selain biaya operasional makin menikat, juga dipengaruhi stok barang yang makin menipis. "Biasanya kami tinggla dulu barang saya, tapi sekarang harus lunas, maklum barangnya susah dicari." Ujarnya dengan dialek khas jawatimuran.
Para pedagang yang bermodal CEKAK, juga mengeluhkan kenaikan harga ini. Bahkan beberapa diantaranya terpaksa mengurangi stok dagangan dan membeli barang dagangan sebatas kemampuan saja.
Dapat diberitakan, Untuk harga Cabai rawit merah, kini tembus di harga 3o Ribu/Kg dari harga awal 22 ribu Rupiah. Juga untuk cabai merah besar mengalami kenaikan sebesar 8 Ribu/Kg yang semula seharga 22 ribu/Kg.
Untuk minyak goreng curah juga melangit hingga 8 ribu/Kg dan ini berarti mengalami kenaikan Rp.1000. Sementara bahan kebutuhan pokok lainnya rata-rata mengalami kanaikan harga sebesar 1000 hingga 1500 Rupiah. (kun)
Dalam penertiban kali ini terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Ngawi berhasil menjaring sedikitnya 4 PMKS dan 3 orang gila. Target operasi mengarah pada empat titik rawan, yakni kawasan alun-alun merdeka, pasar besar Jalan Sultan Agung, sepanjang Jalan Ahmad Yani dan terminal kertonegoro, Senin (19/3).
"Dari operasi yang kita adakan hari ini berhasil menjaring beberapa PMKS dan orang gila meskipun hasilnya belum memuaskan," kata Peggy Yudo, Kasi Penegakan Hukum dan Kedisiplinan Satpol PP Ngawi.
Adapun PMKS yang terjaring terdiri dari beberapa anak punk yang sering nongkrong diperempatan timur terminal lama dan wanita pengemis yang melakukan operasinya diberbagai sudut kota Ngawi yang dianggap strategis. “Dengan hadirnya PMKS dan orang gila ini jelas mengganggu ketertiban umum dan tidak jarang masyarakat banyak mengeluh terhadap kita,” lanjut Peggy Yudo.
Operasi dilakukan sejak pukul 09.00-11.30, dari sejumlah lokasi petugas Sat Pol PP hanya mendapatkan segelintir orang PMKS dan orang gila meskipun saat operasi sendiri tidak ada perlawanan meskipun demikian operasi terus akan dilakukan, sekaligus guna menghadapi penilaian Piala Adipura yang dilaksanakan dalam waktu dekat.
Peggy Yudo menambahkan memang pada akhir-akhir ini daerah Ngawi menjadi sasaran empuk PMKS dan orang gila mendasar sampai sejauh ini belum adanya peraturan daerah (perda) yang secara spesifik mengatur keberadaan orang yang diduga mengganggu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat (tribumtramas).
“Memang orang yang berhasil kita jaring saat ini kebanyakan berasal dari luar daerah kemungkinan besar mereka pelarian dari daerah tersebut yang sering terkena razia makanya di Ngawi segera dimunculkan perda yang mengatur tribumtramas,” beber Peggy Yudo.
Kemudian hasil dari operasi sebanyak 4 PMKS akan dibina melalui Dinas Sosial Kabupaten Ngawi sedangkan 3 orang gila rencananya akan direlokasi ke tempat lain. (tim)
Sudah sepekan terakhir, Rumah wakil rakyat, DPRD Ngawi nampak sepi. Rumor tak sedap pun berkembang. Ditengarai, para legislaif ini jalan-jalan keluar kota dengan memanfaatkan dana Sisa Perhitungan Anggaran APBD lalu. Namun hal ini lekas-lekas dibantah oleh ketua DPR setempat, Dwi Riyanto Jatmiko.
Dijelaskannya, bahwa absennya ke 45 anggota Dewan karena suatu tugas guna menuntaskan permasalahan serta mempertanyakan tata penyelesaian kerugian Negara maupun Daerah bersama dengan BPKD dan juga BAKD Depdagri Pusat.
“ Jadi rumor jalan-jalan sama sekali tidak benar.” Tandas Antok, sapaan akrab ketua DPRD Ngawi ini.
Ditambahkanya pula, beberapa permasalahan terkait macetnya keuangan di tubuh KCD ( Koperasi Cinta Damai ) serta TKI ( Tunjangan Komunikasi Intensif ), yang suhunya kian hari makin meninggi, diharapkan DPRD Ngawi segera mendapatkan referensi Legal Hukum guna menuntaskan permasalahan ini.
“ Jadi nantinya ke 45 Anggota Dewan yang ikut workshop segera bisa mengurai benang kusut ini.” Pungkas dia. (kun)
Salah satu pesona wisata perkebunan teh Jamus yang dikelola PT Candi Loka menawarkan eksotika tersendiri bagi pelancong. Apalagi wisata ke kebun teh Jamus yang notabene berada di kaki pegunungan Lawu memberikan kesejukan yang alami. Perkebunan teh yang didirikan pada era kolonial Belanda berlokasi di Desa Girikerto Kecamatan Sine kurang lebih 40 km dari Ngawi.
Lokasinya yang terletak pada ketinggian cukup memberikan nuansa serta sensasi yang cukup luar biasa, maklum saja kita bisa memandang hamparan alam disekelilingnya. Di tempat ini juga terdapat sumber air yang dinamakan Sumber Lanang menurut warga sekitar dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat awet muda.
Kebun Teh Jamus sebagai salah satu unit perkebunan besar di Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur sudah barang tentu mempunyai andil tersendiri dalam upaya mendukung tercapainya sasaran kebijakan pemerintah Kabupaten Ngawi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan termasuk pengentasan kemiskinan, memberikan lapangan kerja, penghasil produk eksport serta pemeliharaan sumber daya alam dan kelestarian Lingkungan Hidup.
Selain itu sektor agrowisata merupakan potensi yang harus digali serta dikembangkan.
Menyadari sangat pentingnya pembangunan Kebun Teh Jamus diberbagai sektor maka pihak pengelola yakni PT. Candi Loka mengambil kebijakan khususnya sektor agrowisata benar-benar tengah digarap potensi dan pengembangannya dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan hidup.
Agrowisata yang berwawasan lingkungan hidup ini sebenarnya sudah diawali tahun 1993 dengan membangun kawasan kebun dan lingkungannya tetap alami dan lestari.
Langkah yang ditempuh selain pemadatan populasi teh dengan berbagai koleksi klon juga program sejuta pohon pelindung yang akhirnya mampu meraih penghargaan tingkat nasional nominasi Kalpataru tahun 2004 kategori Pembina Lingkungan Hidup pada peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal 5 Juni 2004 di Istana Negara Jakarta.
Mengingat semakin padatnya kunjungan wisata ke Jamus, saat ini pengembangan sektor Agrowisata Jamus dengan berbagai fasilitas penunjang sedang dilaksanakan pembangunannya. Upaya ini tentunya membutuhkan dukungan berbagai pihak agar dapat terwujud, lebih-lebih akses jalan yang memadai menuju kawasan Agrowisata Jamus. Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan.
Oleh sebab itu pengelola Kebun Teh Jamus telah melebarkan jalan diarea kebun menuju tempat wisata disamping aman, kenyamanan berwisata akan dapat lebih sempurna apabila jalan pemkab di Sambirejo sampai dengan Jamus secara keseluruhan telah diperlebar dan diaspal.
Selanjutnya disusunlah profil Agrowisata Jamus dimaksudkan memberikan gambaran tentang paket Agrowisata di Jamus. (tim)
Jajaran Polres Ngawi khususnya unit satuan lalu lintas kembali merazia keberadaan becak montor (bentor) yang sering melanggar tata cara berlalu lintas, Kamis (15/3). Dalam operasi tersebut sebanyak 22 bentor berhasil diamankan petugas dan dilakukan penahanan di pos polisi 90 perempatan Kartonyono Kecamatan Ngawi Kota.
Seperti diungkapkan oleh Kasat Lantas polres Ngawi AKP Tony Prasetyo pihaknya sudah berulang kali memberikan himbauan dan teguran kepada mereka para pemilik bentor tapi kelihatanya tidak di gubris.
Para pemilik bentor sendiri terkesan hanya mentaati peraturan manakala petugas ada dilokasi, akan tetapi disaat petugas lengah mereka tetap saja melakukan pelanggaran dengan melintas dibeberapa ruas jalur utama. Dengan demikian petugas dibuat jengkel ulah yang dilakukan beberapa oknum penarik bentor ini yang berakhir mereka harus dilakukan penindakan.
Lebih lanjut, dengan seenaknya para penarik bentor melintas di jalur utama tidak urung mengganggu para pengguna jalan lainya.
Sehingga membuat kemacetan arus lalu lintas padahal seperti keterangan AKP Tony Prasetyo bentor belum mempunyai lisensi kendaraan bermesin yang secara sah bisa melintas dijalur utama. Selain itu tambah AKP Tony Prasetyo, pihaknya sudah berulang kali melakukan tegoran keberadaan bentor.
Makanya dengan diadakan razia bentor akan memberikan shock terapy bagi pemilik bentor lainya agar lebih mengedepankan keselamatan pengguna jalan lainya.
Dalam operasi yang melibatkan puluhan petugas langsung melakukan pencegatan terhadap bentor yang berulang kali nekat menerobos beberapa jalur tertib lalu lintas.
Bentor yang berhasil dijaring petugas langsung ditahan selama 2 hari kemudian setelah melewati masa penahanan tersebut, para pemilik bentor diperbolehkan mengambil kembali kendaraanya tanpa dikenakan biaya. (pr)
Peristiwa kebakaran terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Selopuro Kecamatan Pitu sekitar pukul 10.00 wib, Selasa (13/3). Akibatnya gudang tempat penyimpanan barang barang bekas milik para pemulung nyaris terbakar. untungnya petugas Pemadam Kebakaran (PMK) dengan membawa 1 unit mobil tangki langsung menjinakan kobaran api yang mulai menjalar ke bagian gudang tersebut.
Peristiwa kebakaran yang sempat menjadi tontonan warga sekitar, dan penyebabnya sendiri diduga saat Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Ngawi melakukan pemusnahan beberapa barang bukti dengan cara dibakar.
“Memang sebelumnya ada proses pembakaran barang bukti karena ada angin dari arah timur yang bertiup lumayan kencang maka kobaran api langsung menjalar gudang yang ada didekatnya,” terang Hadi Marsudiono, Kasi Pidum Kejari Ngawi.
Sementara menurut Hari Marsudiono barang bukti yang dimusnahkan kali ini berupa 40 jerigen arak jowo, 39 mesin ding dong, 1 unit mesin jackpot, puluhan pak rokok tanpa merek dan cukai, 4 buah hand phone, kosmetik dan beberapa kotak obat kuat yang tidak memiliki ijin edar.
Beberapa barang haram yang dimusnahkan tersebut ditaksir senilai puluhan juta rupiah yang merupakan hasil tangkapan penyidik Polres Ngawi selama tahun 2011.
Lanjut Kasi Pidum Kejari Ngawi, proses pemusnahan barang bukti merupakan tindak lanjut dari keputusan Pengadilan Negeri (PN) yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Selain itu pembakaran barang bukti ini untuk menghindari penyalahgunaan juga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dari pihak yang tidak bertanggungjawab. (pr)
Rupanya para petani makin ribet saat mau membeli solar di SPBU jelang kenaikan harga yang akan ditetapkan oleh pemerintah pada bulan mendatang. Seperti yang terlihat di SPBU di Jalan Ahmad Yani tepatnya di Desa Beran Kecamatan Ngawi kota mulai beberapa hari lalu sudah memberikan kebijakan pembatasan terhadap petani yang hendak beli solar.
“Untuk jenis solar kita dapat melayani pembelian dari petani hanya 20 liter pada hari ini akan tetapi bilamana stok di SPBU ini penuh petani dapat membeli secara maksimal 70 liter dalam satu harinya,” terang Sunarto, salah satu pengawas SPBU di Beran, Rabu (14/3).
Pembatasan yang dilakukan pihak menajemen SPBU menurut Sunarto sebagai tindak lanjut atas instruksi dari Kapolres Ngawi AKBP Eddy Junaedi sebagai bentuk untuk mengantisipasi panic buying atau pembelian BBM secara besar besaran.
“Maka dengan langkah yang kita ambil jangan sampai pihak atau oknum tertentu memanfaatkan situasi menjelang kenaikan BBM yang bermuara pada penimbunan, “ beber Sunarto.
Kata Sunarto dengan situasi menjelang kenaikan BBM yang paling diprioritaskan adalah kendaraan roda dua ataupun empat. Meski demikian petani masih dilayani asal jangan membawa beberapa jerigen. “Jangan khawatir terjadi kelangkaan BBM di SPBU soalnya stok dari PT Pertamina region V Madiun masih boleh dikatakan normal.,” lanjut Sunarto.
Kemudian mendasar pengakuan Sunarto pengawas SPBU memang menjelang kenaikan BBM ada kenaikan yang cukup signifikan dalam 1 harinya rata-rata BBM yang terjual terhadap masyarakat antara 5 sampai 6 ton liter demikian juga untuk BBM yang di distribusikan dari PT Pertamina region V madiun jenis solar masih cukup aman stoknya yakni 48 ribu liter sedangkan untuk premium sekitar 32 ribu liter .
“Mungkin saja dengan kenaikan jumlah pembeli mereka merasa khawatir akan terjadinya kelangkaan BBM pada hari-hari mendatang, selain itu saat ini para petani sangat membutuhkan BBM jenis solar yang akan dipakai untuk bahan bakar mesin traktor atau digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel sebagai penggerak sumur pompa karena pada saat ini mereka para petani mulai menggarap sawahnya,” tutur Sunarto.
Untuk mengantisipasi penimbunan, para petani yang mau membeli BBM harus mencari surat pengantar dari desanya masing-masing setelah sampai di SPBU akan diganti sejenis kupon.
Sementara Suhadi salah seorang petani dari Desa Kandangan Kecamatan Ngawi kota mengaku kecewa dengan adanya pembatasan pembelian BBM.
“Pada hari ini saya hanya mendapatkan solar hanya 20 liter saja, padahal saya bukan pengepul ataupun yang lainya dan hanya sebagai petani saja saya ini dan tidak mungkin mau menimbun BBM,” jelas Suhadi. (pr)
Keberadaan proyek perbaikan beberapa ruas jalan di Ngawi pada tahun anggaran lalu (2011-Red), disinyalir makin banyak yang mengalami kerusakan. Meski akhirnya komisi D, DPRD Ngawi memanggil pihak PUBMCK serta para kontraktor yang terlibat (13/03), namun hanya dengan masih dalam masa pemeliharaan jadi jurus sakti hindari masalah.
Anehnya, komisi yang membidangi pembangunan dan insfrastruktur ini malah terkesan terbawa arus dengan alasan klasik ini.
“ya ada beberapa yang memang mengalami kerusakan dan hal ini kan masih dalam masa pemeliharaan.” Ungkap Budi Oetimin saat usai melakukan hearing siang itu.
Ditempat terpisah, hal senada juga diungkap oleh Kadin PUMBCK Ngawi, Bambang Haryono. CES. “Jadi pada masa ini, para rekanan masih punya tanggungjawab perbaikan sampai nanti masuk bulan Juni mendatang.” Jelasnya.
Dapat dikabarkan, bahwa, kenyataan dilapangan seperti pada ruas jalan Padas – Gunungsari, juga di wilayah kec. Karanganyar, demikian pula ruas Ngawi – Ngancar dan beberapa ruas lainnya yang kesemuanya baru selesai hitungan bulan ini, sudah nampak lubang dengan tingkat kerusakan yang bervariatif.
“Jadi mengenai hal ini, rekanan tidak bias lari dari tanggungjawabnya pada masa pemeliharaan. Toh kalau sampai terjadi Wanprestasi, maka rekanan tersebut tidak bisa mencairkan jaminan pemeliharaan, dan ini tentunya rekanan sendiri yang rugi.” Pungkas Bambang H.Ces. (kun)
Keberadaan beberapa unit alat berat yang digunakan untuk menghancurkan batu dan membuat cor di bekas terminal lama siap siap diusir dari tempatnya. Seperti diungkap Kasi Ops Satpol PP Ngawi, Peggy Yudo, beberapa hari kemarin lantaran hasil dari pemeriksaan yang ada, izin operasioanal tempat usaha investor dari Semarang tersebut diyakini sudah kadaluwarsa.
“Seperti pada awalnya sesuai perjanjian yang ada hanya tiga bulan mereka boleh mengoperasikan alat berat di eks terminal lama itu akan tetapi kenyataan yang ada waktunya sudah lebih,” terang Peggy Yudo.
Lanjut Peggy, kalau permasalahan izin operasional dibiarkan berlarut larut tak urung membuat kecemburuan sosial bagi yang lainya. “Kalau mereka dalam waktu dekat tidak segera melakukan registrasi maka kewajiban kita untuk menghentikan usahanya,” bebernya.
Seperti yang direncanakan oleh pihak Pemkab Ngawi, eks terminal lama yang luasnya sekitar 5 hektar bakal dijadikan Gedung Olahraga (GOR) yang dimulai pada awal tahun ini. Namun kenyataan yang ada, tanda-tanda awal dimulainya pembangunan sarana olahraga bagi masyarakat Ngawi sama sekali belum tyerlihat.
Yang ada justru sebaliknya dijadikan tempat usaha pembuatan cord dan tempat penggilingan batu dan pasir. Tindakan yang dianggap main mata antara eksekutif dan pengusaha inilah membuat wakil rakyat gerah.
Seperti yang diungkapkan Anas Hamidi anggota komisi IV DPRD Ngawi menilai kurangnya keterbukaan dari eksekutif. “Kalau bisa ya harus dibicarakan jangan sampai kita menilai yang lain,” ungkap Anas diruang kerjanya.
Sebelumnya sebagai anggota komisi IV DPRD Ngawi yang membidangi pembangunan dan insfrastruktur merespon baik kehadiran para pengusaha yang telah mau berinvestasi di Ngawi. Selaku wakil rakyat Anas Hamidi keberadaanya bias menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Misalkan jelas arahnya restribusi yang dihasilkan untuk daerah yang silahkan ajalah, kita tidak kaku tetapi misalkan ada temuan ada penyelewengan maka kewajiban kita untuk mempersoalkan,” pungkas Anas Hamidi. (pr)
Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ngawi terkesan kurang greget malah boleh dibilang ada kesan tak enak hati (sungkan). Pasalnya, saat melakukan hearing dalam pengusutan kesremawutan pengucuran dana Koperasi Cinta Damai (KCD) antar ketua dan wakil ketua yang duduk dalam satu komisi III DPRD Ngawi yang membidangi anggaran belum berjalan sebagai mana mestinya.
Seperti yang pernah informasikan sebelumnya usai digelar dengar pendapat antara kepala Dinas Koperasi dan perwakilan KCD pada minggu lalu di ketahui beberapa kejanggalan-kejanggalan soal pengucuran dana dengan menyalahi UU No 25 tahun 1992 tentang perkoperasian. Menurut penjelasan Dedi Supriyadi wakil ketua komisi III, sebuah koperasi dengan mengantongi legalitas resmi serta sudah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebanyak dua kali maka! berhak mendapatkan bantuan kucuran dana dari APBD atau hibah. Lanjut Dedi, kejanggalan terjadi soal pengucuran dana ke KCD yang berdiri 23 Januari 2002 dan berselang 1,5 bulan langsung mendapatkan anggaran tahap pertama dari APBD senilai 2 miliar.
Selain itu tambah legislator dari PKS ini, KCD tidak di seleksi terlebih dahulu bagaimana keadaan koperasi itu sendiri yang notabene tidak sehat. Anehnya, meskipun tidak sehat tetap mendapatkan bantuan selama 3 kali periode pengucuran dana dari 3 tahun anggaran yakni mulai tahun 2002 hingga 2004. Dan parahnya lagi, pengucuran dana itu tidak sesuai dengan prosedurnya yang seharusnya dana kucuran tersebut melalui Dinas Koperasi namun KCD ini melalui Bapeda yang di desak oleh mantan Bupati Ngawi yang memberi kebijakan kepada kepala Bapeda Amin Sunarto yang mencairkan dana hibah tersebut. Kemudian baru berselang lima hari keterangan lain muncul dari ketua komisi III DPRD Ngawi Supeno. Menurut Supeno, pemanggilan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pengucuran dana ke KCD hanya untuk melakukan konsulidasi dan pemantapan legal hukum dalam pengucuran dana ke KCD.
Selain itu tegas Supeno, pihaknya tidak ingin gegabah dalam menelusuri permasalahan dana hibah ke KCD yang nyantol di berbagai kalangan elemen masyarakat Ngawi dari tingkat warga biasa hingga para pejabat PNS dan perangkat desa yang nominalnya capai puluhan juta.
Sementara rumor beredar bahwa dana hibah ini sengaja akan di hilangkan kembali dalam pembahasannya. Seperti halnya yang pernah di lakukan oleh para anggota legeslatif tahun 2004 hingga 2009 lalu pasalnya para elit politik ini juga memiliki hutang kepada pemerintah daerah yakni dana tunjangan komunikasi itensif atau TKI dengan per anggota legeslatif pernah menerima 66 juta hingga tahun ini juga belum selesai dalam pengembaliannya. (pr)
Para petani, khusunya di Kab. Ngawi, mulai Nampak resah. Pada awal bulan, guna keperluan membajak sawah di musim tanam kali ini mulai Nampak tersendat lantaran keberadaan solar disinyalir hilang dari pasaran. Diduga hal ini terjadi karena adanya niatan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah yang rencananya bakal diberlakukan 1 April mendatang.
“Padahal secara umum BBM belum naik tapi kenyataanya saya cari solar di SPBU dipersulit dengan segala alas an,” ungkap Hariyanto salah satu petani dari Desa Teguhan Kecamatan Paron, Sabtu (10/3).
Menurutnya, setiap pasca panen untuk mengolah lahan pertanianya kembali dirinya tidak kurang membutuhkan solar dalam perharinya lebih dari 30 liter sebagai bahan bakar mesin traktor dan mesin diesel sebagai penggerak sumur pompanya.
“Sebetulnya nasib petani ini mau dibawa kemana dengan seenaknya pemerintahn menaikan BBM lagi, padahal para petani disekitar sini kehidupanya sangat tergantung pada BBM sedangkan petani sendiri baru saja terkena dampak puso pada musim sebelumnya,” tutur Hariyanto.
Lanjut Hariyanto, kalaupun pemerintah tetap nekat menaikan BBM maka pihaknya tidak mampu berbuat banyak hanya saja masalah bahan bakar solar jangan sampai dipersulit.
“Kalau toh BBM naik saya tetap mengikuti harga namun jangan sampai bahan bakar solar dibatasi ataupun dipersulit ketika saya ingin mendapatkan, jadi yang saya harapkan kepada pengusaha SPBU mengertilah nasib petani ini,” jelasnya.
Kemudian mendasar informasi yang ada pihak Depot Pertamina Region V Madiun menjelang kenaikan BBM memang mengantisipasi secara dini mengantisipasi terjadinya panic buying oleh masyarakat menjelang kenaikan BBM.
Langkah yang diambil pihak PT Pertamina Region V Depot Madiun dengan membentuk satuan tugas (satgas) yang akan memantau disetiap SPBU dan secara spesifik kepada pengusaha SPBU untuk bisa meningkatkan Delivery Order (DO).
Muhammad Farid Akbar sales Representative Fuel Retail Marketing PT Pertamina Region V Depot Madiun menjelaskan kepada pengusaha SPBU yang masuk wilayah Region V seperti Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan serta Nganjuk jangan sampai menimbun BBM. Tegas Muhammad Farid Akbar, bilamana ada pengusaha SPBU yang nakal dengan melakukan kecurangan maka pihaknya akan memberikan sanksi. Bentuk sanksinya antara lain Pertamina akan menghentikan suplai sementara. (pr)
Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Partai Amanat Nasional sekaligus pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amin Rais mengkritisi soal kebijakan nasional tentang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang rencananya akan diberlakukan pada 1 April 2012."jangan lantas hal ini dijadikan lahan baru sebagai ladang korupsi." Urainya ketika hari ini bertandang di Ngawi
“Jangan sampai kenaikan BBM menjadi beban buat rakyat demikian juga harus jelas pula penggunaan dana triliunan itu setelah perolehan dana setelah harga kenaikkan BBM itu,” terang Amin Rais disela-sela melakukan panen raya bersama Fshindo di Desa Gentong, Kecamatan Paron, Jum’at (9/3). Meski mendukung rencana tersebut, Amin Rais tetap memiliki catatan minus terhadap kinerja pemerintah. Amien masih melihat adanya keragu-raguan pemerintah dalam mengambil kebijakan penting. “BBM boleh naik asal jangan dikorupsi uang dari rakyat tersebut,” tambahnya.
Pada panen raya tersebut juga dihadiri beberapa orang penting seperti tokoh ekonomi Didik J Rachbini dan Dra. Mardiana Indraswati, anggota DPR RI dapil Jatim VII. Pada acara yang sama Forum Usahawan Harapan Indonesia (Fushindo) yang dirintis Dra.Mardiana Idraswati sudah hampir 25 tahun mencoba mengambil peran memberikan penyadaran, pencerahan sekaligus solusi terhadap persoalan pertanian.
“Fushindo lahir karena mendasar komitmen kita, disetiap saya turba ke wilayah selalu menemui keluhan petani mulai dari pupuk sampai hama yang pada intinya petani belum maksimal mengerti secara teknis pertanianya,” ungkap Dra.Mardiana Indraswati. Menurut Mardiana, saat ini yang dibutuhkan masyarakat petani dimana mereka membutuhkan langkah nyata dengan memberikan solusi terbaik terhadap persoalan petani.
Selain itu pihak pemerintah tidak seharusnya punya dalih kepedulianya terhadap nasib petani terus digembar gemborkan sedangkan pada sisi yang lain justru nasib petani semakin terabaikan dan tersingkir dari roda pembangunan yang salah kaprah. “Banyak orang berbicara tentang ekonomi kerakyatan dan segala macam persoalanya tetapi pemerintah baru sebatas menggelontorkan program- programnya, minim manfaat dan tanpa pendampingan secara maksimal,” imbuh Dra.Mardiana Indraswati.
Lanjut Mardiana, program- program tersebut tidak jelas sasarannya, dan justru menambah angka panjang daftar petani yang hanya tercatat dalam lembaran program kerja pemerintah. Kemudian terkait ulah yang dilakukan para pejabat ditingkat DPR RI yang terganjal persoalan hukum Dra.Mardiana Idraswati menilai, kelakuan negatif para oknum ini, memberikan dampak negatif bagi banyak anggota dewan yang masih berpegang teguh pada kejujuran, amanah dan idealisme. (pr)
Dalam agenda dengar pendapat antara komisi II DPRD Ngawi dengan Dinas pendidikan setempat yang di gelar hari ini (8/03), mengambil beberapa point penting, salah satunya terkait kabar tak sedap terhadap oknum pendidik yang diduga melakukan perbuatan tak senonoh pada siswinya disalah satu SMPN kec. Padas.
“Mengenai kasus ini, baik dari dinas pendidikan serta pihak terkait maka oknum guru tersebut sementara diberi sanksi tidak diberi hak untuk mengajar.” Ungkap Agus Sulistiawan, angggota komisi II DPRD Ngawi, sambil menambahkan bahwa nanti akan melihat bagaimana kasusu ini berkembang.
“Karena orangtua korban melapor, jadi menunggu proses hukum dari polres. Dan agar hal semacam ini tak terulang kami akan menghimbau pihak terkait untuk mempublikasikan oknum guru yang nakal, biar nantinya tidak ada yang meniru.” Jlentrehnya lagi.
Beberapa agenda penting juga dibahas dalam kesempatan hearing ini. Diantaranya sudah sejauh mana kesiapan pihak dinas pendidikan dalam menghadapi ujian nasional (UN) mendatang.
Sementara masa jabatan kepala sekolah selama empat tahun, juga sedang dan sudah dilaksanakan mulai awal tahun ini. Penekanan dari komisi yang membidangi masalah pendidikan ini sempat memperikan rambu peringatan terkait masih maraknya pungutan, khususnya untuk wajib belajar 9 tahun. (kun)
Dugaan lantaran depresi, AMR (17), seorang siswi salah satu SMA favorit di Ngawi nekat mencoba mengakhiri hidupnya dengan manyayat urat nadinya pakai silet (7/03). Beruntung, korban yang merupakan warga Kec. Geneng, nyawanya masih bisa terselamatkan.
Dari beberapa sumber yang ada, diperoleh keterangan bahwa kejadian bermula saat korban minta ijin untuk kebelakang.
Tak berselang lama, siswa lain yang mengetahui korban telah pingasan tergeletak dengan pergelangan tangan kirinya berlumuran darah, langsung berteriak minta pertolongan.
Korban, yang masih duduk di bangku kelas 11 IPA 1, segera dilarikan ke Rs Widodo guna mendapatkan perawatan.
Tak banyak penjelasan terkait penyebab aksi nekat korban. Mendasar informasi dari beberapa Guru serta teman korban, bahwa korban cenderung tertutup dan pendiam.
Sementara paman korban mengaku, tak tahu banyak apa yang sebenarnya terjadi pada korban. “Saya kaget ketika mendengar kabar ini.” Jelasnya ketika baru tiba di Rs widodo, dimana korban dirawat. (kun)
Angka perceraian di wilayah Ngawi pada awal tahun 2012 sudah tercatat 184 kasus perceraian. Dari jumlah tersebut 77 kasus diantaranya merupakan gugat cerai sedangkan sisanya 38 kasus cerai talak. Panitera Muda Pengadilan Agama (PA) Ngawi, Agus Singgih B arifin menjelaskan faktor utama tingginya perceraian karena akibat buruknya tingkat perekonomian keluarga
Selain itu kurangnya tanggung jawab masing-masing individu. “Biasanya wanita terlebih dahulu melayangkan gugatan cerai kepada suami yang dianggap tidak mampu mencukupi nafkahnya” kata Agus Singgih.
Namun, lanjut Agus Singgih, tidak jarang pula pihak suami malah melakukan gugatan talak cerai meskipun secara ekonomi sudah tercukupi. Sementara kasus cerai yang diakibatkan faktor perselingkuhan pada tahun lalu cukup relatif kecil hanya 5 persen yang didaftarkan ke Pengadilan Agama Ngawi.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan dengan terjadinya kasus perselingkuhan akhir-akhir ini, untuk tahun 2012 akan terjadi peningkatan yang bermuara ke perceraian.Menurut Agus Singgih, sebelum ada keputusan cerai tetap pihak Pengadilan Agama terlebih dahulu melakukan mediasi damai guna menyatukan mereka kembali.
Tetapi usaha yang dimaksud diatas kebanyakan hanya sia-sia. “Biasanya sebelum melayangkan gugat cerai ke Pengadilan Agama, mereka sudah bertekad bulat untuk berpisah” jelas Agus Singgih.
Meningkatnya angka perceraian di Ngawi membuat kalangan wakil rakyat Ngawi mulai angkat bicara, Suprapto, anggota Komisi I DPRD Ngawi, mengatakan para pihak orang tua harus lebih selektif lagi menikahkan anaknya.
“Dengan perceraian seperti ini lantaran ekonomi saya kira orang tua sangat berperan misalkan sebelum pra nikah persiapan metal maupun seberapa jauh kehidupan dalam rumah tangga harus sesering mungkin memberikan arahan kepada anaknya” tandas Suprapto.
Kemudian pihak petugas dilapangan sendiri khususnya pihak KUA, lanjut Suprapto, harus benar-benar mengkroscek persyaratan nikah dan jangan kecolongan dengan pernikahan dini. (pr)
Aparat kepolisian Polres Ngawi, Minggu kemarin (4/3) berhasil menangkap, setidaknya tujuh pelaku pengroyokan terhadap para pesilat Ikatan Kera Sakti (IKS) yang kala itu sedang latihan dihalaman SD, Desa Kedungprahu Kecamatan Padas pada Sabtu malam (3/3) sekitar pukul 21.15 wib lalu.
Ketujuh pelaku yang berhasil diringkus adalah YAB (16), REK (14) keduanya warga Dusun Mendalan Desa Kedungprahu Kecamatan Padas, NWT (32) warga Dusun Plesungan Desa Sukowiyono Kecamatan Padas, ERE (15) warga Dusun Ngleri Desa Bintoyo Kecamatan Padas, DAR (14), EJ (16) keduanya warga Dusun Bangon Desa Bangon Kecamatan Karangjati dan YLT (16) warga Desa Sukowiyono Kecamatan Padas.
Rata-rata para pelaku ini sesuai data dari Mapolres Ngawi masih duduk dibangku sekolah selain itu barang bukti yang berhasil diamankan berupa sejumlah batu terdiri batu bata dan batu kali ditambah pecahan genteng dan pecahan botol minuman suplemen.
Sementara Kasubaghumas Polres Ngawi AKP I Wayan Murtika menerangkan pihaknya masih memburu para pelaku lainya yang diduga terlibat aksi pengroyokan. Ketujuh pelaku yang berhasil ditangkap tersebut saat ini masih dalam proses pemeriksaan secara intensif dari penyidik satreskrim Polres Ngawi guna dilakukan pengembangan lebih lanjut.
AKP I Wayan Murtika menambahkan apabila para pelaku ini cukup bukti telah melakukan pengroyokan maka akan dijerat dengan pasal 170 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 9 tahun.
Seperti pada pemberitaan sebelumnya jumlah korban yang mengalami luka berjumlah tujuh orang namun setelah dikroscek kembali yang mengalami luka robek dari aksi pengroyokan terhadap para pendekar IKS hanya lima orang.
Kelima orang tersebut antara lain Suratno (37) yang merupakan pelatih IKS warga Desa Sukowiyono Kecamatan Padas, Muhamad Abdul Razak (17), Kusmanto (30), Eko Budi Cahyono (16) ketiganya merupakan warga Desa Sukowiyono Kecamatan Padas dan Aris Wibowo (16) warga Dusun Mendalan Desa Kedungprahu Kecamatan Padas.
Peristiwa yang cukup menggegerkan warga di kecamatan Padas pada Sabtu malam tersebut diawali saat para korban melakukan latihan pencak silat IKS bersama temanya sekitar 20 orang dihalaman SD Kedungprahu.
Tanpa diduga didatangi sekelompok pemuda yang jumlahnya puluhan orang dengan mengendarai sepeda motor dan membawa tongkat langsung menyerang para korban. Karena tidak ada kesiapan sebelumnya para korban akhirnya babak belur dihajar para pelaku dengan menendang dan memukul.
Kelima korban yang mengalami luka lebam dan robek dibagian kepala langsung dilarikan ke Puskesmas Padas untuk menjalani perawatan setelah itu para korban melaporkan kejadian yang baru dialaminya ke Polsek Padas.
Saat itu juga pihak petugas Polsek Padas dibantu anggota dari Sat Sabhara dan Sat Rerskrim Polres Ngawi langsung turun lapangan dengan mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). (pr)
Bentrokan antar kelompok pemuda terjadi lagi kali ini melibatkan tujuh pendekar Ikatan Kera Sakti (IKS) dengan puluhan pemuda tidak dikenal di halaman Sekolah Dasar (SD) di Desa Kedungprahu, Kecamatan Padas Ngawi, pada Sabtu malam (03/3) sekitar pukul 11.00 wib.
Ke tujuh pendekar IKS tersebut diantaranya Suratno, Kusni, Wibowo, Amat Rozak, Eko, Wibowo dan Jito semuanya warga dari Desa Sukowiyono, kecamatan Padas.
Menurut pengakuan beberapa saksi mata disekitar lokasi latihan yang enggan disebut namanya sekelompok pemuda tidak dikenal datang dengan mengendarai sepeda motor langsung menyerang membabi buta dengan memakai senjata ruyung dan pecahan botol.
“Saya langsung kaget begitu melihat puluhan pemuda dengan memakai cadar atau penutup wajah menyerang para para pendekar IKS saat melakukan latihan seperti biasanya,” jelas nara sumber yang tidak mau disebut namanya.
Kemudian mendasar keterangan Suratno salah satu pelatih IKS yang juga salah satu korban menjelaskan peristiwa pengeroyokan secara mendadak yang dilakukan puluhan pemuda tidak dikenal memang tidak diprediksi sebelumnya.
“Selama ada latihan IKS kami tidak merasa punya musuh dengan siapapun jadi saat peristiwa terjadi memang tidak siap karena jumlahnya tidak seimbang,” terang Suratno.
Dari peristiwa penyerangan akhirnya malam itu juga para pendekar IKS langsung melaporkan kejadian yang baru saja menimpa dirinya ke Polsek Padas.
Dengan insiden pada malam minggu tersebut Kapolres Ngawi AKBP Eddy Junaedi berjanji secepatnya akan melakukan langkah-langkah penyelidikan dilokasi terjadinya bentrokan.
Selain itu AKBP Eddy Junaedi dalam waktu dekat akan mengumpulkan para tokoh pendekar dari berbagai perguruan untuk diajak koordinasi dengan adanya peristiwa yang baru saja terjadi meskipun insiden tersebut belum mengarah ke salah satu perguruan. (pr)
Warga Desa Tempuran,Kecamatan Paron dihebohkan dengan munculnya sumber air panas sebulan lalu diareal persawahan milik tanah desa setempat. Munculnya sumber air panas menurut warga setempat setelah pihak PT Jasa Raharja Pusat melakukan pengeboran sumur dengan sistim arthesis yang tujuanya sebagai bantuan program sarana air bersih bagi warga sekitar.
“Saat melakukan pengeboran pada kedalaman 400 meter tiba-tiba saja muncul semburan air panas padahal target kedalaman pihak pengebor sumur sendir sekitar 600 meter,” terang Didik, warga Desa Tempuran, Sabtu (03/3).
Seketika itu menurut Didik proses pengeboran langsung dihentikan dengan alasan airnya sudah muncul.
Setelah kabar adanya sumber air panas yang mengalir secara terus menerus tanpa dibantu dengan mesin diesel ini membuat masyarakat lainya terutama dari luar daerah penasaran dengan mendatangi lokasi.
“Mereka pada umumnya datang dari Madiun, Ponorogo, Solo dan Sragen untuk mandi disemburan air panas tersebut yang katanya mereka bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti gatal-gatal,” imbuh Didik.
Dengan menyemburnya air panas pihak tertentu kemungkinan dari Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kabupaten Ngawi sudah menguji kwalitas air yang keluar dan hasilnya sejauh ini baik untuk dikonsumsi atau keperluan lainya karena tidak mengandung zat berbahaya.
Meskipun air yang keluar dengan suhu panas lanjut Didik, sesuai programnya sebagai sarana air bersih saat ini dipakai oleh 2 RT atau kurang lebihnya ada 60 Kepala Keluarga (KK) disekitar lokasi sumur dengan disalurkan memakai pipa paralon.
“Kalau bisa untuk kedepanya sumber panas ini dikembangkan sebagai obyek wisata pemandian, dan yang pernah saya dengar dari pihak desa akan membuat kolam-kolam sebagai tempat berendam karena saat ini belum ada,” pungkas Didik. (pr)
Makam Belanda (Nederlandse Begraafplaats) atau yang biasa disebut Kerkhoff terletak di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi Kota yang dibangun pada tahun 1885 saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Salah satu tempat yang memiliki catatan nilai sejarah ini kurang diperhatikan.
Buktinya banyak konstruksi makam yang hancur, walaupun sebagian memang ada yang masih bertahan dengan baik dan terawat, tapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang rusak.
Sebagian ornamen gotic dan doric bahkan hilang seperti patung patung bunda maria dan bangunan berkarakter khas romawi yang berbahan marmer dan besi cor.
Seperti yang dijelaskan Suyono sang juru kunci makam Belanda tersebut hilangnya benda benda bersejarah berbahan marmer ini akibat penjarahan orang yang tidak bertanggung jawab.“Penjarahan marmer diatas makam Belanda seingat saya terjadi sekitar tahun 1990 sebelumnya terawat dengan baik,” terang Suyono, Jumat (02/3).
Menurut Suyono sesuai catatan yang ada jumlah makam Belanda tidak kurang 105 bangunan makam. “Yang dijarah tidak hanya marmernya saja melainkan benda-benda berharga yang ada didalam makam juga hilang dengan cara digali,” tuturnya lagi.
Selain itu setiap makam Belanda ada semacam prasasti yang mengisahkan perjalanan semasa hidup dari almarhum dan biasanya ditulis diatas plat baja dengan goresan huruf.
“Karena banyaknya plat nama makam yang raib, saya tak bisa mengindentifikasi yang mana kuburan tertua di sana.
Kuburan tertua yang saya lihat saat itu, bertahun 1886 dan yang meninggal saya yakini pejabat tinggi di masa Hindia Belanda waktu itu,” jelasnya
Dengan demikian catatan sejarah yang ada di makam Belanda ini bakal terhapus jika tidak segera diselamatkan dari kehancuran dan dari tangan usil lainya.
“Pemda Ngawi seharusnya pro aktif lagi menyelamatkan situs makam yang bersejarah tersebut, misalkan saja sebagai solusinya Pemda Ngawi meminta bantuan ke Belanda dan yayasan para ahli waris untuk restorasi makam ini,” kata Yudhie, salah satu warga Kelurahan Pelem Ngawi.
Selain itu menurut beberapa warga lainya seandainya makam Belanda atau Kerkhoff dipugar kelestarianya dan dijaga keamananya bisa menjadi bagian obyek wisata serta menjadi asset Pemda Ngawi. (pr)
Jajaran Satuan Reskrim Polres Ngawi berhasil meringkus pelaku perjudian jenis remi, disalah satu rumah warga Desa Sumber Bening, Kec. Bringin-Ngawi. Para pelaku, SR (54 th), SJ (47 th), JL (56 th) dan BD (37 th) ke empatnya merupakan warga setempat kini sedang proses pemeriksaan. Dan yang mengejutkan, salah satunya adalah oknum Guru.
Dalam penggerebekan ini, petugas selain mengamankan para pelaku juga membawa barang bukti berupa kartu remi dan uang tunai 100 ribu Rupiah.
“Sangat tidak pantas bilamana seorang guru melakukan tindakan melawan hukum dengan asyik berjudi padahal mereka ini seharusnya menjadi contoh yang baik,” ungkap warga sekitar TKP yang enggan disebut namanya.
Seperti yang dijelaskan warga lainya, ulah ke empat penjudi tersebut tergolong licin didalam melakukan kegiatanya. Biasanya untuk mengelabui petugas kegiatan judi remi dilakukan dengan cara berpindah-pindah.
Sementara, Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Sukono menerangkan pihaknya tidak akan pandang bulu dalam menindak para pelanggar hukum yang dinilai menjadi bagian penyakit masyarakat.
“Para pelaku ini sudah kita intai sebelumnya mendasar laporan warga,” kata AKP Sukono.
Dengan melakukan permainan judi remi para pelaku dijerat dengan pasal 303 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara. (pr)